Sistem Informasi Geospasial Berbasis Website untuk Manajemen Gawat Darurat dan Perutean Ambulans

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Krakatau Medika

Manajemen gawat darurat telah menjadi strategi yang diperlukan untuk membangun lingkungan yang sehat dan masyarakat yang sejahtera. Manajemen darurat mencakup dua fase penting yaitu, operasi pra-bencana dan operasi pasca-bencana. Operasi pra-bencana mencakup proses dalam identifikasi, mobilisasi, pemulihan, dan pemenuhan kebutuhan bantuan. Di sisi lain, operasi pasca-bencana bertanggung jawab atas pengelolaan, alokasi, dan penyelamatan pasien gawat darurat. Peristiwa gawat darurat dapat menyebabkan situasi dimana seseorang memerlukan proses evakuasi dari lokasi darurat ke lingkungan yang aman seperti rumah sakit dan pusat klinis untuk menerima beberapa perawatan dan layanan medis. Dalam situasi yang mendesak ini, sistem tanggap darurat memainkan peran penting dalam manajemen gawat darurat karena pasien yang menerima intervensi kesehatan tepat waktu akan memiliki tingkat keparahan yang rendah.

Dalam penelitian ini, kami mengembangkan sistem manajemen gawat darurat berbasis GIS (Geographical information System) untuk memberikan perawatan tepat waktu kepada pasien dengan kondisi darurat. GIS atau sistem informasi geospasial adalah kerangka kerja yang memungkinkan pengguna untuk mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data geospasial. Pada bidang medis, GIS digunakan dalam pengambilan keputusan terkait intervensi dan perencanaan.  Pemanfaatan GIS dengan dilengkapi teknologi GPS dalam manajemen gawat darurat dapat memberikan manfaat potensial seperti pengumpulan informasi penting yang dilengkapi dengan data yang tepat waktu dan tepat lokasi, serta membantu menghasilkan navigasi yang tepat untuk operasi yang dilakukan oleh operator ambulans. Dengan integrasi informasi dan teknologi geospasial, Geographical Information System (GIS), dan teknik optimasi, kami merancang sistem yang terdiri dari dua subsistem, pelaporan darurat dan perutean ambulans. Subsistem pelaporan membantu dalam pengumpulan informasi gawat darurat di daerah perkotaan menggunakan fungsi geocoding dan geolocation. Geolocation adalah fitur utama dalam GIS untuk secara otomatis mengekstrak referensi geografis dari lokasi darurat. Sementara itu, geocoding adalah fungsi yang digunakan untuk mengambil deskripsi lokasi berbasis teks seperti alamat atau nama tempat untuk diubah menjadi format referensi geografis yaitu koordinat lokasi. Subsistem kedua adalah perutean ambulans dimana bekerja dalam memproses algoritma optimasi untuk menghasilkan rute optimal dalam pelaksanaan operasi penjemputan pasien dan pemilihan rumah sakit terdekat untuk proses pengiriman pasien. Untuk menghasilkan waktu tempuh terpendek, kami menempatkan data geospasial (misalnya, data kondisi fisik jalan, data lampu lalu lintas, data kemacetan jalan, dan data rawan kecelakaan lalu lintas) beserta variabel jarak untuk diproses dalam algoritma Dijkstra. Variabel seperti kondisi jalan dan jarak antara lokasi darurat dan pusat klinis juga merupakan faktor penting. Untuk mengolah analisis jaringan jalan kota Malang, digunakan struktur data graf menggunakan JavaScript Object Notation (JSON) format yang terdiri dari beberapa node yang saling terhubung. Data JSON akan diubah menjadi data berformat array untuk proses dan perhitungan lebih lanjut. Sistem kami memfasilitasi pemilihan lokasi ambulans terdekat dan menemukan jalur optimal ke lokasi darurat. Selanjutnya, setelah mencapai lokasi darurat, sistem akan melakukan proses selanjutnya dalam menghasilkan rute optimal dari lokasi darurat ke pusat klinis terdekat seperti rumah sakit.

Sistem ini dikembangkan berdasarkan proses pengembangan perangkat lunak dan mematuhi empat fase berulang dari siklus hidup pengembangan perangkat lunak atau yang lebih dikenal dengan istilah SDLC (Software Development Life Cycle). Fase pertama SDLC digunakan untuk analisis kebutuhan dan proses verifikasi kebutuhan. Pada tahap ini, kami melakukan proses need assessment dengan melakukan observasi online dan offline terkait prosedur penanganan gawat darurat yang ada atau dilaksanakan oleh pemerintah. Kedua, tahap desain dilakukan untuk menghasilkan kebutuhan fungsional sistem, desain antarmuka pengguna, dan prototype sistem. Pada tahap implementasi sistem, kami mengembangkan sistem menggunakan teknologi website modern (HTML, CSS, PHP, JavaScript, dan database MySQL). Dalam tahapan terakhir, 10 panitia ahli dengan beranggotakan tujuh ahli medis dan tiga ahli GIS diundang untuk menggunakan dan mengevaluasi sistem yang kami kembangkan. Kami melakukan evaluasi sistem dalam hal penerimaan teknologi dan aspek usabilitas. Skor rata-rata penerimaan teknologi berkisar antara 3,70 hingga 4,40, sedangkan skor rata-rata untuk aspek usabilitas berkisar antara 4,00 hingga 4,50. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sistem yang dikembangkan menyediakan fitur ramah pengguna (user-friendly) sehingga mereka bersedia menggunakan sistem dalam waktu dekat. Para ahli medis juga berpendapat bahwa sistem yang dikembangkan mudah untuk dioperasikan dan dinavigasikan. Sistem yang diusulkan memiliki potensi manfaat untuk meminimalisir waktu tanggap dalam proses penanganan gawat darurat dan berkontribusi dalam peningkatan kelangsungan hidup masyarakat. Kemudian, mereka juga menyatakan bahwa kedua subsistem berguna bagi operator klinis dan administrator ambulans untuk memahami situasi umum dalam penanganan gawat darurat. Kami menggunakan umpan balik dan masukan dari mereka dalam meningkatkan dan menyempurnakan program atau sistem.

Penulis: Ika Qutsiati Utami, S.Kom., M.Sc. danDr. Fatwa Ramdani

Link artikel Scopus: https://www.scopus.com/inward/record.uri?eid=2-s2.0-85112160131&doi=10.1080%2f17538157.2021.1948856&partnerID=40&md5=310ca6168e5d8c6974beb5643dbf958

Jurnal Penerbit: https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/17538157.2021.1948856?journalCode=imif20

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp