Pengmas Sesi Empat FIB – INOVASI, Ajak Pendidik Ciptakan Kelas Positif

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilham Nur Alfian, M.Psi., Psikolog., selaku koordinator fasilitator saat memberikan sambutan pembuka. (Foto: Nuri Hermawan)

UNAIR NEWS – Sesi atau unit keempat dari Program kerja sama antara  Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga bersama Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia Kemitraan Australia Indonesia (INOVASI) dan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Sidoarjo – Lamongan, kembali dilaksanakan. Kali ini, program yang bertujuan untuk penguatan karakter siswa tersebut, kembali dilangsungkan di Aula LP Ma’arif Sidoarjo pada Sabtu (4/9).

Pada sambutan pembuka acara, Ilham Nur Alfian, M.Psi., Psikolog., selaku koordinator fasilitator mengatakan bahwa pada sesi sebelumnya, kegiatan difokuskan pada penguatan sistem kepada para pemangku kebijakan di madrasah. Untuk sesi keempat, sambungnya, program akan difokuskan kepada  tenaga pendidik atau guru sebagai garda terdepan yang berada dalam kelas. 

“Dalam sesi ini akan dikuatkan pada pengembangan kelas positif. Untuk itu kegiatan ini melibatkan bapak ibu guru sebagai ujung tombak manajemen kelas,” ujarnya. 

Kelas positif , jelas Ilham adalah terciptanya karakter dan keterampilan pada siswa. Keterampilan dan karakter dalam hal ini, lanjutnya, tentu yang sesuai dengan tantangan dan kebutuhan di abad 21 ini. 

“Kelas positif indikasinya adalah para peserta didik memiliki keterampilan di abad dua satu ini. Mengingat tantangan masa depan ini semakin berat. Untuk itu keterampilan seperti apa yang dibutuhkan inilah yang akan kita ingin ciptakan sebagai fasilitator,” paparnya.

Sementara itu, Avia Nur Dhaya’a S.Pd., selaku guru dan juga Kepala MI Nurul Ummah Celep mengatakan bahwa kelas positif akan terwujud jika ada sebuah  Ide baru, gagasan baru dari para pengajar. Tidak hanya itu, ia juga menjelaskan bahwa menciptakan suasana yang positif dengan menciptakan suasana senang dan nyaman di antara siswa juga menjadi salah satu cara mewujudkan kelas positif. 

“Misalnya dengan pendekatan antara guru dan siswa bisa sebagai teman dengan komunikasi yang tepat,” ungkapnya.

Pendapat lain datang dari  Subiani Vivin Nofariah. S.Pd.I., seorang guru dan juga kepala MI Darul Ulum Sarirogo. Menurutnya kelas positif harus diciptakan dengan membuat siswa senang dengan belajar. Baik senang belajar dengan teman dan guru serta pelajarannya. 

“Selanjutnya kelas positif juga bisa diwujudkan dengan melibatkan siswa untuk aktif dalam belajar. Karena dengan siswa aktif maka pelajaran akan terasa nyaman,” pungkasnya.

Sebagai informasi tambahan, kegiatan ini merupakan upaya FIB UNAIR dalam mendukung program SDGs, utamanya poin Quality Education dan Partnerships for Goals. Mengingat kegiatan yang dilakukan dengan mitra dari luar negeri tersebut berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Penulis: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp