Potensi Ekstrak Belimbing Wuluh dalam Menurunkan Tekanan Darah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh nationalgeographic.grid.id

Tekanan darah tinggi atau biasa disebut hipertensi merupakan faktor terbesar dalam proses terjadinya penyakit kardiovaskuler seperti jantung koroner, stroke dan  gagal  jantung yang banyak ditemukan di masyarakat. Pada umumnya penderita hipertensi tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum pemeriksaan klinis tekanan darah. Hipertensi dikenal sebagai the silent disease dan dikelompokkan dalam heterogeneous group of disease karena dapat dialami oleh semua kelompok umur dan kelompok sosial ekonomi masyarakat. Sebagai salah satu faktor risiko yang penting pada sistem kardiovaskuler, hipertensi diketahui mempunyai hubungan dengan terjadinya stres oksidatif dalam pembuluh darah. Kajian terhadap hewan coba pada umumnya mendukung hipotesis bahwa tekanan darah meningkat terkait dengan peningkatan stres oksidatif sel. Peningkatan stres oksidatif dapat merusak endotelium dan meningkatkan aktivitas kontraktil vaskular, yang akhirnya menimbulkan hipertensi.

Pengobatan dengan senyawa antioksidan telah banyak dikaji untuk menurunkan stres oksidatif dan tekanan darah. Salah satu upaya tersebut adalah dengan memanfaatkan baik daun, akar dan buah tanaman obat untuk menurunkan tekanan darah. Selain itu, penelitian bahan alam yang mengandung senyawa aktif antioksidan dipandang lebih menguntungkan jika dibandingkan menggunakan bahan sintetik untuk pengobatan, yaitu relatif tidak mempunyai efek toksik dan tidak menimbulkan alergi.

Salah satu bahan alam yang berpotensi sebagai penurun stress oksidatif dan tekanan darah adalah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi). Tanaman ini mulai dari daun, batang dan buahnya telah diteliti mempunyai kemampuan untuk pengobatan berbagai macam penyakit. Buah belimbing wuluh telah diketahui mempunyai kandungan antioksidan yaitu alpha-tocopherol. Zat aktif lainnya yang terdapat dalam buah belimbing wuluh yang berpotensi sebagai antioksidan diantaranya flavonoid, asam amino, protein, purin, alkaloid, terpene, fenol.

Hasil penelitian Solfaine, et al (2021) menemukan kandungan senyawa aktif dalam ekstrak belimbing wuluh secara kualitatif terdiri atas senyawa alkaloid, fenolik, flavonoid, saponin, tannin dan terpen. Senyawa flavonoid dapat menurunkan tekanan darah dan disfungsi endothelial pada hewan coba yang diinduksi hipertensi, yaitu dengan cara menfagosit nitric oxide (NO) agar tidak bereaksi dengan radikal bebas. Cara kerja senyawa antioksidan dari belimbing wuluh dapat pula berperan dalam memakan radikal bebas dan memberi kesempatan enzim dalam darah menstimulasi sintesa NO.

Penelitian pra klinik dilakukan pada hewan coba tikus yang diinduksi dengan ethanol 30%, volume 2 ml per ekor/hari selama 15 hari menyebabkan tikus mengalami peningkatan tekanan darah (hipertensi). Induksi ethanol 30% selama 15 hari berturut-turut diduga menimbulkan stres oksidatif pada sistem pembuluh darah dengan pembentukan radikal bebas (Reactive Oxygen Species) yang menghambat pembentukan enzim Nitric Oxide Synthases (eNOS) dan inaktivasi NO. Induksi ethanol juga dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, sintesis protein membran/matrik ekstraseluler dan pembentukan fibrosis pada hipertensi portal hewan tikus. Induksi dengan pemberian ethanol pada hewan coba akan menimbulkan radikal bebas dalam darah yang sekaligus mempengaruhi sistem kardiovaskuler baik komposisi seluler darah maupun tekanan darah hewan coba.

Penelitian pada kelompok perlakuan, diberi ektrak belimbing wuluh dengan dosis 40 g/kg BB selama 2 minggu. Selanjutnya setelah 2 minggu perlakuan, didapatkan hasil penurunan tekanan darah sistolik ke kondisi normal dan peningkatan konsentrasi nitric oxide (NO). Peningkatan konsentrasi NO dan penurunan tekanan darah pada kelompok perlakuan menunjukkan keterkaitan antara ketersediaan NO dan penanda aktivitas vasodilasi pembuluh darah. Tingkat konsentrasi NO yang tinggi dapat diindikasikan adanya sintesis NO yang meningkat dalam darah dan adanya aktivitas molekul NO bebas tanpa berikatan dengan ROS.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan NO dan sekaligus penurunan tekanan darah pada kelompok perlakuan ekstrak belimbing wuluh, memperlihatkan kaitan langsung antara tekanan darah dan konsentrasi NO dalam darah. Sintesis NO yang meningkat terindikasi dari konsentrasi tinggi NO pasca perlakuan belum dapat dikaitkan secara langsung dengan pemberian ekstrak belimbing wuluh. Namun apabila melihat penurunan tekanan darah yang nyata pada kelompok perlakuan, dapat diduga tekanan darah yang menurun pada kelompok perlakuan diikuti peningkatan NO merupakan aktivitas ekstrak belimbing wuluh pada tikus yang diinduksi hipertensi dengan ethanol. Konsentrasi NO yang tinggi dalam darah sangat berpengaruh positif dalam sistem kardiovaskuler, yaitu ketersediaan NO dalam darah akan menstimulasi kerja otot dinding pembuluh darah untuk bervasodilatasi, menghambat pelekatan sel-sel radang leukosit dan menghambat pembetukan trombosis pada dinding pembuluh darah.

Penulis: Lailatul Muniroh

Link Jurnal: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8276709/

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp