FIB UNAIR dan INOVASI Kembangkan Karakter Anak, Penentu Masa Depan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Workshop Penguatan Karakter dan Keterampilan Abad XXI sesi ketiga. (Foto: Nuri Hermawan)

UNAIR NEWS – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) dan INOVASI (Anak Sekolah Indonesia Kemitraan Australia) bersama Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama Kabupaten Sidoarjo dan Lamongan kembali menggelar workshop Penguatan Karakter dan Keterampilan Abad XXI sebagai Penerapan Profil Pelajar Pancasila melalui Pembentukan Simpul-Simpul Perubahan pada Madrasah Ibtidaiyah pada Sabtu (28/08/2021). Workshop unit 3 tersebut diadakan secara luring di Aula Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama, Kabupaten Sidoarjo.

Kegiatan tersebut merupakan kelanjutan dari dua workshop sebelumnya. Dalam kesempatan tersebut, Dr. Listiyono Santoso selaku Wakil Dekan I FIB menyampaikan, sebagai fakultas yang berorientasi pada ilmu-ilmu kemanusiaan, pengembangan sumber daya yang mengarah pada pertumbuhan karakter merupakan bukti konkret kontribusi FIB pada masyarakat.

“Pengembangan karakter merupakan basis yang sangat fundamental untuk pengembangan kapasitas SDM, tentunya selain aspek akademik. Hal ini juga tepat sekali dengan adanya program Asesmen Nasional dari KEMDIKBUD yang mencakup asesmen literasi dan numerasi, pengembangan karakter, dan lingkungan sekolah,” tuturnya.

Ia menambahkan, ketiga hal tersebut menjadi dasar penciptaan sebuah sistem lingkungan yang positif. Sistem yang dibuat oleh sekolah bersama dengan FIB dan para fasilitator daerah tersebut, diharapkan dapat menjadi sebuah sistem prototype yang diterapkan oleh sekolah-sekolah lain. Sehingga pengembangan karakter anak dapat diterapkan dengan baik.

Rangkaian kegiatan yang sebagian besar dilakukan secara daring tersebut tentu banyak kendala dan tantangan tersendiri. Hal itu membuat FIB dan INOVASI melakukan pendampingan secara langsung di enam sekolah yang terletak di Sidoarjo dan tujuh sekolah di Lamongan.

“Masing-masing fasilitator dari FIB dan daerah datang ke sekolah mencari tahu modal sosial yang telah diterapkan sebelumnya di sekolah tersebut. Artinya, pengemangan karakter yang kita jalankan saat ini tidak berangkat dari nol. Modal sosial tersebut yang akan kami kembangkan dan menjadi karakter unggulan yang akan dibuat pada sistem,” jelasnya.

Listiyono melanjutkan, karakter dapat diwujudkan bila disiplin, konsisten, dan komitmen. Maka dari itu, diciptakan sistem yang terdiri dari tiga hal yaitu, pembiasaan dan penciptaan perilaku, internalisasi nilai melalui kegiatan sekolah, dan komitmen sekolah. Namun, hal tersebut tidak bisa hanya diterapkan di sekolah. Oleh karena itu, kegiatan tersebut turut mengundang orang tua hingga komite sekolah, dengan harapan dapat terjadinya kesinambungan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Ia menyampaikan, hampir semua riset mengatakan bahwa pengembangan karakter menjadi faktor fundamental yang membuat suatu negara berhasil. Oleh sebab itu, karakter perlu dipupuk sejak usia dini. Di masa depan, karakter merupakan salah satu penentu penting masa depan seseorang.

“Kita harus berkomitmen bahwa, anak adalah misi suci yang akan kita kirim ke masa yang belum tentu kita ada di dalamnya. Mari kita sama-sama terlibat di dalamnya. Misi suci tersebut ialah anak-anak yang punya komitmen karakter baik, tidak hanya berkemampuan secara akademik. Anak-anak tersebutlah yang akan memimpin peradaban nanti,” tutupnya. (*)

Sebagai informasi tambahan, kegiatan ini merupakan upaya FIB UNAIR dalam mendukung program SDGs, utamanya poin Quality Education dan Partnerships for Goals. Mengingat kegiatan yang dilakukan dengan mitra dari luar negeri tersebut berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Penulis: Alysa Intan Santika

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp