Relasi Metode Project Based Learning dengan Tingkat Pemahaman Siswa Sekolah Menengah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh west-mec.edu

Di antara model pembelajaran yang mampu meningkatkan kebermaknaan pembelajaran yaitu guided inquiry dan problem-based learning. Berbagai penelitian sebelumnya menyatakan bahwa penerapan guided inquiry dalam pembelajaran menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Sejalan dengan itu, Ionita (2020) juga menyatakan bahwa problem-based learning juga dapat meningkatkan kebermaknaan pembelajaran. Hal tersebut karena melalui penerapan kedua model pembelajaran tersebut, siswa diajak untuk belajar menggunakan permasalahanpermasalahan yang terjadi di sekitarnya, sehingga siswa tidak hanya menghafal materi, tetapi juga mampu meningkatkan kemampuan proses sains siswa yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa, baik secara kognitif, afektif maupun psikomotor.

Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 3 Sragen yang berlokasi di Jalan Solo– Purwodadi Km. 32, Mojopuro, Sumberlawang, Sragen 57272. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu atau quasiexperimental research dengan desain non-equivalent control group, yaitu dengan membandingkan antara dua kelompok yang diberikan perlakuan berbeda dengan tidak menempatkan subjek ke dalam kelompok secara acak. Masing-masing kelompok akan diuji kemampuan awalnya melalui pre-test lalu diberikan perlakuan yang berbeda kepada tiap kelompok, hingga kemudian diberikan soal post-test pada akhir pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Terpadu sub bab Pencemaran Lingkungan.

Analisis data pada penelitian ini merupakan analisis kuantitatif. Data yang dianalisis yaitu hasil pre-test dan post-test dari kelas kontrol dan eksperimen melalui Uji-T. Uji-T dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata antara kelas yang diberi perlakuan dengan guided inquiry dan problem-based learning. Uji T-Test dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut, di mana signifikansi yang digunakan adalah signifikansi 5%, sehingga apabila signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan begitu pula sebaliknya.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa model guided inquiry dan problem-based learning sama-sama memberikan pengaruh terhadap pemahaman konsep siswa MTsN 3 Sragen dalam materi pencemaran lingkungan, di mana model guided inquiry memberikan pengaruh yang lebih baik dengan skor N-Gain sebesar 0,67 daripada model problem-based learning dengan skor N-Gain sebesar 0,53.

Penulis: M. Nilzam Aly

Hasil penelitian ini bisa dibaca selengkapnya di:

http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/insania/article/view/4721

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp