Mahasiswa UNAIR Gagas Biodegradasi Bakteri untuk Kurangi Plastik di Laut

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Mahasiswa UNAIR Gagas Biodegradasi Bakteri untuk Kurangi Plastik di Laut. (Foto: Pribadi)
Mahasiswa UNAIR Gagas Biodegradasi Bakteri untuk Kurangi Plastik di Laut. (Foto: Pribadi)

UNAIR NEWS – Dua mahasiswa Akuakultur Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Firdha Farah Pramesti dan Vira Ulfiyana angkatan 2017 menggagas sebuah solusi untuk mengurangi tingkat pencemaran sampah plastik di laut menggunakan bakteri Pseudomonas sp. dan Bacillus  sp. Gagasan tersebut diusung di perlombaan nasional Nautive Fest 2021 yang diadakan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berjudul “Rekayasa Genetika Bakteri Pseudomonas sp. dan Bacillus  sp. sebagai Biodegradasi Sampah Plastik di Ekosistem Laut dan berhasil meraih juara I.

Salah satu permasalahan global yang saat ini merusak tatanan ekologi perairan ekosistem laut adalah pencemaran plastik. Menurut Firdha Farah selaku ketua Tim, sampah plastik di Indonesia tergolong tinggi dengan rata-rata produksi mencapai 175.000 ton per hari yang setara dengan 64 juta ton per tahun.

Berdasar permasalahan itu, tim mulai mencari pengembangan pengelolaan limbah plastik yang efektif dan ramah lingkungan, yakni dengan memanfaatkan bakteri Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. sebagai gabungan bakteri pendegradasi sampah plastik. Menurutnya, degradasi bakteri salah satu strategi utama yang digunakan untuk bioremediasi senyawa organik.

Melansir laman LIPI, Firdha menjelaskan kedua bakteri akan “dikawinkan” (proses konjugasi, red) dimana terjadi perpindahan materi genetik (DNA) bakteri donor ke bakteri resipien (penerima). “Dengan menggabungkan dua organisme berbeda ini diharapkan menghasilkan sifat yang unggul,” ujarnya.

Menurut Riandi et al (2017), Pseudomonas sp. mempunyai kemampuan degradasi plastic lowdensiy polyethylene (LDPE) sebesar 18.75%, sedangkan Bacillus sp. memiliki enzim protease yang berperan sebagai biodegradasi bahan plastik polietilen. Firda mengungkapkan kedua bakteri tersebut masih aman jika terkena biota laut. 

“Insya Allah aman, akan tetapi hasil penggabungan materi genetik kedua bakteri itu, belum diujikan karena ini masih berbentuk gagasan,” jelas Firdha (Kamis, 12/8/2021)

Lalu bagaimana karakteristik dari kedua bakteri itu? Firdha menjelaskan Bacillus merupakan bakteri baik yang biasa digunakan untuk pembuatan probiotik. Sedangkan Pseudomonas sp. mampu menghasilkan senyawa bakteriosin dan senyawa antibiotik yang menghambat dan menekan bakteri patogen.

Selain itu, lanjutnya, Pseudomonas mampu memproduksi beberapa enzim, seperti protease, amilase dan selulase yang dapat mengurai protein, karbohidrat dan lemak menjadi senyawa yang lebih sederhana. Bakteri Pseudomonas berpotensi menjadi kandidat bakteri probiotik.

Firdha, yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FPK UNAIR. memberikan tips untuk menulis tulisan ilmiah, intinya selalu mengikuti perkembangan masalah terkini. “Kalau aku sih coba mengikuti webinar-webinar, dari situ nanti akan menempukan permasalahan sekaligus akan muncul ide dan solusi mengatasinya,” tutup Firdha. (*)

Penulis: Dimar Herfano

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp