FF UNAIR Ajak Apoteker dan Penyintas Covid-19 Aware dengan Kesehatan Mental dan Fisik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Pengabdian Masyarakat (pengmas) bertajuk “Sehat Fisik dan Mental bagi Penyintas COVID-19 dan Apoteker Garda Depan”. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Pandemi yang tidak kunjung usai membuat para tenaga kesehatan (nakes) mulai merasakan burnout dikarenakan beban kerja yang overload. Hal tersebut membuat Fakultas Farmasi (FF) Universitas Airlangga (UNAIR) menyelenggarakan Pengabdian Masyarakat (pengmas) bertajuk “Sehat Fisik dan Mental bagi Penyintas COVID-19 dan Apoteker Garda Depan” pada Kamis (05/08/2021). Lebih dari 800 partisipan menghadiri acara yang disiarkan melalui platform zoom meeting dan Youtube tersebut.

Saat ditemui tim UNAIR News Arina Dery Puspita Sari, S.Farm., Apt., M.Farm.Klin., selaku Ketua Pelaksana mengatakan, pengmas tersebut tidak hanya untuk para nakes, tetapi juga untuk para penyintas covid-19. Waktu isolasi yang cukup lama dan banyaknya obat yang pasien konsumsi, kadang kala membuat pasien bosan dan stress. Selain itu, pandangan masyarakat pada pasien yang kurang baik juga sering kali membuat pasien dan keluarga tidak nyaman. 

“Kami harap acara ini dapat membantu masyarakat khususnya penyintas agar tetap terjaga kesehatan mentalnya, sehingga sistem imun tubuh tetap terjaga dengan baik. Selain itu, untuk para nakeas semoga kegiatan ini dapat menjaga mood dan semangat untuk tetap dapat memberikan pelayanan prima kepada pasien,” tuturnya.

Acara tersebut diawali dengan talkshow oleh apoteker dan penyintas covid-19. Dalam talkshow tersebut Arina mengatakan, sebagai bentuk pencegahan, masyarakat dapat mengonsumsi suplemen, seperti vitamin C, vitamin E, atau obat-obat herbal untuk meningkatkan sistem imun. Namun, jika telah terpapar dan timbul gejala, masyarakat dapat meminum obat sesuai dengan gejalanya.

“Jika gejala yang dirasa berat, dapat mengunjungi rumah sakit. Agar dapat diputuskan membutuhkan antivirus atau tidak. Jangan membeli antivirus sendiri, karena ada resiko resisten jika memakainya tidak tepat,” tambahnya. 

Selanjutnya, diadakan sesi penyuluhan. Hadir sebagai narasumber, dr. Izzatul Fitriyah, Sp.KJ(K) dan Sanny Prakosa, S.Psi. Pada kesempatan tersebut, dr. Izza menyampaikan tentang burn out yang terjadi pada nakes, khususnya apoteker di garda depan. Menurutnya, burn out merupakan fase lanjutan dari stress berkepanjangan yang tidak diatasi. 

“Jika terjadi burn out, kita harus proaktif baik dari lingkungan kerja maupun manajerial untuk mengatasi burn out. Lifestyle yang baik seperti makan makanan bergizi, berolahraga, dan tidur yang baik juga berpengaruh,” ungkap dr. Izza.

Sementara itu, Sanny menyampaikan untuk bertahan pada masa pandemi ini diperlukan kesadaran fisik, psikologis, dan sosial. Selain itu, diperlukan juga penerimaan dan kepedulian pada diri sendiri serta orang lain.

“Kita harus memahami kekuatan, kekurangan, dan batasan kita dan menerima dengan lapang dada. Selain itu kita juga harus menjaga diri kita dengan baik, kebersihan, nutrisi, dan juga berbuat baik kepada sesama” tutupnya.(*)

Penulis: Alysa Intan Santika

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp