Wadek I FK UNAIR Harapkan Program IISMA Dapat Membuka Cakrawala Mahasiswa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Caption: Potret Naufalluthfi Widodo, Lana Kautsarin Izzatazkia, Firman Syauqi Maulana Habaib Sulthon, tiga Mahasiswa FK UNAIR yang lolos Program IISMA (Foto: Dokumen Pribadi)

UNAIR NEWS – Tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil lolos mengikuti program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Mereka ialah, Firman Syauqi Maulana Habaib Sulthon di University of Pecs; Naufalluthfi Widodo di University of Sussex; dan Lana Kautsarin Izzatazkia di University of Pennsylvania. 

Ketiganya akan diberangkatkan pada periode pertama yaitu, Agustus-Desember 2021. Lana sendiri dijadwalkan terbang ke USA pada Rabu (25/08/2021). Sementara itu, Firman dan Naufal berencana berangkat pada awal September. 

Dr. Achmad Chusnu R., dr., Sp.THT-KL(K)., FICS selaku Wakil Dekan I FK mengatakan, dalam mendukung mahasiswanya, pihak FK melakukan pendampingan mulai dari pemilihan universitas dan mata kuliah, hingga mengurus segala surat perizinan. Selain itu, FK juga memfasilitasi vaksinasi bagi para mahasiswanya.

“Kami juga melakukan pendampingan dalam hal permohonan dana pada fakultas maupun IKOMA. Selain itu, kami juga mencoba menghubungkan mahasiswa yang lolos dengan alumni di UK. Menyarankan mereka untuk mencari aktivitas lain yang berhubungan dengan Kedokteran di sana (Negara tujuan),” tuturnya. 

Romdhoni mengharapkan, ikutnya mahasiswa dalam program IISMA akan dapat membuka cakrawala baru tentang pendidikan dokter di Eropa dan Amerika. Ia juga berharap, para mahasiswa dapat menjadi duta Internasional yang menambah target pemenuhan outbound FK UNAIR. 

Ia menyampaikan, ke depannya pihak FK akan mencoba menyampaikan program IISMA lebih awal. Pihak FK akan mencoba berkoordinasi dengan pihak internal UNAIR terkait dengan administrasi, dan aturan-aturan pendidikan & kemahasiswaan dalam mempermudah mengonversi kegiatan IISMA ke nilai akademik.

“Untuk tahun ini, kami masih membicarakannya (konversi nilai akademik) dengan direktorat pendidikan. Karena FK sistemnya blok dengan SKS yang fixed. Hal ini berbeda dengan fakultas lain yang menerapkan sistem SKS,” ungkapnya.

Lana salah satu mahasiswa FK yang lolos program IISMA mengatakan, Program IISMA memiliki tujuan yang selaras dengan keinginannya yaitu, merasakan dan mendapatkan pengalaman terbaik dengan berproses di salah satu lembaga terbaik dunia. Hal itu membuatnya memilih University of Pennsylvania (UPenn) yang merupakan satu-satunya kampus Ivy League yang bekerja sama dengan Program IISMA.

“UPenn ini termasuk salah satu perguruan tinggi tertua di USA, sehingga sistem pembelajarannya sudah mapan. Banyak sekali course yang ditawarkan, komunitasnya pun sangat beragam. Hal tersebut, semakin memotivasi saya untuk dapat lolos seleksi UPenn,” jelasnya.

Selaras dengan Lana, Firman memilih University of Pecs (UPecs) dengan alasan UPecs merupakan universitas tertua di Hungaria. Sistem pendidikan di UPecs merupakan salah satu yang terbaik di Eropa, dibuktikan dengan banyaknya alumni yang mendapat penghargaan nobel. 

“Selain itu, UPecs menerima ribuan International Students dari berbagai negara. Saya berharap dapat memperluas relasi dan koneksi dengan berbagai komunitas di sana. Bonusnya, UPecs terletak di Eropa, jadi bisa sekalian jalan-jalan,” tuturnya. 

Sementara itu, Naufal yang memilih University of Sussex mengatakan, selain karena Sussex adalah salah satu universitas terbaik di UK dengan menawarkan course terkait ilmu kesehatan, negara tujuan ialah pertimbangan penting baginya. 

“Pembimbing saya, dr. Annette menyarankan untuk tidak memilih Jepang, Taiwan, Korea karena mereka tidak membuka bordernya. Saya menghindari USA, sebab belakangan sempat ada isu rasisme bagi orang Asia,” ungkapnya. (*)

Penulis: Alysa Intan Santika

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp