Peran Kepatuhan pada Kontrol Asma dan Kualitas Hidup Pasien

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto dari CNN

Serangan asma dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan bahkan mengancam nyawa. Asma tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikendalikan melalui terapi pengobatan. Kepatuhan dan manajemen diri pada terapi pengobatan, berperan penting dalam menurunkan frekuensi kekambuhan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Sekalipun demikian, durasi terapi yang bersifat tahunan, seringkali menimbulkan permasalahan ketidakpatuhan.

Asma merupakan peradangan kronis pada saluran pernapasan yang dipicu oleh berbagai faktor risiko, misalnya riwayat keluarga, riwayat alergi, aktivitas berlebih dan stres. Gejala asma ditandai dengan sesak, napas berbunyi, dan batuk yang terjadi berulang, hingga gejala berat yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Angka kejadian asma di Indonesia tidak diketahui secara pasti. Meskipun demikian, asma patut diwaspadai, sebab dapat menyerang siapa saja. Survei yang dilakukan pada 2017 hingga 2019, bertujuan untuk mengetahui kepatuhan dan hubungan antara kepatuhan, kontrol asma, dan kualitas hidup pasien. Survei dilakukan pada 82 pasien asma dewasa (>18 tahun) yang mengonsumsi obat asma harian dalam 12 bulan terakhir. Responden merupakan pasien rawat jalan di sebuah rumah sakit pendidikan di Surabaya.

Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah wanita, dengan rata-rata usia 52.58 ± 11.57 tahun. Mayoritas responden merupakan lulusan sekolah menengah pertama (SMP) atau sekolah menengah akhir (SMA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin, tingkat pendidikan dan usia responden tidak menyebabkan adanya perbedaan bermakna dalam kontrol asma dan kepatuhan pengobatan. Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas responden bukan perokok aktif. Status merokok merupakan identifikasi yang penting dilakukan pada seluruh pasien asma, sebab rokok merupakan salah satu pemicu terjadinya perburukan gejala asma.

Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa hanya 35,4% responden yang memiliki kontrol asma yang baik, sisanya memiliki kontrol asma buruk. Kontrol asma yang buruk dapat dipicu oleh adanya ketidakpatuhan pada terapi pengobatan. Survei yang dilakukan menunjukkan bahwa kepatuhan tidak berkaitan dengan kualitas hidup, maupun kontrol asma. Meskipun tidak terdapat hubungan bermakna, kepatuhan berperan penting dalam mencapai keberhasilan terapi. Obat-obatan asma diberikan dalam bentuk sediaan yang tidak umum, misalnya turbuhaler dan inhaler. Terapi dengan bentuk sediaan tersebut, membutuhkan keterampilan pasien dalam menggunakan peralatan, sehingga rawan menyebabkan ketidakpatuhan. Rendahnya kepatuhan pasien dapat menjadi dasar pentingnya pemberian edukasi oleh tenaga kesehatan. Edukasi diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan dan mengontrol asma dalam jangka panjang.

Keberhasilan terapi pengobatan asma tidak hanya dinilai berdasarkan kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat, namun juga dinilai berdasarkan kualitas hidup pasien. Sebanyak 37% responden merasa bahwa kualitas hidup mereka dipengaruhi oleh asma. Kualitas hidup dapat diartikan sebagai persepsi pasien terhadap kesejahteraan dalam berbagai aspek kehidupan. Survei yang dilakukan menunjukkan bahwa asma yang tidak terkontrol berkaitan dengan kualitas hidup pasien yang lebih rendah. Hasil penelitian ini juga telah diterbitkan dalam Journal of Basic and Clinical Physiology and Pharmacology pada 25 Juni 2021.

Keterlibatan pasien dalam terapi pengobatan asma merupakan faktor pendukung tercapainya tujuan terapi. Terapi pengobatan asma, tidak hanya bertujuan untuk mengontrol frekuensi kekambuhan asma, namun juga meningkatkan kualitas hidup pasien. Terapi dengan obat-obatan perlu diimbangi dengan kesadaran pasien akan dampak positif mengonsumsi obat secara teratur bagi kualitas hidup mereka. Upaya peningkatan kepatuhan, misalnya melalui konseling dan edukasi, dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Kepatuhan yang baik berperan dalam mengurangi kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan perawatan lebih lanjut di rumah sakit, dan memiliki andil dalam mencegah perburukan gejala yang mengancam nyawa.

Ditulis oleh: Elida Zairina, Gesnita Nugraheni, Gusti Noorrizka V.A, Arie Sulistyarini, Yunita Nita, Arief Bakhtiar dan Muhammad Amin

Judul Artikel: The correlation between self-related adherence, asthma-related quality of life, and control of asthma in adult patients

Link Artikel : https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/jbcpp-2020-0434/html

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp