Kebijakan Penggunaan Bahasa di Lingkup Keluarga dan Kedwibahasaan Anak-Anak

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh enervon.co.id

Keluarga diakui sebagai domain kebijakan bahasa karena keluarga mempunyai peran penting dalam perkembangan maupun kehilangan bahasa seseorang. Kebijakan penggunaan bahasa pada lingkup keluarga digambarkan sebagai perencanaan implisit atau eksplisit yang terkait dengan bahasa komunikasi yang digunakan oleh anggota keluarga sehari hari. Dengan kata lain, kebijakan ini adalah upaya terencana untuk mempraktikkan pola bahasa dan literasi bahasa tertentu dalam keluarga. Adanya kebijakan bahasa dalam keluarga sangat penting. Kebijakan ini dapat membentuk perkembangan bahasa anak, memainkan peran penting dalam keberhasilan pendidikan anak di sekolah formal, dan menentukan status masa depan dan pemeliharaan bahasa Ibu.

Kebijakan bahasa keluarga juga sangat erat kaitannya dengan kedwibahasaan anak dan perkembangan bahasa anak. Keberhasilan kebijakan ini dalam membesarkan anak bilingual dipengaruhi oleh beberapa faktor. Bahasa yang digunakan oleh orang tua untuk berinteraksi dengan anak-anak mereka bisa menjadi faktor penentu. Dalam situasi monolingual dan bilingual, lingkungan linguistik anak dibentuk oleh keyakinan dan sikap orang-orang yang memiliki pengaruh terhadap lingkungan tersebut, seperti orang tua. Artinya bagaimana orang tua akan berkomunikasi dengan anak-anak cenderung dipengaruhi oleh keyakinan dan sikap mereka. Pilihan bahasa orang tua pada akhirnya mempengaruhi gaya, variasi, dan penggunaan bahasa anak-anak mereka. Oleh karena itu, sikap dan keyakinan orang tua sangat penting dalam membentuk lingkungan input bahasa bagi anak bilingual.

Sebuah penelitian kebijakan bahasa di dalam keluarga mahasiswa internasional yang merupakan pendatang atau imigran di sebuah negara berbahasa inggris menemukan bahwa orang tua cenderung mendorong anak-anak mereka untuk memperoleh dan menggunakan bahasa Inggris, dan mereka tidak menunjukkan komitmen yang serius terhadap penggunaan bahasa pertama mereka di rumah. Studi ini telah membantu menjelaskan bahwa ideologi bahasa orang tua terkait erat dengan “aspirasi mereka untuk anak-anak mereka”.

Studi terbaru kami yang menginvestigasi bagaimana keluarga Indonesia yang tinggal di Inggris membentuk dan mengembangkan kebijakan bahasa mereka mengenai sikap orang tua terhadap bilingualisme dan perkembangan bahasa kedua anak menunjukkan bahwa pengalaman orang tua, pendidikan anak dan pilihan bahasa anak berkontribusi pada pembentukan ideologi bahasa orang tua. Tampaknya kemampuan anak untuk memperoleh bahasa baru dengan mudah menjadi kekuatan pendorong di balik ideologi bahasa orang tua.

Meskipun keluarga Indonesia memiliki ideologi bahasa yang sama, mereka memiliki pola praktik bahasa yang berbeda, yang diklasifikasikan ke dalam dua kategori; orang tua yang cenderung menggunakan bahasa Indonesia dan orang tua yang cenderung menggunakan bahasa Inggris. Data tersebut mengungkapkan bahwa semakin lama keluarga tinggal di Inggris, semakin sedikit bahasa Indonesia yang mereka gunakan dalam interaksi keluarga. Hal ini dapat terjadi ketika anak-anak secara bertahap mengembangkan kemahiran dalam bahasa lokal. Anak-anak mendapat manfaat dari paparan pembicara yang kompeten dan penutur asli bahasa Inggris. Namun, orang tua yang memiliki komitmen kuat untuk memberikan anak-anak mereka paparan bahasa Indonesia dan menghubungkan anak-anak mereka dengan keluarga besar mereka di Indonesia tampaknya lebih berhasil dalam membesarkan anak-anak bilingual. Di sisi lain, anak-anak dari kelompok keluarga yang kurang mengenalkan bahasa Indonesia mengalami komunikasi yang kurang dengan keluarganya di Indonesia karena mereka tidak percaya diri untuk menggunakan bahasa Indonesia.

Temuan dari analisis ini menunjukkan bahwa konsistensi orang tua dalam memberikan anak-anak mereka paparan bahasa Indonesia dapat menjadi faktor penentu keberhasilan kedwibahasaan anak-anak. Namun, penelitian ini tidak menjelaskan hubungan antara konsistensi bahasa yang dipilih oleh orang tua dengan pola bahasa yang digunakan oleh anak. Rumusan masalah yang lebih relevan untuk analisis lebih lanjut adalah apakah pola bahasa yang digunakan oleh orang tua dapat mempengaruhi konsistensi input anak dam konsistensi untuk menggunakan bahasa yang dipilih. Apakah inkonsistensi muncul dalam situasi yang berbeda, seperti memberi nasihat, memberi perintah, menunjukkan penghargaan, dan menunjukkan kemarahan? Bagaimana ideologi bahasa orang tua mempengaruhi strategi bahasa orang tua? Rumusan-rumusan masalah ini akan membantu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kebijakan bahasa keluarga, perencanaan terbuka yang terkait dengan bahasa yang digunakan di dalam rumah dan di antara anggota keluarga.

Penulis: Muchamad Sholakhuddin Al Fajri

Informasi detail dari artikel ini dapat dibaca lebih lengkap pada tautan publikasi ilmiah berikut: https://doi.org/10.46743/2160-3715/2021.4751

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp