Serba Serbi Model Usaha Ikan Arwana Endemik Berharga Selangit

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Perbedaan Ikan Arwana Super Red, Banjar Red, dan Golden Red
Perbedaan Ikan Arwana Super Red, Banjar Red, dan Golden Red

UNAIR NEWS – Bisnis ikan arwana memberikan keuntungan yang sangat menggiurkan bagi pelaku usaha. Namun, di samping keuntungan tersebut, usaha itu membutuhkan proses yang rumit dan waktu yang sangat lama. Perlu keterampilan dan pengalaman yang banyak agar usaha budidaya hingga penjualan ikan arwana berjalan sesuai dengan harapan.

Sri Yadi, selaku Direktur PT Arwana Citra Ikan Hias Indonesia, dalam kesempatannya dalam webinar ‘Arwana Talk’ oleh Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) UNAIR dan Badan Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) Depok pada (9/8/2021), ia mengelompokkan beberapa tahapan bisnis atau usaha ikan arwana. Tahapan-tahapan tersebut adalah pertama Jual beli ikan arwana (Arwana Proshop). Kedua, pembesaran ikan arwana. Ketiga, penangkaran/budidaya ikan arwana

“Tentu saja di ketiga tahapan ini tidak harus urut. Ada orang yang hanya melakukan jual beli saja. Ketiga tahapan ini ada beberapa keuntungan dan kerugiannya masing-masing, tapi tidak dijadikan sebagai perbandingan,” tuturnya.

Sri Yadi, selaku Direktur PT Arwana Citra Ikan Hias Indonesia

Jual Beli Ikan Arwana (Arwana Proshop)

Menurut Yadi, pada jual beli ikan arwana selalu bergantung pada suplai ikan dalam jumlah banyak. Ketika tidak ada pemasok ikan, maka bisnis tersebut tidak akan berjalan. Jual beli ikan arwana juga memiliki kompetitor yang banyak. Sedangkan juga bisnis ini sangat beresiko, seperti kematian ikan yang tinggi. 

Kegiatan dengan hanya menjual dan beli ikan arwana merupakan investasi kecil, maka usaha tersebut dapat keluar masuk pasar dengan mudah. Tingkat kerugian juga tidak terlalu besar, karena hanya menjual beberapa ekor ikan arwana.

Pembesaran Ikan Arwana

Usaha pembesaran ikan arwana dinilai cukup stabil dan aman untuk dilakukan. Ketergantungan akan spplai ikan juga sedang dan lebih sedikit kompetitor yang sama-sama membesarkan ikan arwana. Kemudian, persentase kematian ikan juga cukup jarang, karena dalam usaha ini pengusaha juga melakukan perawatan pada ikan arwana.

“Ikan begitu kita rawat dan beri makan, otomatis menjadi besar. Semakin besar harganya akan semakin tinggi, sehingga resiko akan semakin sedikit. Namun modalnya juga harus bertahan,” katanya sambil sedikit tertawa.

Margin yang diperoleh dari usaha pembesaran ikan arwana juga terbilang cukup. Sehingga bila terjadi kematian pada ikan (kerugian), keuntungan dari penjualan ikan yang sudah dibesarkan sudah lebih dari cukup untuk menutupinya. 

Penangkaran/Budidaya Ikan Arwana

Yadi menjelaskan bahwa model usaha dengan menangkar (budidaya) ikan arwana sering beresiko tidak memijah. Meskipun demikian, usaha model tersebut memiliki kompetitor yang sangat sedikit. Selain itu resiko kematian ikan juga sangat rendah, sehingga hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi pengusaha. 

“Penangkaran inilah yang paling menguntungkan, dalam sekali budidaya dan kemudian dijual sudah dapat balik modal setahun,” ujarnya.

 Yadi menambahkan terkhusus ikan arwana sangat sulit sekali dilakukan penjualan secara online. Namun bila berkata untuk riset, permintaanya masih sangat tinggi dengan harga yang stabil. Permintaan yang sangat tinggi tersebut juga disebabkan pemasok untuk riset yang masih belum banyak. 

“Jarang yang bisa sampai sepuluh kali (hasil budidaya), misalnya punya induk seribu menghasilkan 10 ribu dalam setahun sangatlah jarang. Sebab memang ini sangatlah individual sekali,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Ichwan Firmansyah

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp