Uluran Tangan PUSPAS Atasi Kesulitan Mahasiswa UNAIR Kala Pandemi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Mobil layanan sosial untuk tracing. (Dok. Peribadi)

UNAIR NEWS – Kondisi pandemi Covid-19 memaksa banyak pihak untuk beradaptasi dengan segala keterbatasan. Pihak yang terdampak memerlukan uluran tangan untuk dapat bertahan. Sebagai pihak yang mengelola dana sosial di Universitas Airlangga, Pusat Pengelolaan Dana Sosial (PUSPAS) UNAIR membantu sivitas akademika untuk bertahan kala pandemi.

Dr. Wisudanto  SE.,MM.CFP, Ketua PUSPAS UNAIR memaparkan, selain memberikan fasilitas isoman dan bantuan logistik, PUSPAS juga menjembatani masyarakat luas untuk melakukan kegiatan sosial. Selama pandemi ini, PUSPAS juga memiliki GeNose guna memfasilitas masyarakat, utamanya civitas UNAIR, dalam hal skrining Covid-19.

“Dengan mobil pelayanan sosial, selain menjemput donasi, fasilitas GeNose yang termasuk di dalamnya dapat diperuntukkan skrining Covid-19 selama masa pandemi ini,” terangnya.

“Mekanismenya pasien harus tes GeNose terlebih dahulu, nanti terkait hasilnya dapat dikonsultasikan dengan operator GeNose kami, bagaimana interpretasi hasilnya,” lanjutnya.

Dr. Wisudanto menambahkan, program ini akan diprioritaskan bagi mahasiswa Bidikmisi dan pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP).  Namun bagi mahasiswa yang bukan keduanya masih berkesempatan untuk menikmati fasilitas yang diberikan oleh PUSPAS.

“Adanya pandemi ini maka terjadi pergeseran sosial. Untuk hal-hal yang emergency seperti itu bisa pihak PUSPAS akan take care terlebih dulu, lalu nanti mahasiswa tersebut harus melakukan pergantian status di kemahasiswaan,” paparnya.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR tersebut menjelaskan, pergantian status yang dimaksud adalah status kebutuhan khusus dalam keterbatasan ekonomi saat pandemi. PUSPAS akan menjadi emergency exit terlebih dahulu jika kondisi ekonomi mahasiswa diperbaharui, bantuan akan dilanjutkan oleh PUSPAS.

Berbeda dengan mekanisme banding uang kuliah tunggal (UKT) yang harus mengajukan secara administratif terlebih dahulu, PUSPAS sebaliknya. Pertama mahasiswa dapat mengajukan terlebih dahulu baru dan setelahnya dapat ditindaklanjuti secara administratif.

“Karena PUSPAS punya semboyan help people in the first emergency exit, jadi kami menolong orang pada pertama kali membutuhkan jalan keluar saat emergency,” tutur Dr. Wisudanto.

Untuk kedepannya dalam masa pandemi, PUSPAS memiliki program untuk mengentaskan masalah-masalah sosial yang terjadi khususnya dalam lingkup UNAIR. Wisudanto menuturkan apabila tidak saling ‘bergandengan tangan’ akan menimbulkan masalah. Ia berharap ke depannya lebih banyak socialpreneur agar dapat menghadapi masalah bersama.

“Kita membutuhkan socialpreneur untuk membangkitkan segala hal, mental, ekonomi dan sosial di masyarakat. Karena pergeseran sosial itu berlangsung begitu cepat,” pungkasnya. (*)

Penulis: Tata Ferliana

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp