Tim FKH UNAIR Terjun Langsung Tangani Paus Kepala Melon yang Terdampar di Tulungagung

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Tim FKH UNAIR dan Pihak Terkait saat terjun ke lokasi yaitu di di Pantai Sidem, Desa Kalibatur, Kecamatan Besuki, Tulungagung, Jawa Timur. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga melalui tim patologi forensik, terjun meneliti paus kepala melon (Peponocephala electra) yang terdampar di Pantai Sidem, Desa Kalibatur, Kecamatan Besuki, Tulungagung, Jawa Timur.

Saat diwawancarai oleh tim UNAIR NEWS (8/9), drh. Bilqisthi Ari Putra, M.Si., selaku Staf Patologi FKH UNAIR menyampaikan dua dari tiga ekor paus kepala melon itu berhasil didorong kembali ke perairan dalam oleh penjaga pantai, warga sekitar dan wisatawan. Sementara satu lainnya, karena kondisi yang lemah, hingga pada akhirnya paus tersebut mati.

“Hasil pemeriksaan awal, satu ekor paus kepala melon yang mati adalah berjenis kelamin betina dengan perkiraan usia muda hingga dewasa kelamin atau produktif” ujar dokter Bilqist.

Lebih lanjut, dokter Bilqist menjelaskan bahwa pada hasil pemeriksaan tidak ada tanda-tanda kekerasan yang terlihat pada tubuh paus kepala melon yang mati tersebut.  “Tidak ada jerat, besi ataupun senar pada tubuh paus kepala melon tersebut,” imbuh dokter Bilqist.

Selain itu, tambahnya, dugaan akibat keracunan seperti biota laut, ganggang dan racun lainnya juga tidak ditemukan saat dilakukan nekropsi di lokasi kejadian.

“Saya bersama beberapa orang mahasiswa FKH UNAIR yang sedang menempuh koasistensi sudah mengoleksi beberapa organ seperti otak, paru-paru, sensor melon, jantung, lambung dan usus untuk dijadikan preparat histopatologi. Sehingga diharapkan dapat meneguhkan hasil pemeriksaan penyebab kematian paus kepala melon ini,” jelas dokter Bilqist.

Hasil pemeriksaan histopatologi, tandasnya, dapat disampaikan 7-14 hari mendatang. Sementara itu, lanjutnya, setelah dilakukan nekropsi, sesuai prosedur pemusnahan satwa liar, bangkai paus dikubur untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dokter Bilqist juga menyebut kondisi perairan di Pantai Sidem yang merupakan wilayah teluk, mengakibatkan telah terjadinya beberapa kali kejadian mamalia laut terdampar.

“Selain itu, besar harapannya agar dimasa yang akan datang, kolaborasi multisektoral khususnya dalam penelitian mamalia laut dapat dilakukan lebih banyak lagi. Sehingga database sebagai rujukan mudah dicari,” ujarnya.

Sebagai informasi, paus kepala melon atau Peponocephala electra dapat ditemukan di perairan laut yang hangat, dalam, tropis, dan subtropis antara 40⁰ Lintang Utara dan 30⁰ Lintang Selatan, dengan sebagian besar hewan terkonsentrasi antara 20⁰ Lintang Utara dan 20⁰ Lintang Selatan. Distribusi populasi paus kepala melon yang jarang dilaporkan menunjukkan bahwa mereka ditemukan terutama di perairan khatulistiwa dan subtropis dari landas kontinen ke arah laut. Paus kepala melon tampaknya ditemukan di perairan yang lebih dalam.

Penulis : Muhammad Suryadiningrat

Editor : Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp