Potensi Turunan Senyawa Mangostin dan Sinensetin Sebagai Antidiabetes

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Satu Harapan

Penyakit Diabetes Melitus (DM) semakin meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Komplikasi pada penderita DM juga sering dijumpai. Minat masyarakat menggunkan obat herbal untuk pencegahan dan pengobatan DM meningkat, hal itu disebabkan obat modern memiliki efek samping bila digunakan dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut mendasari perlunya dikembangkan obat herbal sebagai antidiabetes. Tanaman asli Indonesia seperti manggis (Garcinia mangostana Linn.) dan kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth.) telah dilaporkan memiliki potensi sebagai antidiabetes. Hal tersebut dikarenakan kandungan senyawa alpha (ɑ)-mangostin, beta (β)-mangostin dan gamma (γ)-mangostin pada perikarpium manggis dan sinensetin pada daun kumis kucing mampu menurunkan glukosa darah pada penderita DM dengan mekanisme peningkatan sekresi insulin, perbaikan sel β pankreas dan inhibitor glukosidase.

Melihat bahwa perikarpium manggis dan daun kumis kucing berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat herbal antidiabetes maka perlu dilakukan studi pemodelan molekul terhadap senyawa mayor maupun marker yang terdapat pada tanaman yaitu ɑ-, β-, γ-mangostin dan sinensetin. Sehingga harapannya dapat diproduksi obat herbal terstandar (OHT) atau fitofarmaka. Pada penelitian ini dilakukan pengujian secara in-silico dengan metode doking molekular serta prediksi sifat fisikokimia, farmakokinetika dan toksisitas senyawa ɑ-, β-, γ-mangostin dan sinensetin.

Prediksi sifat fisikokimia, farmakokinetika dan toksisitas senyawa menggunakan online tool seperti admetSAR online tool dan pkCSM online tool. Untuk doking molekular menggunakan AutoDockTools 4.2.6. Sebelum melakukan doking molekular senyawa uji, perlu untuk melakukan validasi metode doking sebagai protokol dalam proses doking selanjutnya. Validasi metode doking dilakukan dengan menggunakan ligan cocrystal untuk mengetahui posisi interaksinya pada reseptor. Dalam hal ini didapatkan posisi grid box baik ukuran, koordinat, RMSD, binding energy (ΔG) dan estimated inhibition constant (Ki), residu asam amino dan jumlah ikatan hidrogen.  Jika hasil redokingligan cocrystal memiliki nilai RMSD <2Å, maka protokol doking dapat diterima atau dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk proses doking lebih lanjut. Menganalisis potensi turunan mangostin (alpha-mangostin, beta-mangostin, gamma-mangostin) dan sinensetin sebagai antidiabetes melalui prediksi ADMET dan uji in silico terhadap target maltase-glukoamilase manusia menggunakan metode docking dengan miglitol adalah digunakan sebagai kontrol.

Hasil Penelitian: Ligan ligands ɑ, β, γ-mangostin dan sinensetin memiliki interaksi yang baik dengan makromolekul dan membentuk ikatan hidrogen serta van der Waals pada sisi aktif makromolekul maltase-glukoamilase manusia. Kesimpulan: Senyawa ɑ-, β-, γ-mangostin dan sinensetin diprediksi memiliki sifat fisikokimia yang sesuai dengan persyaratan hukum 5 Lipinski, farmakokinetik yang baik dan tidak bersifat mutagenesis dan hepatotoksik. Nilai Estimated free energy of binding (ΔG) dan estimated inhibition constant (Ki), afinitas tertinggi hingga terendah pada senyawa uji  terhadap reseptor SUR1-Pancreatic KATP Channel (6JB3) dengan urutan α-mangostin > γ-mangostin > β-mangostin > sinensetin. Dari nilai Estimated free energy of binding (ΔG) dan estimated inhibition constant (Ki), afinitas tertinggi hingga terendah pada senyawa uji  terhadap reseptor Maltase-Glucoamylase (3CTT) dengan urutan γ-mangostin > β-mangostin > α-mangostin > sinensetin.

Penulis: Intan Kris Prasetyanti , Suharjono , Sukardiman,

Link: https://www.phcogj.com/sites/default/files/PharmacognJ-13-4-883.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp