Profil Faktor Risiko dan Kualitas Hidup Psoriasis Vulgaris

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by C Derma

Psoriasis adalah penyakit kulit autoimun kronis pada manusia. Psoriasis bersifat kronis dan berulang, yang ditandai dengan adanya bercak eritema yang jelas dengan skala kasar, berlapis-lapis, dan transparan, disertai dengan tanda Auspitz (bercak darah yang muncul saat lesi diangkat) dan fenomena Koebner (lesi psoriasis yang disebabkan oleh adanya trauma pada kulit). Psoriasis dipengaruhi oleh faktor genetik, menyebabkan pertumbuhan dan diferensiasi epidermis, dan berbagai kelainan biokimia, imunologi, dan pembuluh darah.

Psoriasis dapat mengakibatkan dampak negatif yang besar pada kualitas hidup pasien. Psoriasis dapat terjadi pada semua usia, dan kebanyakan pada kelompok usia 50-69. Prevalensi psoriasis yang dilaporkan di berbagai negara antara 0,09% dan 11,4% membuat psoriasis menjadi masalah global yang serius.

Populasi sampel adalah 24 pasien psoriasis di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Variabel penelitian adalah faktor risiko dan kualitas hidup. Faktor risiko yang menyebabkan psoriasis termasuk fenomena trauma/Koebner, sinar matahari, rokok, alkohol, konsumsi obat, infeksi. Lewis dan Finlay melaporkan bahwa DLQI adalah kuesioner yang paling banyak digunakan di bidang Dermatologi dan studi pada pasien dengan penyakit kulit. Indeks Kualitas Hidup Dermatologi terdiri dari sepuluh pertanyaan tentang gejala dan perasaan, aktivitas sehari-hari, waktu luang, pekerjaan dan sekolah, hubungan pribadi, dan terapi.

Sebagian besar pasien psoriasis mengalami fenomena Koebner yaitu dimana lesi psoriasis diketahui muncul di area trauma dan area tubuh yang sering tergores atau mengalami gesekan. Psoriasis berkembang lebih cepat pada individu yang merokok lebih lama. Hal ini menunjukkan bahwa merokok dapat berkontribusi pada sifat kronis psoriasis. Sebagian besar pasien terkena psoriasis secara signifikan. Mereka melaporkan bahwa pasien dengan psoriasis tampaknya memiliki tingkat penerimaan di masyarakat dan stigmatisasi penyakit secara langsung, yang mengakibatkan kualitas hidup yang lebih memburuk. Penerimaan penyakit sangat dipengaruhi oleh jenis kelamin pasien. Tingkat penerimaan penyakit psoriasis di masyarakat, laki-laki secara signifikan lebih tinggi diterima daripada perempuan. Psoriasis dikaitkan dengan keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari, pekerjaan, dan fungsi seksual. Faktor ini mempengaruhi kualitas hidup pasien. Pasien psoriasis dengan konsumsi alkohol berlebihan cenderung mengalami peradangan yang lebih parah. Alkohol dapat mempengaruhi psoriasis melalui beberapa mekanisme, seperti peningkatan kerentanan terhadap infeksi, stimulasi proliferasi limfosit dan keratinosit, dan produksi sitokin proinflamasi.

Pasien dengan psoriasis rentan terhadap emosi negatif, seperti ketakutan, ketidakpuasan, kemarahan, rasa bersalah dan ketegangan mental. Stres kronis dan kurangnya gambaran diri yang efektif juga menyebabkan penolakan sosial yang juga memperburuk gejala psoriasis. Psoriasis mungkin juga berpengaruh pada hubungan antar pribadi pasien, baik pribadi maupun profesional. Psoriasis menyebabkan perubahan penampilan kulit yang juga dapat menyebabkan aib dan malu, menyebabkan pasien menarik diri dari kontak antarpribadi. Beberapa orang bahkan menganggap psoriasis itu menular. Psoriasis juga berdampak buruk pada aspek pekerjaan.

Kesimpulannya, karakteristik faktor risiko pasien psoriasis adalah trauma, sinar matahari, merokok, alkohol dan infeksi. Untuk Kualitas Hidup berdasarkan hasil skoring kuisioner DLQI, dalam aspek gejala dan perasaan, sebagian besar pasien mendapat skor 6, yang berarti menimbulkan efek yang signifikan. Pada aspek aktivitas sehari-hari, sebagian besar pasien mendapat skor 0, yang berarti tidak ada pengaruh sama sekali. Pada aktivitas pada aspek waktu senggang, sebagian besar pasien mendapat skor 2 yang berarti efeknya kecil. Dalam aspek pekerjaan dan sekolah, sebagian besar pasien mendapat skor 0 atau tidak berpengaruh sama sekali. Dalam aspek hubungan pribadi, sebagian besar pasien mendapat skor 0 atau tidak berpengaruh sama sekali. Terakhir, dalam aspek terapi, sebagian besar pasien mendapat skor 0, yang berarti tidak berpengaruh sama sekali. Berdasarkan interpretasi skor Indeks Kualitas Hidup Dermatologi, sebagian besar pasien mendapat skor lebih tinggi, yang berarti berpengaruh signifikan terhadap kualitas hidup mereka.

Penulis: Dr.Damayanti,dr.,Sp.KK(K)

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di

https://www.e-journal.unair.ac.id/BIKK/article/view/26056

RISK FACTOR PROFILE AND QUALITY OF LIFE OF PSORIASIS VULGARIS

As’ad Naufal, Damayanti Damayanti, Etty Hary Kusumastuti, Afif Nurul Hidayati

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp