Kadar Matrix Metalloproteinase-9 pada Pasien Gagal Jantung Akut sebagai Salah Satu Parameter Keberhasilan Terapi pada Pasien yang Mendapat Terapi ACE Inhibitors

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh nabweb.info

Gagal jantung merupakan sindoroma klinis yang ditandai dengan gejala khas seperti sesak nafas, pembengkakan pergelangan kaki dan kelelahan. Hal ini disebabkan oleh kelainan jantung struktural dan atau fungsional yang mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tekanan intrakranial. Penurunan curah jantung pada gagal jantung akan mengaktifkan sistem neurohormonal, dimana serangkaian mekanisme kompensasi ini dapat menjadi curah jantung sementara waktu, yang berikutnya akan mengalami keterbatasan sehingga terjadi kegagalan jantung. Sistem neurohormonal menyebabkan kerusakan fungsi jantung secara progresif, termasuk terjadinya left ventricular remodeling atau cardiac remodelling.

Pemberian terapi ACE Inhibitors terhadap pasien gagal jantung meningkatkan survival 20-30% dibandingkan dengan placebo dan manfaat tersebut di dapat selama pemberian terapi. ACE inhibitors secara signifikan mencegah terjadinya cardiac remodelling dengan menurunkan tegangan mekanik miokardium melalui beberapa mekanisme. Matrix Metalloproteinase-9 (MMP-9) adalah biomarker gagal jantung dengan fibrosis miokard. Secara signifikan, MMP-9 merupakan prediktor kuat untuk kejadian gagal jantung, infark miokard dan aterosklerosis. Hal ini terkait dengan inflamasi, komplikasi mikrovaskular diabetik, dan disfungsi jantung.

ACE dan MMP-9 keduanya merupakan endopeptidase yang bergantung pada Zinc (Zn2+), sehingga keduanya menstimulasi remodelling ventrikel kiri dan keduanya akan memproses angiotensin I untuk membentuk angiotensin II. Dengan adanya penghambat ACE (ACE Inhibitors) akan berikatan dengan MMP-9 membentuk kantong hidrofobik dalam ACE inhibitors. Dimana pada ACE inhibitors memiliki gugus fenil etil yang akan mengikat kantung hidrofobik ini. Sehingga terjadi pengikatan afinitas yang berbeda pada dua inhibitor tersebut. ACE inhibitors dan MMP-9 keduanya  mengevaluasi remodelling ventrikel kiri.

Oleh karena itu MMP-9 sebagai biomarker dapat bermanfaat secara klinis untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi serta prognosis gagal jantung. Pada IRNA SMF Kardiologi dan Kedokteran Vaskular RSUD Dr.Soetomo, terapi ACE inhibitors banyak diberikan pada pasien gagal jantung, namun masih belum ada evaluasi pemberian terapi menggunakan biomarker MMP-9. Berdasarkan latar belakang tersebut maka diperlukan penelitian untuk menganalisis kadar MMP-9 pada pemberian terapi ACE inhibitors pada pasien rawat inap dengan gagal jantung. Maka dalam hal ini dibutuhkan peran farmasi klinik dalam tim gagal jantung mempengaruhi rekonsiliasi terapi, edukasi, menjamin konsistensi manajemen dalam memperbaiki kenyamanan pasien dan kepatuhan terapi serta menurunkan medication error.

Dengan adanya berbagai permasalahan tersebut, Ira Purbosari yang saat itu menjadi mahasiswa S2 program studi Magister Farmasi Klinik  mengatakan bahwa sangat diperlukan penelitian untuk menganalisis kadar MMP-9 pada pemberian terapi ACE inhibitors pada pasien rawat inap dengan gagal jantung di IRNA SMF Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler RSUD Dr.Soetomo.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ira Purbosari metodologi penelitian observasional prospektif dengan design one group pretest-posttest, dimana dapat dijadikan kerangka kerja dalam melakukan analisa perubahan kadar MMP-9 pada pasien gagal jantung akut dengan pemberian terapi ACE inhibitors yang dirawat di IRNA SMF Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler RSUD Dr.Soetomo. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga Juli 2019, dan telah mendapatkan Keterangan Kelaikan Etik dari Komite Etik penelitian Kesehatan RSUD Dr.Soetomo Surabaya. Kadar MMP-9 dalam serum diperiksa dengan ELISA, selanjutnya dilakukan uji statistik dengan uji Wilcoxon.

Pada Penelitian ini terdapat 23 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, dimana jumlah laki-laki lebih banyak daripada wanita (61% vs 39%) dengan rerata usia pasien   57.09 ± 14.42 tahun. Dimana digunakan tiga macam terapi ACE inhibitors yang diterima pasien, yaitu captopril, lisinopril dan ramipril. Jenis maupun dosis terapi ACE inhibitors yang diterima pasien, disesuaikan dengan kondisi klinis pasien. Hasil data penelitian didapatkan rentang kadar MMP-9 pre adalah 1915.26 ± 260.84, rentang kadar MMP-9 post adalah 1916.93 ± 383.12, rata-rata penurunan kadar MMP-9 adalah 15%.

Dari hasil penelitian diatas sangat bermanfaat untuk pertimbangan sebagai data pendukung yang obyektif untuk menilai keberhasilan terapi ACE inhibitors pada pasien gagal jantung serta menilai prognosis pasien gagal jantung berdasarkan perubahan kadar MMP-9 selama pemberian terapi ACE inhibitors.

Penulis: Bambang Subakti Zulkarnain

Link Jurnal: https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/jbcpp-2020-0465/html

Judul artikel:Analysis of matrix metalloproteinase-9 levels among acute heart failure patients with ACE inhibitor therapy (Dr. Soetomo Regional General Hospital, Surabaya)

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp