Empat Mahasiswa FH UNAIR Lolos IISMA, Wadek I Harapkan Mahasiswa untuk Manfaatkan Waktu

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrsi oleh Humas FH UNAIR

UNAIR NEWS – Empat mahasiswa FH UNAIR berhasil lolos program Indonesian International Mobility Awards (IISMA) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek RI). Sebanyak 51 mahasiswa UNAIR secara keseluruhan berhasil lolos mengikuti program outbound itu. 

Empat nama dari Kampus Merah itu ialah Nur Indah A. Tiban (2018) di Maastricht University, Belanda; Yosua Putra Iskandar (2018) di University of Pécs, Hungaria; Zalfa A.F. Jatmiko (2018) di Sapienza University of Rome, Italia; dan John R. Sampe (2018) di University of Limerick, Irlandia. Pada acara pelepasan Jumat (20/08) lalu, Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA berpesan, peserta IISMA memiliki kesempatan dan memanfaatkannya untuk mengembangkan pengetahuan dan skill.

Sementara itu, Wakil Dekan I FH UNAIR Dr. Enny Narwati S.H., M.H., menjelaskan dalam wawancara dengan tim redaksi bahwa fakultas akan membantu pembiayaan mahasiswa untuk perihal yang tidak di-cover oleh IISMA. Hal ini dikarenakan agar menghindari larangan double funding dan memanfaatkan dana outbound yang tersedia di FH UNAIR.

“Tentu saja bakal pula dilakukan hak transfer kredit semester (SKS). Konversi itu sudah pasti dilakukan karena tiap tahun mahasiswa FH UNAIR ada yang outbound ke luar negeri,” ujar pakar Hukum Internasional itu.

Terkait perkuliahan, Enny mengatakan bahwa FH UNAIR memberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk tetap berkuliah disana karena perkuliahan di FH UNAIR masih diselenggarakan secara daring. Mengingat mahasiswa terpilih semua merupakan angkatan 2018, maka Enny juga menjelaskan bahwa mereka dapat mengerjakan skripsi disana.

“Harapannya untuk mereka adalah bahwa para mahasiswa dapat memanfaatkan waktu berkuliah di sana sebaik-baiknya. Jangan lupa pula “oleh-oleh” untuk FH UNAIR, yakni bisa menarik dosen di sana untuk melakukan pengajaran inbound ke sini. Mengingat pula FH UNAIR telah memiliki program Summer School, harapannya mereka juga dapat mempromosikan kegiatan tersebut di sana,” tutupnya.

Zalfa Jatmiko, mahasiswa yang diterima di Sapienza University of Rome, mengatakan bahwa belajar di Italia telah menjadi impiannya sejak kecil karena ingin mendalami kekentalan budaya, sejarahnya, serta budayanya. Zalfa dijadwalkan untuk berangkat ke Roma pada tanggal 9 September nanti.

“Harapan saat di Italia adalah aku berharap bisa berkembang secara akademik dan personal. Italia itu terkenal dengan budaya kekeluargaan dan pola bekerja yang santai, tapi mereka bisa menghasilkan karya karya seni mendunia, aku berharap bisa mengadopsi budaya itu dan membawanya pulang serta ke tempatku bekerja nantinya di Indonesia,” tutur Mawapres itu.

Untuk Yosua Iskandar, alasannya untuk belajar di Hungaria adalah karena University of Pécs menawarkan beberapa mata kuliah yang menjadi ketertarikannya untuk belajar lebih dalam. Diantaranya adalah Sustainable Development and Environmental Protection serta International and Domestic Practices of Social Policies. Ia juga ingin mendalami bahasa Hungaria yang merupakan salah satu bahasa dengan tingkat kesulitan yang tinggi.

“Aku dijadwalkan berangkat pada tanggal 4 September, tetapi itu tergantung keluarnya VISA. Harapannya adalah ia dapat belajar networking dengan dosen dan teman-teman beda negara. Tak hanya itu, ilmu-ilmu baik akademis dan non-akademis seperti kultur di Hungaria juga. Nanti tentu pengalaman selama satu semester ini dapat dibagikan ketika sudah pulang ke Indonesia,” ujar Yosua.

Penulis: Pradnya Wicaksana

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp