Gandeng BSIS, Kelompok 219 KKN BBM 64 Ajarkan Memilah Sampah di Rumah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Kelompok 219 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Belajar Bersama Masyarakat (BBM) ke-64 menyelenggarakan webinar bertajuk “Yuk Pilah Sampahmu di Rumah! Sampah Terpilah Membawa Berkah” pada Sabtu (07/08/2021). (Foto: SS Zoom).

UNAIR NEWS – Indonesia merupakan salah satu penyumbang sampah terbanyak di dunia. Masih rendahnya pengelolaan sampah di Indonesia membuat sampah banyak menumpuk. Tidak hanya di tempat pembuangan akhir maupun sementara, tetapi di jalan-jalan besar pun terkadang masih banyak terlihat tumpukkan sampah.

Melihat hal tersebut, Kelompok 219 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Belajar Bersama Masyarakat (BBM) ke-64 menyelenggarakan webinar bertajuk “Yuk Pilah Sampahmu di Rumah! Sampah Terpilah Membawa Berkah” pada Sabtu (07/08/2021). Acara yang disiarkan melalui zoom meeting tersebut, dihadiri oleh lebih dari 100 partisipan, baik warga.

Dalam sambutannya Ahmad Fachrul Rozi selaku Ketua Kelompok 219 KKN BBM ke-64 menyampaikan, dalam webinar tersebut akan dijelaskan jenis-jenis, dampak, dan pemanfaatan sampah. Ia juga berharap, setelah mengikuti webinar tersebut, partisipan memiliki pandangan berbeda tentang sampah-sampah yang sering kali dilihat sehari-hari.

Turut menggandeng Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS), Kelompok 219 KKN BBM ke-64 menghadirkan Nurul Chasanah, S.Kom selaku Divisi Humas Bank Sampah Induk Surabaya sebagai narasumber. Dalam pemaparannya, wanita yang akrab disapa Nurul tersebut menjelaskan, sampah dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. 

“Sampah yang menumpuk dan tidak terpilah akan menghasilkan air lindi. Air lindi ini yang menyebabkan bau menyengat pada sampah. Dengan pengelolaan yang baik, air lindi dapat dimanfaatkan menjadi pupuk. Namun, bila dibiarkan begitu saja, air lindi akan merusak tanah,” jelasnya.

Selain itu, sampah dapat mengakibatkan polusi air yang merusak kualitas air dan mengganggu ekosistem di sungai, laut dan danau. Sampah juga dapat menimbulkan polusi udara dan merusak lapisan ozon, tambahnya. 

Nurul menyampaikan, langkah terbaik dalam mengurangi dampak-dampak tersebut adalah memulai memilah dan mengolah sampah dari rumah masing-masing individu. Sebelum memilah, masyarakat harus mengenali jenis sampah terlebih dahulu. 

Ia menjelaskan, yang termasuk ke dalam sampah organik adalah sampah sisa makanan dan sisa organisme. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos. Tidak hanya satu metode, kompos dari sampah organik dapat diolah dengan berbagai metode. 

“Pengomposan menggunakan mikroorganisme dapat dilakukan dengan metode aerob dan anaerob. Sementara yang menggunakan organisme dapat dilakukan dengan vermicomposting menggunakan cacing tanah. Dapat juga menggunakan bantuan larva lalat hitam atau Black Soldier Fly (BSF),” tuturnya.

Sementara itu, sampah anorganik dapat diberikan pada BSIS untuk segera diolah. BSIS sendiri memiliki beberapa jenis layanan seperti, jual sampah, tabung sampah, donasi sampah, jemput sampah, dan mitra olah sampah.

Pada akhir, Kelompok 219 KKN BBM ke-64 mengadakan game yang menguji pemahaman para partisipan dalam memahami materi. Mereka berharap, setelah mengikuti webinar tersebut masyarakat mulai ikut memilah dan mengelola sampah sesuai dengan jenisnya. (*)

Penulis: Alysa Intan Santika

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp