Pengolahan Limbah Domestik yang Terkontaminasi Ibuprofen Menggunakan Sistem Lahan Basah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh biofreshfrp.id

Senyawa farmasi dalam air limbah saat ini menjadi perhatian yang muncul akibat pemanfaatan obat dalam kegiatan antropogenik. Residu farmasi dalam air limbah menjadi tantangan bagi teknologi pengolahan air limbah. Limbah domestik, industri farmasi, rumah sakit, dan lindi TPA merupakan beberapa sumber senyawa farmasi yang ditemukan di lingkungan. Di antara beberapa sumber tersebut, aktivitas antropogenik memainkan peran utama dalam pelepasan senyawa farmasi. Manusia merupakan penyumbang utama adanya senyawa farmasi dalam air limbah domestik. Senyawa sisa farmasi, yang biasanya dikonsumsi manusia sebagai obat, akan dikeluarkan sebagai produk metabolisme bersama urin dan feses. Pemanfaatan herbisida dan insektisida juga berkontribusi terhadap keberadaan komponen farmasi di air permukaan.

Komponen farmasi di lingkungan dapat memicu beberapa masalah. Beberapa senyawa farmasi menunjukkan efek kronis dan bahkan efek akut/mematikan pada organisme tertentu. Antibiotik, salah satu jenis senyawa farmasi, juga dianggap sebagai masalah yang muncul di bidang pencemaran lingkungan. Keberadaan antibiotik di lingkungan menimbulkan efek yang merugikan bagi makhluk hidup. Keberadaan antibiotik dapat menghasilkan ekspresi gen baru resisten antibiotik yang kemudian dapat menciptakan strain mikroorganisme resisten antibiotik baru. Mikroorganisme yang resisten terhadap antibiotik dapat menyebabkan masalah lebih lanjut, terutama bagi kesehatan manusia. Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang resisten terhadap antibiotik akan lebih sulit untuk disembuhkan dibandingkan dengan mikroorganisme yang berhubungan dengan penyakit pada umumnya.

Ibuprofen merupakan salah satu jenis senyawa farmasi yang terdapat dalam air limbah. Ini adalah obat penghilang rasa sakit yang umum digunakan untuk mengobati sakit, demam dan nyeri, dan juga mengurangi peradangan. Ibuprofen dan obat-obatan lainnya dalam air limbah rumah tangga berasal dari kotoran manusia dan pembuangan obat kadaluarsa/tidak terpakai ke dalam sistem saluran pembuangan. Sumber lain mungkin berasal dari tempat pembuangan akhir untuk obat kadaluarsa dan pengolahan limbah yang tidak tepat di industri farmasi. Kombinasi ibuprofen juga digunakan dalam menyembuhkan pilek dan influenza. Umumnya, ibuprofen dijual tanpa resep di bawah beberapa merek dagang. Beberapa peneliti sudah melaporkan dampak negatif keberadaan ibuprofen di lingkungan.

Di antara metode pengolahan biologis, lahan basah buatan (CW) adalah teknologi yang paling menjanjikan untuk diterapkan dalam mengobati air yang terkontaminasi ibuprofen. CW meniru fenomena alam filtrasi, degradasi, dan penyerapan polutan. Penghilangan ibuprofen, bahan organik (COD), dan nutrisi (NH3-N, NO3-N, dan PO4-P) secara simultan dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan basah buatan aliran bawah permukaan vertikal (VSSFCW). Mekanisme filtrasi dan adsorpsi senyawa ibuprofen dengan matriks medium pasir diamati dengan metode ekstraksi fase padat pada awal periode penelitian. Konsentrasi ibuprofen dalam pasir dan limbah secara bertahap dikurangi selama masa studi, menunjukkan bahwa degradasi mikroba dan mekanisme penyerapan tanaman terjadi secara bersamaan di dalam sistem. Aerasi memberikan peningkatan yang signifikan untuk semua parameter (p<0,05), sementara HRT yang lebih lama secara signifikan meningkatkan penghilangan ibuprofen dan COD (p<0,05). VSSFCW menunjukkan penghilangan ibuprofen tertinggi hingga 99,3% pada HRT 5 hari dengan aerasi 2 L/menit setelah 21 hari perawatan. Sistem ini juga menunjukkan penurunan COD hingga 88,2%, nitrogen amoniak hingga 99,1%, nitrat-nitrogen 72,9%, dan ortofosfat 83,2%.

Penulis: Muhammad Fauzul Imron, S.T., M.T.

Link artikel: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2214714421003019

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp