Ekstrak Jinten Hitam Dapat Menyembuhkan Penyakit Gusi yang Terinfeksi Bakteri Porphyromonas Gingivalis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh erdus.club

Kesehatan tubuh seseorang dapat terlihat dalam kondisi rongga mulut. Seseorang dengan kondisi kesehatan mulut yang buruk dapat memperparah suatu penyakit lain dalam tubuh. Kondisi Kesehatan muut yang buruk juga menyebabkan jaringan penyangga gigi seperti gusi dan tulang, menjadi rusak dan jika dibiarkan dan tidak segera dirawat akan menyebabkan kegoyangan yang kemundian menyebabkan lepasnya gigi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riksedas) tahun 2013 penyakit gusi terjadi sebesar 96,5% dari populasi penduduk Indonesia. Penyakit gusi (gingivitis) dapat terjadi secara meluas tanpa mengenal usia, jenis kelamin, ras, maupun status ekonomi. Hal ini dapat terjadi karena orang sering kali tidak menyadari atau bahkan mengabaikan penyakit gusi karena gejalanya yang tidak mengganggu aktivitas pada stadium awal. Pencegahan penyakit gusi perlu dilakukan sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah dan mengakibatkan kehilangan gigi.

Berbagai penelitian dan upaya telah dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut, diantaranya adalah dengan pembersihan karang, pemberian antibiotik oles maupun minum, dan tindakan bedah. Setiap tindakan memiliki kekurangannya masing – masing, seperti adanya keumungkinan penurunan gusi yang terjadi setelah dilakukan bedah pembukaan gusi, kerusakan jaringan gusi yang cukup luas pada saat pengerokan gusi, dan juga alergi yang muncul terhadap obat – obatan dan kekebalan penyakit terhadap antibiotika ketika pasien tidak dapat minum obat sesuai anjuran dokter. Karena hal tersebut, perlu adanya suatu bahan alami dari yang memiliki faktor alergen rendah serta dapat mencegah terjadinya kerusakan jaringan gusi dan dapat beradaptasi baik terhadap jaringan rongga mulut.

Tumbuh – tumbuhan mulai banyak diteliti karena sering digunakan pada pengobatan tradisional ribuan tahun yang lalu. Selain itu tumbuh – tumbuhan obat juga mudah untuk didapatkan disekitar kita dan efek samping yang ditimbulkan juga minimal. Salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat – obatan adalah jintan hitam (Nigella sativa). Jinten hitam merupakan dari Famili Rannculaceae tumbuh endemik pada beberapa tempat di Timur Tengah dan negara-negara di Mediterania Selatan dan telah di percaya menyembuhkan berbagai penyakit selama ribuan tahun. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 70 cm memiliki ciri khas susunan daun beseling dan tangkai yang berbulu halus. Bunga dari jinten hitam berwarna biru pucat atau putih (gambar 1), bagian yang dimanfaatkan adalah biji berbentuk pendek dan hitam didalam buah jinten hitam yang berbentuk bumbung.

Jinten hitam dapat mudah ditemui di Indonesia dan sudah mulai popular digunakan sejak 2009. Beberapa kandungan pada jintan hitam meliputi thymoquinone, alkaloids, saponins, flavonoid, protein dan asam lemak. Dari berbagai macam kandungan jintan hitam, Thymoquinone merupakan kandungan yang paling banyak ditemukan.

Thymoquinone merupakan zat anti-microbial dengan spektrum yang luas sehingga dapat membunuh bakteri gram positif, gram negatif, virus, parasit dan jamur. Kandungan alkaloid dan saponin yang juga terdapat pada jintan hitam juga berperan dalam mengganggu pertahanan bakteri Pada penyakit gusi, salah satu bakteri yang paling berperan adalah Porphyromonas gingivalis (PG).. Produk yang dihasilkan dari bakteri inidapat merusak jaringan gusi dengan memproduksi produk yang dikenal dengan lipopolysaccharide (LPS). LPS sendiri bersifat merugikan dan mampu meicu terjadinya kerusakan jaringan gusi.

Berdasarkan riset yang dilakukan pada hewan coba tikus yang mengalami kondisi enyakit gusi ditemukan bahwa pemberian ekstrak jintan hitam (Nigella sativa) dapat meningkatkan meknisme pertahanan pada gusi dengan cara menigkatkan ketebalan dari jaringan gusi. Pemberian ekstrak jinten hitam (gambar 2) akan meningkatkan ekspresi gen BD-2 yang berperan dalam meningkatkan mekanisme pertahanan gusi. Enzim lain yang bertanggung jawab dalam kerusakan gusi adalah MMP-8 (Matriks metalloproteinase) yang bertindak sebagai pemecah kolagen pada penlitian yang dilakukan, ekstrak jinten hitam juga dapat menurunkan enzim tersebut sehingga dapat menghambat terjadinya kerusakan gusi.

Kerusakan gusi dapat dicegah dengan tetap menjaga kondisi kesehatan rongga mulut tetap dalam kondisi bersih dan baik. Ekstrak jinten hitam dapat menjadi pilihan untuk tindakan preventinf (pencegahan) dengan meningkatkan pertahanan dari jaringan gusi terhadap baskteri dari luar tubuh dan tindakan kuratif (penyebuhan) dengan mengurangi kerusakan gusi akibat produk bakteri. Kedepannya semoga riset berikutnya dapat mengaplikasikannya kepada manusia sehingga bahan-bahan alami disekitar kita seperti ekstrak jinten hitam dapat diproduksi masal dan dapat digunakan untuk menjaga dan meningkatkan kondisi kesehatan rongga mulut kita.

Penulis: Dr. Shafira Kurnia Supandi, drg., Sp.Perio.

Sumber / link: https://ejmcm.com/article_9540.html

Immune Response Mechanism of the Gingival Epithelium in the Tissue Repair Exposed to Porphyromonas gingivalis Toxin on Topical Administration of Nigella sativa Extract.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp