58 Tahun FF UNAIR, Prof. Zainudin Ajak Civitas Ubah Fix Mindset to Growth Mindset

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Pada kesempatan tersebut, Prof. Dr. Muhammad Zainudin, Ms., Apt. selaku dosen FF UNAIR memberikan pidato bertajuk “From Fix to Growth Mindset”. Dalam pidato tersebut, Prof. Zainudin menyampaikan bahwa, dilihat dari keketatan yang tinggi pada SBMPTN 2021, FF UNAIR mendapatkan atensi yang besar dari masyarakat. (Foto: SS YouTube)

UNAIR NEWS – Dalam rangka memperingati hari jadi 58 Tahun Fakultas Farmasi (FF) Universitas Airlangga (UNAIR), FF UNAIR mengadakan Dies Natalis dengan tema “Menguatkan Sinergisme dalam Menjaga Kinerja dan Kemajuan Kefarmasian pada Masa Pandemi Covid-19” pada Rabu (18/08/2021). Acara tersebut diadakan secara daring melalui platform zoom meeting dan youtube.

Pada kesempatan tersebut, Prof. Dr. Muhammad Zainudin, Ms., Apt. selaku dosen FF UNAIR memberikan pidato bertajuk “From Fix to Growth Mindset”. Dalam pidato tersebut, Prof. Zainudin menyampaikan bahwa, dilihat dari keketatan yang tinggi pada SBMPTN 2021, FF UNAIR mendapatkan atensi yang besar dari masyarakat.

“Kinerja dan kemajuan FF UNAIR sudah sangat sukses. Ke depannya harus lebih baik lagi. Namun, untuk mencapai hal tersebut, tentu akan ada bahaya. Bahaya itu antara lain, era disrupsi 4.0 dan COVID-19. Untuk menguatkan sinergisme dalam menjaga kinerja dan kemajuan kefarmasian dalam kondisi tersebut, kita harus memiliki growth mindset,” tuturnya.

Ia menyampaikan, dalam menghadapi masalah tersebut, FF UNAIR perlu beradaptasi dan membangun inovasi baru. Selain itu, FF UNAIR harus berkolaborasi dengan bidang ilmu lainnya, seperti kedokteran, ekonomi, psikologi, dan hukum. Menurutnya, kolaborasi tersebut merupakan cara yang ampuh dalam merespon perubahan. 

Perubahan pada pola pikir dan budaya sangat penting dalam era disrupsi 4.0 dan era pandemi COVID-19. Perubahan dari fix mindset menuju growth mindset harus dilakukan dalam menanggapi paradigma baru. Menurut Psychology of Success, growth mindset akan menghasilkan ladang segar dan subur. Sementara itu, fixed mindset akan menghasilkan ladang kering yang tandus, tambahnya.

“Orang-orang dengan growth mindset memiliki pemikiran untuk mempelajari apapun yang ia mau. Jika gagal dan frustasi, ia akan bertahan, senang menantang diri sendiri. Jika gagal, orang dengan growth mindset akan belajar dari kegagalan. Jika teman sukses, akan terinspirasi. Usaha dan sikapnya menentukan segalanya, serta senang dianggap sebagai seorang pekerja keras,” jelasnya. 

Ia melanjutkan, orang yang memiliki growth mindset perlu memiliki keinginan untuk menantang dirinya sendiri menjadi seorang pemimpin, bukan sekadar manajer. Menurutnya, seorang pemimpin harus berperilaku hasto broto. 

“Seorang pemimpin harus seperti angkasa, visioner dan berpandangan luas. Seorang pemimpin harus seperti angin, dapat menempatkan dirinya. Harus seperti api, bekerja tuntas dan solutif. Seperti matahari yang memberi cahaya, energi dan motivasi,” tuturnya.

Pemimpin juga harus bersikap seperti samudera yang tenang dan menerima apapun, juga seperti bumi yang jujur dan tidak pilih kasih. Pemimpin harus seperti bintang yang dapat menjadi contoh, juga bulan yang dapat memberi keteduhan, tambahnya.

Pada akhir, Prof. Zainudin menyampaikan untuk menguatkan sinergi, semua komponen harus memiliki visi, misi, dan tujuan yang sama. Semua komponen juga harus berjiwa Sherpa, membujuk, membangkitkan, menginisiasi, menolong dosen dan mahasiswa agar mencapai cita-citanya tanpa pamrih.(*)

Penulis: Alysa Intan Santika

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp