Modifikasi Sistem Skoring Rontgen Dada dalam Evaluasi Keparahan Pasien COVID-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Indian Express

COVID-19 muncul di Wuhan, Cina pada akhir 19 Desember dengan gejala yang paling umum berupa demam, batuk, dan mialgia.1 Penyakit ini bermanifestasi dalam berbagai derajat dari ringan hingga berat dan dapat berkembang menjadi sindrom gangguan pernapasan akut (acute respiratory distress syndrome/ARDS).2 Dalam kasus saat ini, tingkat kematian COVID-19 bervariasi antar negara, meskipun jumlah pasti angka kematian masih belum diketahui, karena jumlah kasus tanpa gejala.3 Hanya dalam beberapa bulan, patogen telah menyebar ke seluruh dunia dan berkontribusi pada 3-5% kematian.4 Hingga akhir Maret 2020, Case Fatality Rate (CFR) COVID-19 di Indonesia adalah 8,9%. Ini lebih tinggi dari rata-rata CFR di seluruh dunia.5 Pemeriksaan radiologi dilaporkan memainkan peran penting dalam diagnosis COVID-19. Tinjauan sistematis dari rangkaian kasus dengan total 919 pasien di China dan Korea menunjukkan bahwa rontgen dada (CXR) mungkin tidak dapat diandalkan untuk mendiagnosis COVID-19 pada tahap awal. Hanya dalam tahap menengah dan parahnya ketika fitur paru-paru COVID-19 terlihat pada CXR. British Society of Thoracic Imaging (BSTI) menyarankan radiografi dada untuk semua pasien yang sakit parah (saturasi oksigen <94%, National Early Warning Score (NEWS) >3) dan jika “diperlukan secara klinis”.6 Di sisi lain, tomografi terkomputasi dada (CT) dapat memberikan identifikasi yang lebih akurat dari penyakit paru-paru parah pada COVID-19 dengan sensitivitas 83,3% dan spesifisitas 94%.7 Meskipun CT dada lebih sensitif dan spesifik daripada CXR, menafsirkan CXR selalu praktik rutin bagi dokter untuk menyingkirkan penyebab lain dari penyakit pernapasan.8 Kurangnya CT-scan dan ahli radiologi, terutama di negara berkembang seperti Indonesia, menjadikan CXR sebagai pengganti yang bagus untuk mendiagnosis dan menentukan tingkat keparahan dan perkembangan penyakit. kelainan paru-paru pada pasien COVID-19.

Metode dan Hasil

Ini adalah studi retrospektif pasien dengan RT-PCR-konfirmasi COVID-19 di Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan Deklarasi Helsinki. Penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etik Penelitian Medis Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya. Semua peserta termasuk telah memberikan persetujuan tertulis mereka untuk berpartisipasi dalam penelitian ini selama masuk. Dalam kasus penurunan kesadaran dan penyakit parah, persetujuan tertulis diwakili oleh keluarga terdekat. Kami memasukkan 225 pasien yang datang ke ruang gawat darurat dan klinik rawat jalan dari Mei – Juni 2020. Pasien dengan gejala dan yang memiliki COVID-19 terkonfirmasi RT-PCR dan kelainan CXR positif dimasukkan.

Dalam penelitian ini, kami menganalisis CXR awal saat pasien pertama kali masuk. CXR dianalisis oleh 2 ahli radiologi dengan pengalaman lebih dari 10 tahun. Radiografi dada diperoleh mengikuti protokol biasa dan dilakukan dengan proyeksi posteroanterior atau anteroposterior. Radiografi kemudian ditafsirkan sebagai normal atau abnormal. Abnormalitas tersebut dideskripsikan berdasarkan distribusi (dominan zona atas, dominan zona tengah, atau dominan zona bawah), sisi (paru kanan atau kiri), dan dominasi perifer atau perihilar. Fitur lain, seperti efusi pleura dan nodul, juga akan disebutkan. Tingkat keparahan berdasarkan pencitraan dihitung menggunakan Brixia, RALE, dan sistem penilaian Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo.

Sistem penilaian Brixia membagi paru-paru menjadi enam wilayah. Ada 2 garis yang membagi paru-paru menjadi enam wilayah; garis pertama ditarik setinggi dinding inferior arkus aorta dan garis kedua setinggi vena pulmonalis inferior kanan. Ahli radiologi menilai setiap wilayah dari 0 hingga 3 berdasarkan tingkat keparahan lesi. Skor 0 untuk tidak ada kelainan paru, 1 untuk infiltrat interstisial, 2 untuk infiltrat interstisial dan alveolar (dominan interstisial), dan 3 untuk infiltrat interstisial dan alveolar (dominan alveolar). Skor berkisar dari 0 sampai 18. Temuan lain, seperti efusi pleura dan pembesaran pembuluh paru, tidak termasuk dalam sistem penilaian Brixia.10 Sistem penilaian RALE membagi paru-paru menjadi 2 wilayah, paru-paru kiri dan kanan. Setiap paru-paru dinilai dari 0 sampai 4 masing-masing; skor 0 untuk tidak terlibat, 1 untuk keterlibatan kurang dari 25%, 2 untuk keterlibatan 25%-50%, 3 untuk keterlibatan 50-75%, dan skor 4 untuk keterlibatan lebih dari 75%.

Skor maksimum untuk skor RALE adalah 8,14. Sistem Skoring Sinar-X Dada yang Dimodifikasi menghitung skor atau keparahan dari proyeksi posteroanterior dan anterior CXR dengan membagi paru-paru menjadi 6 wilayah. Dua garis membagi paru-paru secara horizontal, sehingga setiap paru-paru menjadi memiliki 3 wilayah, seperti yang ditunjukkan pada. Setiap wilayah dinilai 0 sampai 2 berdasarkan lesi; skor 0 jika tidak ada keterlibatan, 1 jika infiltrat atau konsolidasi kurang dari 50%, dan 2 jika infiltrat atau konsolidasi lebih dari 50%. Skor maksimum untuk sistem penilaian rontgen dada yang dimodifikasi adalah 12. Skor akhir kemudian diklasifikasikan lebih lanjut menjadi ringan (skor 1-4), sedang (skor 5-8) dan parah (skor 9-12).  

Sistem Skoring Rontgen Dada yang Dimodifikasi RSUD Dr. Soetomo membantu tenaga medis dalam mendiagnosis pneumonia COVID-19 melalui metode yang sederhana dan cepat. Studi lebih lanjut mengenai kemanjurannya pada skala yang lebih besar dan kemungkinan kasus yang lebih heterogen dan harus dilakukan dengan harapan penerapannya di beberapa pusat kesehatan dengan perangkat sinar-X dan tanpa CT scan. Selain itu, studi tentang korelasi penilaian dan hasil perawatan dengan radiografi serial akan menambah nilai besar untuk memprediksi kondisi pasien, memantau perkembangan, stadium COVID-19 selanjutnya, dan manajemen penyakit yang lebih baik.

Penulis: Dr. Rosy Setiawati, dr., Sp.Rad(K)

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.dovepress.com/modified-chest-x-ray-scoring-system-in-evaluating-severity-of-covid-19-peer-reviewed-fulltext-article-IJGM

Setiawati R, Widyoningroem A, Handarini T, Hayati F, Basja AT, Putri ARDS, Jaya MG, Andriani J, Tanadi MR, Kamal IH. Modified Chest X-Ray Scoring System in Evaluating Severity of COVID-19 Patient in Dr. Soetomo General Hospital Surabaya, Indonesia. Int J Gen Med. 2021;14:2407-2412 https://doi.org/10.2147/IJGM.S310577

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp