Senyawa Phyllantin dan Hypophyllanthin dari Herba Meniran Berpotensi sebagai Kandidat Obat Covid-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh khasiat.co.id

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah infeksi saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Kasus pertama COVID-19 dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei, China, menjelang akhir Desember 2019, dengan diagnosis awal adalah pneumonia yang tidak diketahui etiologinya. Pandemi ini telah memberikan dampak besar pada kehidupan manusia dalam berbagai aspek dan masih menjadi perhatian dalam skala global sampai saat ini. Hal ini karena belum ditemukan pengobatan spesifik untuk COVID-19. Adapun penanggulangan COVID-19 saat ini dilakukan melalui tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi –seperti penerapan protokol kesehatan dan program vaksinasi dengan emergency use authorization (EUA). Akan tetapi, strain baru (mutasi) SARS-CoV-2 pada beberapa waktu terakhir telah diidentifikasi dan dilaporkan lebih infeksius dibandingkan strain sebelumnya. Hingga kini, belum ada laporan (evidance) terkait efektivitas vaksin yang ada terhadap varian baru COVID-19. Meskipun begitu, para peneliti masih terus berupaya mengawasi dan mempelajari segala kemungkinan yang ada dan tetap menyesuaikan dengan evolusi virus COVID-19. Sementara, perawatan suportif dilakukan dengan memanfaatkan obat-obatan antivirus yang sudah ada sebagai off-label COVID-19, meliputi: Favipiravir, Remdesivir, dan Oseltamivir. Contoh obat-obatan lain yang digunakan, yaitu –Azitromisin, Levofloksasin, dan Sefotaksim- sebagai antibiotik dan –Tonsilizumab, Deksametason, dan Siklesonid- sebagai antiinflamasi.

Mengingat situasi COVID-19 saat ini yang menginfeksi dunia serta menyebabkan penyakit dengan morbiditas tinggi, maka upaya pencarian dan penemuan obat baru untuk COVID-19 masih harus dilakukan. Kebutuhan informasi terkait kandidat senyawa anti-SARS-CoV-2 dinilai sangat krusial. Senyawa-senyawa bioaktif yang berasal dari tanaman obat -seperti alkaloid, flavonoid, fenol, kalkon, kumarin, lignan, poliketida, alkana, alkena, aromatik sederhana, peptida, terpen, dan steroid- merupakan titik awal yang baik untuk inspirasi penemuan obat baru. Senyawa-senyawa tersebut memiliki keragaman struktural yang unik sebagai metabolit obat dan mampu menghasilkan efek fisiologis dan farmakologis termasuk antivirus dengan berinteraksi dengan banyak protein, enzim, dan molekul biologis lainnya .

Skrining senyawa antivirus COVID-19 secara in silico (docking molecular) telah banyak dilakukan terhadap tanaman dan senyawa bioaktifnya sebagai tahap awal penemuan obat baru. Salah satu tanaman yang diteliti khasiatnya terhadap virus SARS-CoV-2 adalah Phyllanthus niruri (Meniran) dari famili Euphorbiaceae. Tanaman obat ini merupakan herba tahunan yang banyak tersebar di daerah tropis di seluruh dunia dan telah digunakan secara empiris untuk mengatasi demam dan penyakit kuning. Bukti ilmiah lain melaporkan tanaman ini berkhasiat sebagai sebagai antiinflamasi, hepatoprotektif, immunomodulatory, dan antivirus. Baru-baru ini, pengujian kandungan senyawa aktif P. niruri terhadap reseptor protein COVID-19 membuktikan khasiatnya pada virus SARS-CoV-2.

P. niruri memiliki diketahui mengandung alkaloid, flavonoid, lignan, lakton, fenolat, tanin, steroid, dan triterpen. Lignan merupakan komponen penting dari tanaman ini. Senyawa dari kelompok lignan dilaporkan memiliki beberapa mode aktivitas antivirus yang kuat dan sumber antioksidan yang baik. Phyllanthin dan hypophyllanthin merupakan senyawa bioaktif P. niruri yang tergolong dalam kelompok lignan. Kedua senyawa tersebut telah dilaporkan mempunyai aktivitas hambatan pada beberapa virus. Selanjutnya senyawa tersebut dievaluasi untuk mengetahui aktivitas penghambatannya terhadap reseptor COVID-19.

Phyllanthin dan hypophyllanthin menunjukkan kemampuan untuk menembus membran sel dan absorpsi serta memiliki bioavailabilitas yang baik dan aman secara in silico sehingga dapat dimanfaatkan untuk dikembangkan sebagai kandidat obat baru. Selanjutnya, analisis docking dilakukan pada phyllanthin dan hypophyllanthin terhadap dua model reseptor COVID-19 dengan target berbeda, yaitu 6LZG dan 5R7Y. Reseptor 6LZG menargetkan spike glikoprotein yang berkaitan dengan penghambatan pada jalur masuknya virus (entry step) sementara 5R7Y menargetkan protease utama yang berkaitan dengan jalur replikasi dan transkripsi virus (post-entry). Molegro Virtual Docker 6.0 digunakan untuk menentukan energi ikat terbaik yang dapat dilihat dari rerank score. Hasil rerank score senyawa uji yang diperoleh akan dibandingkan dengan ligan asli reseptor. Nilai energi terendah menunjukkan bahwa senyawa memiliki aktivitas penghambatan yang lebih baik terhadap reseptor. Berdasarkan hasil penelitian ini, phyllanthin dan hypophyllanthin diprediksi memiliki aktivitas yang kuat melawan COVID-19 dengan cara menghambat entry-step dan post-entry virus secara in silico. Hal ini menunjukkan bahwa P. niruri dapat menjadi tanaman yang menjanjikan sebagai kandidat obat COVID-19. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan P. niruri sebagai antivirus COVID-19 melalui studi in vitro dan in vivo.

Author: Tutik Sri Wahyuni,SSi. MSi. PhD. Apt

Judul Artikel : Phyllantin and hypophyllanthin, the isolated compounds of Phyllanthus niruri inhibit protein receptor of corona virus (Covid-19) through in silico approach

Link artikel : https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/jbcpp-2020-0473/html

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp