WDAC Ajak Anggota Memahami Basic Nutrition yang Baik untuk Anabul

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Penyampaian Materi Oleh Ryanka Edila Pada Kelas Diklat 2 WDAC. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Menjaga kesehatan anjing dan kucing dengan memberi makan makanan bergizi yang sehat menjadi komponen penting dari kepemilikan hewan peliharaan yang bertanggung jawab. Pemilik hewan peliharaan atau pet owner saat ini berusaha untuk menjaga anabulnya agar berumur panjang dan tetap sehat dengan berbagai hal, seperti memberi nutrisi sesuai kebutuhan dan pergi ke dokter hewan untuk memberikan dukungan tersebut. 

Selain itu, kualitas hidup anjing dan kucing juga dapat diukur dalam hal pengurangan insiden penyakit dan kemampuan untuk mempertahankan hidup aktif. Hal tersebut, tampaknya dapat ditingkatkan dengan nutrisi yang tepat dan suplementasi. Sebagai konsekuensinya, berbagai perbaikan dalam nutrisi hewan pendamping telah menghasilkan pengembangan beragam makanan yang memberikan nutrisi lengkap dan seimbang. 

Untuk memberikan bekal keilmuan tersebut, Divisi Wild and Domestic Animal Care (WDAC) Himpunan Mahasiswa Kedokteran Hewan (HMKH) PSDKU Unair di Banyuwangi, pada sabtu (11/09) mengadakan Kelas Diklat 2 dengan mengangkat tema “Perhatikan Nutrisi Anabulmu”.

Dalam kesempatan tersebut, Ryanka Edila selaku Vet Student Ambassador Royal Canin 2020 menyampaikan bahwa secara garis besar ada dua hal penting dalam nutrisi anabul, yaitu nutrisi untuk kebutuhan pokoknya dan nutrisi untuk kesehatan.

“Jika diurai lagi, kebutuhan nutrisi tersebut dapat berupa kebutuhan metabolisme energi, nutrisi untuk pertumbuhan dan perawatan tubuh, nutrisi untuk pencegahan penyakit dan nutrisi perawatan khusus,” jelas Ryanka.

Lebih lanjut, mahasiswa berprestasi FKH Unair tahun 2020 itu menuturkan bahwa ada enam komponen nutrisi yang harus ada pada pakan anabul. Enam komponen tersebut adalah karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan air.

“Protein menjadi salah satu komponen yang seringkali menjadi pusat perhatian, baik oleh pet owner maupun dokter hewan. Protein sendiri dapat berupa asam amino esensial dan non esensial,” jelas Ryanka.

Salah satu pembeda, tandasnya, antara anjing dan kucing yaitu kucing tidak dapat memproduksi asam amino esensial yang bernama taurine.

“Jika kita berbicara tentang pemberian pakan atau nutrisi untuk anabul, ada hal dasar yang perlu kita pahami, yaitu panca indera. Perbedaan manusia dan anabul terletak pada indera pengecap dan penciuman,” ungkapnya.

Manusia, sambungnya, memiliki 9000 sensor pengecap, jauh lebih banyak dibandingkan anjing dan kucing yaitu 500 dan 1700 sensor. Oleh karenanya, anjing dan kucing tidak begitu dapat merasakan perbedaan rasa pada pakannya.

Pada indera penciuman, sambung Ryanka, anjing dan kucing justru memiliki lebih banyak yaitu 70-200 juta sel olfaktori dan 60-65 juta sel olfaktori. Manusia, tandasnya, hanya memiliki 5-20 juta sel olfaktori. Karena itu, indera penciuman anjing dan kucing memiliki ketajaman yang sangat kuat.

Ryanka menjelaskan, pemilihan pet food, seperti dry food, wet food atau mix feeding haruslah memperhatikan kondisi anabul. Komponen penting pada kemasan seperti nama, alamat dan kontak perusahaan harus jelas. Selanjutnya harus ada pernyataan keseimbangan nutrisi, acuan standar, analisis kandungan secara detail dan peruntukan penggunaannya (fase anak atau induk).

Home made food sah-sah saja, selama kandungan nutrisinya seimbng dan dan tidak mengandung bahan beracun,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp