Memenuhi Kebutuhan Nutrisi pada Anak dengan Autism Spectrum Disorder

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Kebutuhan akan nutrisi anak merupakan hal yang harus diperhatikan para orang tua utamanya pada masa tumbuh kembang mereka. Hal ini tentu bukanlah persoalan yang sederhana bagi orang tua terutama pada mereka yang memiliki anak-anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD).

“Anak-anak dengan ASD seringkali mengulang-ulang perilaku dan memiliki minat yang obsesif dan sempit. Perilaku ini dapat berpengaruh terhadap kebiasaan makan dan pemilihan jenis makanan,” jelas Stefania Widya Setyaningtyas, S.Gz., M.PH., pada gelaran webinar bertajuk “Nutritional Therapy to Reduce the Nutritional Problem in ASD Children,”Sabtu (21/8/2021).

Di webinar yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan WUACD Thematic Summer Program yang bertemakan Optimizing The Development of Children with Special Needs itu, Stefania menjelaskan bahwa terdapat beberapa permasalahan umum terkait nutrisi yang sering dialami oleh anak-anak dengan ASD. Beberapa diantaranya adalah picky eating atau perilaku pilih-pilih makanan, alergi makanan, dan gangguan pencernaan.

“Beberapa penyebab anak-anak dengan ASD seringkali merupakan picky eater karena mereka kerap kali sensitif terhadap rasa, warna, bau, dan tekstur dari makanan tertentu. Hal ini berdampak terhadap ketidakcukupan gizi dan komposisi tubuh yang kurang,” papar dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR).

Untuk mengatasi berbagai problem ini, Stefania menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan para orang tua yang memiliki anak dengan ASD. Salah satunya adalah dengan memperkenalkan menu makanan baru kepada anak mereka.

“Banyak anak-anak dengan ASD tidak suka mencoba hal-hal baru. Di sini orang tua harus melatih anak mereka untuk mencoba ragam makanan yang belum pernah mereka konsumsi sebelumnya,” jelas Stefania.

Ia juga menyarankan agar para orang tua dengan anak ASD mampu mengatur jadwal makan anak mereka dengan jelas. ”Lebih baik jika mengatur waktu makan yang sebentar-sebentar namun sering daripada waktu makan yang lama namun jarang,” tegas Stefania.

Selain itu, menurut Stefania, menciptakan lingkungan yang kondusif saat kegiatan makan juga dapat membantu proses pemenuhan nutrisi pada anak dengan ASD.

“Rencanakan ruang untuk makan dengan distraksi yang minimum. Kurangi stimulus-stimulus di lingkungan sekitar yang dapat mendistraksi anak dari kegiatan makan mereka,” tambah Stefania.

Stefania juga memberikan saran untuk menambah asupan cairan dan serat seperti buah-buahan, sayuran, dan gandum utuh untuk menghindari sembelit pada anak. “Jangan lupa untuk selalu melakukan aktivitas fisik harian serta menambah asupan prebiotik dan probiotik,” pungkasnya. (*)

Penulis: Agnes Ikandani

Editor: Binti Quryatul

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp