Psikologi UNAIR Ajak Masyarakat Merawat Empati Kepada Keluarga Tanpa Anak

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Suasana Zoom Meeting webinar Merawat Empati Pada Keluarga yang Tidak Memiliki Anak. (Sumber: SS Zoom Meeting)

UNAIR NEWS – Belakangan, istilah dan fenomena childfree tengah hangat diperbincangkan di dunia maya.  Childfree sendiri merujuk pada keputusan untuk tidak memiliki anak, baik anak kandung, anak angkat, maupun anak tiri.

Merespon problematika dan berbagai pertanyaan yang berkembang, Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Airlangga (UNAIR) hadir untuk mengajak masyarakat memahami konsepsi childfree melalui webinar. Digelar Minggu (5/9/2021), webinar tersebut bertajuk Merawat Empati Pada Keluarga yang Tidak Memiliki Anak.

Dalam kesempatan tersebut, penulis buku ‘Menjadi Perempuan Lajang Bukan Masalah’ serta mahasiswa Kajian Gender & Anak, Universitas Indonesia Wanda Roxanne Ratu Priscilla hadir untuk membagikan pandangannya.

Menurut Wanda, childfree bukanlah hal baru. Istilah dan praktik childfree telah ada sejak abad ke-19 untuk mengendalikan laju kelahiran. “Kini childfree semakin meningkat karena kemudahan akses alat kontrasepsi dan aborsi, kesempatan melanjutkan pendidikan, partisipasi dalam pekerjaan di wilayah publik, serta perubahan sikap pengasuhan,” jelas lulusan FPsi UNAIR tersebut.

Alasan pasangan, terutama istri untuk menjadi childfree umumnya muncul karena lima faktor utama, yakni alasan pribadi menyangkut ranah batin dan emosi, psikologis dan medis, ekonomi, filosofis terkait prinsip hidup, serta lingkungan hidup.

“Makanya harus dipahami kalau childfree itu sebagai keputusan dan pilihan hidup yang harus dihormati sebagai bentuk hak kesehatan seksual dan reproduksi. Hal sama juga berlaku pada motherhood yang harusnya dipandang sebagai pilihan, bukan kewajiban maupun kodrat,” tutup Wanda.

Sementara itu, dosen Psikologi UNAIR Valina Khiarin Nisa, S.Psi., M.Sc. membagikan materi bertajuk Dinamika Psikologis Pasangan dengan Involuntary Childless. Involuntary childless sendiri merujuk pada keluarga yang tidak atau belum memiliki keturunan secara tidak sukarela.

Valina memaparkan bagaimana beberapa riset menunjukkan keluarga yang bahagia erat hubungannya dengan masalah keturunan, namun bukan berarti mereka tidak dapat bahagia dengan caranya sendiri. Oleh karena itu, terdapat tiga hal yang harus individu perhatikan untuk mempertahankan kesehatan psikologis rumah tangga tanpa adanya anak, yakni membangun resiliensi, regulasi emosi, dan self-care.  

“Pasangan di sisi lain harus memberikan dukungan psikologis, berusaha hadir dan mendengarkan, open-minded, mengajak berpikir secara holistik, membantu mencarikan support group, lalu meningkatkan aktivitas bersama, termasuk aktivitas spiritual, yakin dengan takdir terbaik Tuhan,” jelas lulusan S2 University of Groningen Belanda tersebut.

Melalui materi tersebut, diharapkan nantinya para peserta webinar mampu memahami keputusan childfree dan mendapatkan perspektif yang lebih valid dan terbuka. Peserta juga dapat merawat empati terhadap keluarga yang belum memiliki anak karena kondisi khusus. Digelar oleh Kelompok Kajian Gender dan Anak,webinar itu sendiri menarik antusiasme peserta dari berbagai kalangan dan menjadi bentuk pengabdian masyakat dari FPsi UNAIR. (*)

Penulis: Intang Arifia

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp