Medi Tea Berpotensi Membantu Tingkat Imunitas Penderita Covid-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Republika

UNAIR NEWS – Prioritas utama dalam masa pandemi Covid-19 saat ini adalah bagaimana kita menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh. Berangkat dari permasalahan tersebut, Fakultas Farmasi UNAIR mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat pada Sabtu, 28 Agustus 2021 berupa webinar yang berjudul “Pemanfaatan Bahan Kimia Alam Dalam Pemeliharaan Kesehatan Menghadapi Pandemi Covid-19” 

Dalam webinar tersebut, Prof. Dr. Apt. Djoko Agus Purwanto, M.Si. menjelaskan mengenai teh yang dapat membantu penyembuhan Covid-19.  

“Banyak penelitian tentang teh yang sudah dipublikasikan di jurnal-jurnal ilmiah, baik yang baru maupun yang lama. Berdasarkan jurnal-jurnal baru teh dikatakan bisa meningkatkan innate immunity pada penderita Covid-19,” ujar Prof. Djoko.

Teh berpotensi membantu penyembuhan Covid-19 karena kandungan Epigallocatechin-3-Gallate (EGCG) di dalamnya. Namun tidak semua teh memiliki kandungan EGCG. Berbagai jenis teh yang dikenal publik seperti teh putih (teh pucuk), teh hijau, teh oolong, dan teh hitam memiliki EGCG dalam kondisi yang berbeda. 

Teh hitam adalah teh yang difermentasi dan banyak dikonsumsi masyarakat. Akibat dari fermentasi tersebut, kandungan EGCG di dalam teh hitam rusak. Sehingga memiliki kandungan EGCG rendah.

Menurut Prof. Djoko, teh hijau yang tidak mengalami fermentasi mengandung EGCG paling tinggi. EGCG dari teh hijau memiliki sifat anti-oxidant 100 x vit C dan 25 x vit E. 

Sifat antioxidant EGCG yang sangat kuat memiliki banyak manfaat seperti anti-cancer, anti-hypertension, anti-diabetes, anti-HIV dan antiviral, anti-atherosclerosis, anti-cholesterol, dan neuroprotective.

“Banyak orang mengatakan jangan minum teh karena bisa merusak ginjal. Itu adalah pendapat yang keliru. Tidak ada satupun penelitian yang mengatakan teh dapat merusak ginjal. Tidak ada. Teh itu justru bagus untuk ginjal. Kandungan utama teh, EGCG, dapat mengobati kerusakan ginjal,” Jelas Prof. Djoko.

EGCG dapat mencegah masuknya virus ke dalam sel. Tidak hanya itu, EGCG juga mampu menjaga sistem imun dan mencegah peradangan (inflamasi). Prof. Djoko menyampaikan dalam salah satu riset bahwa EGCG adalah potential therapeutic agent untuk penderita Covid-19 yang bergejala maupun tidak.

Potential therapeutic agent merupakan kemampuan EGCG dalam menyembuhkan atau menangani suatu penyakit, dalam hal ini Covid-19. EGCG dikatakan demikian karena kemampuannya menekan ekspresi IL-6. 

Penekanan ekspresi IL-6 akan mencegah terjadinya badai sitokin. Sitokin merupakan bagian dari sistem imun untuk melawan virus. Peningkatan sitokin akan menyebabkan kekacauan pada organ dan mengakibatkan paru-paru pada penderita Covid-19 memutih. 

Tentunya selain EGCG, teh tersusun dari senyawa lain yaitu kafein. Kandungan kafein pada teh cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan asam lambung. Oleh sebab itu, Prof. Djoko bersama dengan Fakultas Farmasi UNAIR mengeluarkan produk minuman teh hijau yang bernama Meditea.

Meditea adalah minuman teh hijau yang sudah di ekstrak sehingga mengandung EGCG saja dan aman untuk lambung. Meditea dapat ditemukan di platform belanja online seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada.  

Penulis: Rayya Afifah Ikhsani

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp