Efektifitas Citicoline dalam Terapi Refractive Amblyopia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Pinterest

Amblyopia adalah kondisi penurunan ketajaman penglihatan yang tidak dapat dikaitkan dengan kelainan struktural mata atau sistem penglihatan dan menyebabkan kehilangan penglihatan  akibat kurangnya stimulasi penglihatan pada usia dini. Amblyopia merupakan salah satu penyebab penurunan penglihatan pada anak. Adanya amblyopia dapat menurunkan kemampuan fungsi penglihatan pada anak dan jika tidak ditangani dengan baik akan bertahan hingga dewasa. Penatalaksanaan amblyopia meliputi beberapa tahap yaitu eliminasi obstruksi visual axis seperti ekstraksi katarak, operasi ptosis kelopak mata dan koreksi kelainan refraksi.

Citicoline (cytidine-5-diphosphocholine) adalah perantara fosfatidilkolin, fosfolipid dalam membran sel. Citicoline digunakan sebagai pengobatan penunjang pada penyakit traumatik, iskemik, dan degeneratif, untuk gangguan saraf dan mata. Pada mata amblyopia, citicoline bekerja memperbaiki jalur visual post retina dan retina dengan cara menstimulasi sistem dopaminergik, sehingga meningkatkan ketajaman visual. Citicoline telah digunakan sebagai terapi adjuvant umum pada amblyopia refraktif selama beberapa waktu oleh beberapa dokter mata dalam praktik sehari-hari mereka, namun analisis efektivitasnya pada pasien anak belum permah dilakukan di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas terapi citicoline pada kondisi amblyopia refraktif pada pasien anak.

Tingkat keparahan amblyopia, durasi terapi citicoline, dan ketajaman visual terkoreksi terbaik (Best Corrected Visual Acuity/BCVA) dicatat pada setiap kunjungan ke dokter mata. BCVA diukur dengan Snellen Chart Projector dan Kay Pictures Cards. Snellen Chart Projector digunakan untuk anak-anak yang dapat membaca huruf dan angka sedangkan Kay Pictures Cards untuk anak-anak yang tidak bisa membaca. Tingkat keparahan amblyopia diklasifikasikan menurut Klasifikasi William sebagai berikut: Amblyopia ringan adalah ketajaman visual dalam kisaran 6/9 hingga 6/12; amblyopia sedang, yaitu ketajaman visual dalam kisaran 6/12 hingga 6/36. Amblyopia parah adalah ketajaman visual kurang dari 6/36. Perbaikan visual penelitian ini setelah terapi citicoline didefinisikan sebagai: peningkatan ketajaman visual relatif yaitu jika pengukuran ketajaman visual mendekati ketajaman visual normal 6/6); dan peningkatan ketajaman penglihatan fungsional yaitu jika terjadi perubahan ketajaman penglihatan sebanyak dua sampai tiga garis pada grafik Snellen (0.2 unit Log MAR).

Sebanyak 17 pasien (34 mata) dilibatkan dalam penelitian ini. Data demografi meliputi jenis kelamin dan usia. Pasien laki-laki dan perempuan hampir sama jumlahnya dimana sebagian besar pasien berusia lima tahun (41,2%) dan berusia enam tahun. Tingkat keparahan amblyopia bervariasi antara pasien, dimana 21 mata mengalami amblyopia ringan (61,76%), tujuh mata mengalami amblyopia sedang (20,59%), dan dua mata mengalami amblyopia berat (5,88%). Selain itu durasi terapi citikolin juga bervariasi yaitu 18 mata diberikan 3 bulan (52,94%), dua mata diberikan 4 bulan (5,88%), 12 mata diberikan 6 bulan (35,29%), dan dua mata diberikan 8 bulan terapi citicoline (5,88%). Durasi terapi citicoline yang bervariasi didasarkan pada waktu kontrol pasien ke dokter mata. Pada amblyopia ringan dan sedang, terapi citicholne secara signifikan meningkatkan ketajaman visual (p<0,001) sedangkan hasil serupa tidak ditemukan pada kelompok amblyopia berat (p = 0,102). Berdasarkan data rekam medis, empat kelompok diklasifikasikan menurut lama pemberian citicoline. Ini bervariasi dari 3, 4, 6, atau 8 bulan. Sebagian besar pasien menerima citicoline selama tiga bulan (sembilan pasien; 52, 94%). Durasi pemberian citicoline bervariasi tergantung pada kondisi mata pasien.

Secara keseluruhan terdapat peningkatan tajam penglihatan secara klinis pada semua kelompok pada akhir terapi walaupun tidak semua kelompok menunjukkan perbaikan yang bermakna secara statistik (kelompok amblyopia berat). Hasil visus pada kelompok 3 dan 6 bulan pemberian obat menunjukkan peningkatan yang signifikan pada bulan ke-3 pengamatan. Penelitian ini telah menunjukkan bahwa terapi citicoline menghasilkan peningkatan yang signifikan secara klinis dan statistik dalam ketajaman visual berdasarkan tingkat keparahan amblyopia refraktif dan durasi terapi citicoline.

Penulis: Rozalina Loebis

Link Jurnal: https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/jbcpp-2020-0480/html

Title

Effectiveness of citicoline in pediatric patients with refractive amblyopia in Surabaya, East Java, Indonesia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp