Potensi Ekstrak Sambiloto untuk Pengobatan Kanker Paru

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh hathat.hu

Kanker merupakan sekelompok kelainan yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali, menginvasi jaringan sekitar dan bermetastasis ke jaringan lain yang jauh letaknya. Proliferasi sel yang tidak normal diawali dengan timbulnya hyperplasia dan peningkatan jumlah sel aktif membelah pada suatu organ. Pembentukan sel kanker diyakini sebagai akibat dari induksi karsinogen baik fisik, biologis, atau kimia yang dapat mengakibatkan perubahan genetik dan epigenetik. Berbagai laporan pada tahun 2018 menunjukkan bahwa kanker adalah penyebab utama kematian kedua secara global, tercatat sekitar 9,6 juta kematian atau satu dari enam kematian yang terjadi. Kanker paru-paru dan kolorektal adalah jenis kanker yang paling banyak dialami  dan menjadi penyebab paling tinggi kematian. Tingginya angka kematian ini disebabkan karena tidak terdeteksi gejala pada stadium awal.  Kegagalan deteksi ini akan berdampak pada perkembangan yang tidak terkontrol dan mengalami berbagai permasalahan dalam tindakan atau terapinya. Untuk itu,  penghambatan pertumbuhan sel abnormal pada tahap awal, sejak terjadinya hiperplasia menjadi penting dalam mengurangi laju perkembangan kanker dan kejadian kematian.

Penelitian ini difokuskan pada upaya mendapatkan strategi terapi untuk menghambat perkembangan sel kanker pada tahap awal dengan menggunakan multikomponen yang berasal dari ekstrak tanaman sambiloto (Andrographis paniculata). Terapi multikomponen dari herbal ditujukan pada target protein yang lebih selektif sehingga dapat meminimalkan efek toksik pada sel normal. Target yang dirancang adalah protein pemicu pembelahan sel sebagai pengendali pertumbuhan dan genetik pengkode protein tersebut. Efek yang diharapkan dari terapi antikanker termasuk penurunan proliferasi sel dan peningkatan apoptosis sel yang tumbuh tidak normal. Protein yang berperan dalam proliferasi sel adalah telomer dan telomerase. Telomer merupakan kompleks DNA berulang (TTAGGG) yang memiliki peran penting dalam kehidupan sel kanker. Mekanisme yang mendasari pemeliharaan panjang telomer dan ekspresi telomerase terkait dengan transkripsi, pasca-transkripsi, dan regulasi epigenetik. Penghambatan aktivitas telomerase dapat menginduksi apoptosis, yaitu kematian sel terprogram yang secara genetik mengatur perkembangan dan homeostasis. Aktivasi apoptosis terjadi pada dua jalur yaitu jalur intrinsik dan jalur ekstrinsik yang masing-masing dapat mengaktifkan caspase-3 dan caspase-7.

Dengan menggunakan pendekatan imunohistokimia pada jaringan paru dan kolon yang diperoleh dari model hewan coba dengan kanker, menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol sambiloto dapat menurunkan secara signifikan jumlah sel yang mengalami proliferasi pada tahap awal yaitu hyperplasia.  Dengan penanda enzim telomerase dan Ki67 menunjukkan bahwa aktivitasnya mengalami penurunan. Ini menggambarkan bahwa sel yang mengalami hyperplasia menurun secara signifikan. Sementara dengan menggunakan penanda caspase-3 dan caspase-7 menunjukkan adanya peningkatan sel yang mengekspresikan caspase pemicu terjadinya kematian sel secara terprogram. Ini menggambarkan adanya peningkatan aktivitas apoptosis pada kedua jaringan baik paru maupun kolon.

Data penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol sambiloto mempunyai potensi yang sangat baik dalam menghambat hiperplasia sel paru dan kolon melalui penurunan aktivitas enzim telomerase dan peningkatan aktivitas apoptosis.

Penulis            : Junaidi Khotib

Laman             : https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/jbcpp-2020-0440/html

Judul               : Attenuation of hyperplasia in lung parenchymal and colonic epithelial cells

                          in DMBA-induced cancer by administering Andrographis paniculata Nees

                          extract using animal model

Penulis            : Aniek Setiya Budiatin, Ilham Bagus Sagitaras, Ika Putri Nurhayati, Nismatun

                          Khairah, Khoirotin Nisak, Imam Susilo and Junaidi Khotib*

Jurnal              : Journal of Basic and Clinical Physiology and Pharmacology 2021; 32(4):

                          497–504

ISSN               : 2191-0286

DOI                 : https://doi.org/10.1515/jbcpp-2020-0440

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp