Menjaga Stabilitas Emosi Anak dan Orang Tua di Masa Pembelajaran Daring

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Kondisi pandemi Covid-19 memaksa berbagai kegiatan yang sebelumnya dilakukan di tempat umum berganti menjadi dilakukan di rumah masing-masing. Salah satunya adalah kegiatan pembelajaran.

Sejak pemerintah memberlakukan pembatasan berkegiatan di tempat umum, kegiatan pembelajaran yang sebelumnya dilakukan di sekolah mau tidak mau dilakukan di rumah masing-masing. Hal ini seringkali menyebabkan kebingungan para orang tua murid yang mengharuskan mereka mendampingi kegiatan belajar anak-anak.

Banyak sekali tantangan yang dihadapi para orang tua dalam memdampingi anak-anak selama pembelajaran daring. Situasi pandemi, ditambah keharusan mereka untuk memberikan pendampingan belajar bagi anak-anak, tentu bukanlah perkara yang mudah.

Beberapa di antara masalah yang kerap ditemui para orang tua adalah menghadapi emosi yang naik turun, baik pada diri sendiri maupun pada anak mereka. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Dr. Wiwin Hendriani, M.Si. pada webinar bertajuk “Menjadi Orang Tua yang Adaptif dan Kreatif dalam Mendampingi Belajar Anak,” Minggu (22/8/2021).

“Sebenarnya membantu anak agar tenang selama proses belajar itu bisa dilakukan dengan menjadi orang tua yang tenang. Dan bagaimana mengelola emosi diri sendiri itu penting untuk menjaga emosi anak lebih stabil,” papar Dr. Wiwin pada webinar yang diselenggarakan oleh Kelompok Kajian Pengasuhan dan Pendidikan dalam Keluarga FPsi UNAIR.

Dr. Wiwin menyarankan agar para orangtua melakukan refleksi secara berkala terkait kegiatan apa saja yang telah mereka lakukan. “Sering-seringlah mengoreksi dan mengevaluasi kita seminggu ini udah bener atau belum dan segala macam atau jangan-jangan kita lebih banyak uring-uringannya,” jelasnya.

Dosen Psikologi Perkembangan di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) ini juga mengingatkan agar para orang tua selalu bersyukur dan tidak mudah membandingkan anak mereka dengan anak-anak yang lain. “Kadang-kadang banyak orang tua yang emosi karena itu. Ini yang akhirnya bikin kita kalut dan mudah tersulut,” lanjutnya.

Selain itu, hal yang tidak kalah penting adalah memberikan empati pada anak dengan belajar memposisikan diri sendiri sebagai anak dan bagaimana perasaan mereka dalam situasi seperti sekarang ini.

“Jadi setiap kali kita mau emosi, mikir dulu. Kalau kita berada dalam posisi anak, gimana rasanya,” tegasnya.

Dr. Wiwin menjelaskan bahwa penting juga memberikan apresiasi bahkan sekecil apapun pada anak seperti pujian, pelukan, atau senyuman. “Itu (apreasiasi, Red) ternyata bisa membantu mereka lebih tenang, tidak uring-uringan. Karena anak merasa dihargai,” pungkasnya. (*)

Penulis: Agnes Ikandani

Editor: Binti Quryatul

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp