UNAIR NEWS – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga (BEM UNAIR) melalui Kementerian Sinergitas Mahasiswa (Sinema) gelar Webinar Kebangsaan Airlangga Got Talent. Mengusung tajuk Kobarkan Semangat Kemerdekaan dengan Optimalisasi Bakat untuk Menciptakan Karya Hebat, webinar tersebut diadakan pada Sabtu (21/08/2021).
Sebagai salah satu pembicara pada webinar, hadir Dwi Retno Puspitasari yang merupakan Duta Budaya Jawa Timur tahun 2021. Dwi Retno memaparkan, bahwa bakat dan passion merupakan dua hal yang penting untuk menggali potensi diri.
“Bakat, berarti kemampuan bawaan yang sudah melekat dalam diri kita,” ujar mahasiswi kelahiran Malang tersebut. Menurutnya dalam bakat, terkandung kata kunci yakni easy atau mudah. Dimana seseorang yang telah memiliki bakat akan suatu kegiatan, maka ia dapat mempelajari dan melakukannya dengan mudah.
Sementara itu terkait dengan passion, Dwi Retno menjelaskan hal itu dengan kata kunci enjoy. “Maksudnya, kita menikmati apa yang kita lakukan. Ketika sudah memiliki passion akan suatu hal, maka muncul perasaan senang dan rela berkorban ketika melakukannya,” papar Dwi Retno.
Lebih lanjut, Dwi Retno mengatakan bahwa biasanya bakat dan passion berjalan beriringan. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan untuk hanya salah satu saja dari keduanya (bakat dan passion, Red) yang ada pada diri seseorang.
Kemudian, sambung Dwi Retno, bahwa bakat dan passion harus ditambah dengan practice atau latihan. “Jika ditambah dengan practice, maka akan muncul easy, enjoy, dan excellent. Ketiganya merupakan kombinasi sempurna untuk mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri kita,” lanjut Dwi Retno.
Cara Menemukan Bakat dan Passion Kita
Dalam menemukan bakat dan passion, Dwi Retno menyarankan untuk menggunakan rumus EKA. Akronim tersebut yakni eksplor, kenali, dan asah.
“Jadi cara yang paling awal adalah eksplor sebanyak-banyaknya bidang atau kegiatan yang bisa kita ikuti,” tuturnya.
Ia menyarankan untuk melakukan berbagai hal, termasuk yang mengharuskan kita untuk keluar dari zona nyaman. Karena bisa jadi, hal itulah yang kemudian menjadi bakat atau passion kita.
Selain itu, kenali bakat dan passion melalui evaluasi diri serta tanggapan orang sekitar. “Setiap kita melakukan eksplor pada suatu bidang, kemudian kita perlu kenali apakah saya cocok ya dengan kegiatan yang sudah saya lakukan. Karena ketika eksplor tanpa mengenali dan mengevaluasi, ya seperti sia-sia apa yang sudah kita lakukan,” jelas Dwi Retno.
Sementara itu terkait asah, yakni memiliki substansi yang sama dengan practice. “Tanpa asah maka proses eksplor dan kenali akan sia-sia,” sambung Dwi Retno. Asah, diperlukan untuk memaksimalkan dan mengoptimalkan potensi kita.
Cara Memaksimalkan Potensi Diri
“Yang pertama adalah circle yang tepat. Jadi cari lingkungan yang mendukung bakat atau potensi kita untuk mengoptimalkan apa yang ada di dalam diri kita,” terang Dwi Retno.
Kemudian yang kedua, yakni brainstorming. Dwi Retno mengatakan bahwa cara tersebut penting dilakukan agar dapat memunculkan ide-ide baru pada bidang yang kita geluti.
Selanjutnya yakni do it atau lakukan. “Cara tersebut adalah yang paling penting, agar rencana kita menjadi tidak sia-sia,” tegas Dwi Retno.
Tetap Produktif di Masa Pandemi
Terakhir, Dwi Retno juga memaparkan bahwa kita dapat tetap produktif mengembangkan potensi diri meskipun di masa pandemi. Terdapat tiga cara untuk menjaga produktivitas tersebut, yakni siapkan to do list, disiplin, dan balance.
“Buat daily plan pada malam hari agar tahu hal yang ingin kita capai esok harinya. Kemudian disiplin pada diri sendiri, agar ada progress setiap harinya. Selanjutnya yakni balance atau menyeimbangkan antara aktivitas dan istirahat,” pungkas mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga tersebut.
Penulis: Fauzia Gadis Widyanti
Editor: Khefti Al Mawalia
