Darurat Soft Skill, UNAIR Ikut Turun Tangan Dukung Program Pembentukan Karakter Pelajar MI di Paciran

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
DISKUSI Program Pembentukan Karakter Abad-21 yang dilakukan oleh para guru dan kepala sekolah dalam kegiatan pengmas di MI Mambaul Ma’arif pada Sabtu (4/9/2021). (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Beberapa tahun terakhir, program pembentukan karakter dengan mengasah soft skill para pelajar gencar dilakukan di sekolah-sekolah. Namun nyatanya, Indonesia masih darurat soft skill

Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari, S.S., M.A., melalui program pengabdian masyarakat sempat melakukan survei ke sejumlah sekolah di Kabupaten Lamongan beberapa waktu lalu. Menurutnya, kegiatan pembentukan karakter telah dikembangkan, namun tidak tersistem. 

“Sudah ada, tapi belum tersistem. Jadi masih sporadis, kalau sporadis sekarang ada besok belum tentu ada,” tuturnya.

Senada dengan Ikhsan, Perwakilan Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama Jawa Timur Khoirul Badri, S.Pd. berpendapat bahwa kegiatan pengembangan karakter siswa saat ini menjadi urgensi darurat. Sebab tak lama lagi Indonesia akan segera memasuki era bonus demografi. Jika tidak ada kesiapan, bonus demografi bisa menjadi beban.

“Para pelajar yang saat ini SMP, pada 2035 hingga 2040 nanti akan menjadi tenaga kerja profesional. Kalau ternyata mereka tidak bisa survive karena minim pengetahuan Abad 21, seperti literasi digital; literasi membaca; literasi informasi; dan lain sebagainya, maka dikhawatirkan mereka tidak bisa bertahan karena kekurangan skill,” kata Guru Pendidikan Kewarganegaraan itu. 

Skill atau keterampilan yang dimaksud Badri tidak hanya kemampuan kognitif, tetapi juga kemampuan non-kognitif sikap; perilaku; kritis; kreatif; inovatif; dan toleransi.

Hal itulah yang mendasari Universitas Airlangga dan INOVASI bersama LP Ma’arif NU Jawa Timur menginisiasi kegiatan Pengabdian Masyarakat bertema Penguatan Karakter dan Keterampilan Adab XXI pada Sabtu (4/9/2021). Melalui program itu, karakter yang akan dikembangkan di kelas digali untuk selanjutnya diimplementasikan. 

Sebanyak enam sekolah yang ada di Paciran telah mau dan mampu menjalankan program pembentukan karakter yang mulai dirancang sejak Juni 2021 lalu. Setidaknya akan ada lima pertemuan yang melibatkan kepala sekolah, guru, komite, hingga ketua yayasan madrasah. Semua pihak dilibatkan untuk menempuh diskusi panjang hingga implementasi program terlaksana. 

“Tidak semua program itu kan dalam bentuk uang atau fisik bangunan, tapi juga dalam bentuk penguatan karakter. Ini adalah salah satu hal yang baik yang kita harap tidak berhenti hanya di sekolah yang menjadi program sasaran UNAIR, tapi menjadi role model bagi sekolah-sekolah yang lain yang ingin mengembangkan,” harapnya. (*)

Penulis: Erika Eight Novanty

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp