Webinar KKN UNAIR Berikan Edukasi Penerapan SDG’s Desa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Webinar dengan mengusung tema Penerapan SDG’s Desa: Pariwisata Berkelanjutan Era Pandemic di Sidomulyo Banyuwangi (14/08/2021). (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Mahasiswa sebagai agent of change dan agent of control diharapkan mampu menjadi penggerak perubahan membangun masyarakat yang berdikari menggunakan ilmu pengetahuan, ide kreatif, dan keterampilan yang dimiliki. Mahasiswa sebagai salah satu pionir perubahan tidak dapat serta merta memisahkan diri dari persoalan sosial pada masyarakat. Pola pikir kritis yang selama ini dibangun di bangku kuliah harus dipraktekkan secara nyata untuk menyelesaikan permasalahan konkrit.

Menanggapi hal tersebut, Kelompok 39 KKN- BBM UNAIR 64 mengadakan web seminar (webinar) dengan mengusung tema Penerapan SDG’s Desa: Pariwisata Berkelanjutan Era Pandemic di Sidomulyo Banyuwangi (14/08/2021). Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan kesepakatan 193 negara anggota Perserikatan Bangsa – Bangsa yang ditetapkan pada tahun 2015 yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat global termasuk Indonesia. Sedangkan Dusun Sidomulyo merupakan salah satu dusun di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur yang dikenal sebagai Kampung Keluarga Berencana (KB) dan telah mendapatkan Juara 2 Nasional tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Dalam webinar kali ini mendatangkan Dr. Phil. Siti Rokhmawati Susanti S. IP., M. IR., selaku Kepala Departemen Hubungan Internasional UNAIR. Dalam materinya beliau menjelaskan bahwa Indonesia berkomitmen kuat untuk melaksanakan SDG’s karena tujuan pembangunan nasional dan tujuan pembangunan global yang saling menguatkan. Dalam implementasinya, SDG’s diterapkan sebagai standar dalam pembentukan kebijakan multisector sebagai upaya penyelenggaraan pembangunan berkelanjutan, tidak terkecuali sector pariwisata di tingkat desa.

Kemudian, beliau melanjutkan bahwa petinggi-petinggi yang bertugas mengambil kebijakan dunia menggunakan kebijakan trial and error, jadi bisa dikatakan bahwa tidak ada kunci pasti untuk menghadapi pandemic.

“Seluruh pemimpin dunia mencoba sebuah kebijakan baru, lalu setelahnya dievaluasi,” tandasnya.

Sedangkan untuk SDG’s, beliau sempat menyinggung bahwa usaha-usaha yang dapat keluar dari krisis pandemic adalah UMKM. Menurut beliau, sektor pariwisata yang dikelola masyarakat setempat merupakan sector yang mampu survive di tengah pandemic daripada sektor pariwisata pemerintah. Pasalnya, dalam sector tersebut terdapat keluwesan dan tidak terlalu banyak profit orientation didalamnya.

Sementara, Suheri yang dihadirkan sebagai pembicara perwakilan dari Dusun Sidomulyo yang merupakan salah satu tokoh masyarakat dusun tersebut mengatakan bahwa setiap tahunnya Dusun Sidomulyo selalu ramai dengan acara outbond yang berpusat di Lapangan Sidomulyo seperti perkemahan. Namun, dengan adanya pandemic Covid-19, Sidomulyo mengalami penurunan pendapatan pada sektor outbond atau pariwisata.

“Hingga saat ini, masyarakat berupaya memanfaatkan potensi alam yang ada untuk dijadikan destinasi pariwisata dengan kapasitas terbatas sebagai upaya menghidupkan pariwisata di Sidomulyo,” jelasnya.

Seperti yang telah diketahui bahwa sektor pariwisata saat ini mengalami penurunan, yang memiliki kesamaan nilai pendapatan pariwisata pada tahun 1981 yang termasuk dalam kategori rendah. Hal tersebut memperlihatkan bahwa pandemic sangat menekan sector pariwisata Indonesia, tambahnya kemudian.

Penulis: Azka Fauziya

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp