Decota FKH UNAIR Bahas Campylobacter

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Taradon Luangtongkum, DVM., Ph.D saat mengisi Decota Guest Lecture FKH UNAIR. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Divisi Mikrobiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR pada akhir pekan lalu kembali mengadakan Decota Guest Lecture. Kali ini, topik bahasan yang diangkat adalah “Campylobacter and its Relation to Poultry Production”. Adapun pembicara yang dihadirkan adalah Taradon Luangtongkum, DVM., Ph.D dari Department of Veterinary Public Health Faculty of Veterinary Science, Chulalongkorn University Thailand.

Di awal pemaparan materi, dokter Taradon menyampaikan bahwa Campylobacteriosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri yang dapat menyebabkan penyakit gastroenteritis pada manusia. Spesies Campylobacter umumnya hidup pada saluran pencernaan hewan berdarah panas seperti unggas, sapi, babi, domba dan burung unta, serta hewan peliharaan termasuk kucing dan anjing. Bakteri ini juga dapat ditemukan dalam kerang. 

“Bakteri Campylobacter berbentuk batang menyerupai spiral seperti huruf “S” atau melengkung seperti “koma”. Terdapat 17 spesies dan 6 subspecies pada genus Campylobacte dan yang paling sering dilaporkan menyebabkan penyakit manusia adalah C. jejuni (subspecies jejuni) dan C. coli,” ujar dokter Taradon.

Spesies lain, lanjutnya, seperti C. lari dan C. upsaliensis juga telah berhasil diisolasi dari pasien penderita diare meskipun jarang dilaporkan. Transmisi penyakit melalui makanan yang terkontaminasi (food-borne zoonosis). Spesies yang patogen terhadap manusia, 90 persen disebabkan oleh C. jejuni dan sisanya C. coli

“Unggas merupakan reservoir utama dari bakteri, dan kejadian campylobacteriosis pada manusia terutama diakibatkan oleh mengkonsumsi atau menangani daging unggas. Pada hewan, Campylobacter jarang menyebabkan penyakit. Mayoritas orang yang terinfeksi oleh Campylobacter dapat pulih tetapi sebagian dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih parah serta dalam kurun waktu panjang.” Papar dokter Taradon.

Lebih lanjut, anak-anak berusia di bawah lima tahun dan manusia lanjut usia (manula) berisiko tinggi karena mereka memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah. Kejadian Campylobacteriosis di negara maju cukup tinggi.

WHO, sambungnya, pada tahun 2018 melaporkan setiap tahun hampir 1 dari 10 orang yang terinfeksi menderita sakit. Peneliti telah melaporkan, peluang sakit bagi manusia yang mengkonsumsi daging ayam yang dipanggang berkisar antara 9 dari 1.000 manusia. Di negara berkembang, infeksi Campylobacter pada anak-anak di bawah usia 2 tahun sangat sering terjadi bahkan kadang-kadang menyebabkan kematian.

“Manusia dapat terinfeksi oleh Campylobacter melalui beberapa cara. Studi epidemiologis telah menunjukkan hubungannya dengan adanya paparan makanan yang terkontaminasi. Penanganan dan mengkonsumsi daging unggas mentah atau setengah matang secara konsisten telah terbukti menjadi faktor risiko penting. Namun demikian kemungkinan infeksi juga dapat melalui air yang terkontaminasi oleh kotoran hewan liar yang terinfeksi, karena Campylobacter dapat bertahan hidup di air,” pungkasnya.

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp