Efek Transplantasi Sel Punca Mesenkimal Sumsum Tulang terhadap Ekspresi Reseptor TNF-α, Apoptosis Sel Granulosa, dan Perbaikan Folikulogenesis pada Tikus Endometriosis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Science Photo Library

Endometriosis adalah suatu penyakit ginekologis yang banyak ditemukan wanita di dunia pada usia reproduktif. Tingkat keberhasilan konseptus pada wanita melalui fertilisasi in vitro (IVF) pun dengan endometriosis hanya sebesar 54% jika dibandingkan dengan kasus kelainan tuba. Kasus endometriosis tingkat moderate juga menghasilkan tingkat kehamilan yang rendah dan kebanyakan menyebabkan abortus. Pengamatan IVF menggunakan oosit donor menghasilkan kecurigaan bahwa endometriosis mempengaruhi ovarium dan menurunkan kualitas oosit saat penerimaan endometrium. Selama perkembangan folikulogenesis ovarium, komunikasi parakrin terjadi antara sel-sel granulosa dan oosit. Namun mekanisme gangguan saat folikulogenesis dengan penurunan kualitas oosit pada pasien dengan infertilitas endometriosis belum begitu dipahami. Selain itu diketahui juga patogenesis endometriosis dipengaruhi oleh proses inflamasi kronis yang menyebabkan peningkatan sel-sel imunologis di cairan peritoneal, yang dimana mempengaruhi pembentukan jaringan endometriosis dan menyebabkan apoptosis sel-sel granulosa. Beberapa sitokin pro-inflamasi yang berperan diantaranya adalah interleukin (IL), yaitu IL-6, IL-1β, dan IL-10 serta tumor necrosis factor-alpha (TNF-α). TNF-α berperan dalam proses pro inflamasi dan memulai proses apoptosis sel melalui caspase-8 yang menginduksi caspase-3 dan jalur apotosis.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh transplantasi sel punca mesenkimal sumsum tulang terhadap ekspresi TNF-α receptor 1 (TNFR1), apoptosis sel granulosa, dan folikulogenesis pada tikus model endometriosis. Penelitian ini menggunakan sampel tikus model endometriosis severe combined immunodeficiency (SCID). Sampel tikus betina sebanyak 42 ekor yang terbagi menjadi 3 kelompok: tikus kontrol (T0); tikus dengan perlakuan endometriosis tanpa transplantasi (T1); dan tikus dengan perlakuan endometriosis dan transplantasi sel punca mesenkimal sumsum tulang (T2). Hewan coba diinjeksi fragmen endometrial intraperitoneal (200µL) untuk perlakuan model endometriosis. Pada hari ke 15, kelompok T2 diterapi transplantasi sel punca mesenkimal sumsum tulang. Koleksi sampel endometrium dikoleksi pada hari ke 29. Pengamatan apoptosis sel granulosa dan ekspresi TNFR1 diuji menggunakan pewarnaan imunohistokimia dan folikulogenesis dilihat menggunakan pewarnaan hematoxylin eosin (HE) pada sampel jaringan ovarium.

Hasil uji menunjukkan bahwa ekspresi TNFR1 menurun secara signifikan pada kelompok T2 dengan perlakuan endometriosis dan terapi transplantasi sel punca mesenkimal sumsum tulang (p<0.004). Sedangkan apoptosis sel granulosa tampak paling rendah juga pada kelompok T2 (p<0.000). Pada kelompok T2 juga menunjukkan peningkatan yang signifikan jumlah folikel primer, sekunder, dan folikel de graaf.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa transplantasi sel punca mesenkimal sumsum tulang pada tikus model endometriosis dapat menurunkan ekspresi TNFR1 dan apoptosis sel granulosa serta berpengaruh terhadap proses folikulogenesis. Apoptosis sel granulosa meningkatkan derajat keparahan endometriosis. Proses apoptosis sel granulosa tersebut mampu mempengaruhi kualitas oosit yang selanjutnya menyebabkan penurunan tingkat fertilisasi dan keberhasilan tingkat kehamilan. Efek endometriosis pada sel granulosa digambarkan sebagai perubahan proses steroidogenesis dan siklus sel yang menyebabkan peningkatan apoptosis sel.

Dari hasil diatas juga menunjukkan bahwa pemberian sel punca mesenkimal mampu menurunkan ekspresi TNFR1. Hal ini disebabkan karena ikatan antara reseptor TNF1 dan ligand nya rendah dan menyebabkan jalur apoptosis tidak berjalan sehingga secara signifikan menurunkan jumlah apoptosis sel granulosa. Hal ini juga menunjukkan bahwa pemberian sel punca mesenkimal tersebut juga mempengaruhi proses folikulogenesis dengan menurunkan jumlah folikel pre-vulatory dan mempengaruhi ukuran folikel dominan.

Sel punca mesenkimal meningkatkan jumlah folikel primer, sekunder, dan secara signifikan pada folikel de graaf. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian sel punca mesenkimal mempengaruhi proses folikulogenesis dengan cara menurunkan apoptosis sel granulosa sehingga proses serta fungsi steroidogenesis dan oogenesis kembali normal dan meningkatkan tingkat ovulasi.

Penulis: Prof. Dr. Widjiati, drh., MSi.

Sumber:

Dwiningsih SR, Darmosoekarto S, Hendarto H, Dachlan EG, Rantam FA, Sunarjo S, Wiyasa IWA, Widjiati W (2021) Effects of bone marrow mesenchymal stem cell transplantation on tumor necrosis factor-alpha receptor 1 expression, granulosa cell apoptosis, and folliculogenesis repair in endometriosis mouse models, Veterinary World, 14(7): 1788-1796.

DOI: www.doi.org/10.14202/vetworld.2021.1788-1796

www.veterinaryworld.org/Vol.14/July-2021/9.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp