Guru Besar UNAIR Paparkan Enam Modal Jadi Bangsa Tangguh

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Modal menjadi bangsa tangguh, menurut Prof. Dr. Purnawan Basundoro, M.Hum. (Foto: dokumen pribadi)

UNAIR NEWS – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) gelar webinar Bincang Merdeka bertajuk Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh pada Selasa (3/08/2021). Sebagai pembicara, hadir Prof. Dr. Purnawan Basundoro, M.Hum selaku Dekan FIB UNAIR. Pada pemaparannya, Prof Purnawan mengungkapkan bahwa terdapat enam modal untuk menjadi bangsa yang tangguh, utamanya di masa pandemi Covid-19 ini. 

Persatuan atau Kebersamaan

Prof. Purnawan mengatakan bahwa selama ini kita memang selalu berada dalam kebersamaan. Namun kini, makna kebersamaan tersebut perlu dilakukan redefinisi sehubungan dengan situasi pandemi yang kita hadapi saat ini. 

“Kebersamaan itu bisa menjadi boomerang untuk kita, seiring dengan situasi pandemi seperti saat ini. Kasus merebaknya Covid-19 gelombang kedua ini karena ketidaksadaran kita bahwa kebersamaan itu ternyata menjadi salah satu media bagi penyebaran virus tersebut (Covid-19, Red). Oleh karena itu, kebersamaan ini justru harus kita maknai sebagai upaya secara bersama-sama untuk menanggulangi covid-19 ini,” jelas Prof. Purnawan. 

Gotong Royong

Dosen yang juga pemerhati cagar budaya tersebut menyebutkan bahwa bangsa ini memiliki modal gotong royong yang luar biasa. Bahkan menurutnya, gotong royong menjadi inti dalam cara bernegara dan berbangsa pada masyarakat Indonesia.  

“Gotong royong ini adalah implementasi dari kebersamaan itu sendiri, yang dapat menyelesaikan segala sesuatu. Prinsipnya adalah berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Prinsip tersebut menjadikan pekerjaan berat dapat terselesaikan, sehingga bisa diimplementasikan pada situasi sekarang,” tutur Prof. Purnawan. 

Kepercayaan Diri yang Kuat 

Menurut Prof. Purnawan, Bangsa Indonesia memiliki kepercayaan diri yang kuat. Namun kepercayaan diri tersebut harus diorganisasi dengan baik sehingga tidak muncul dalam jalur yang salah. 

“Contoh jalur yang salah itu misalnya orang-orang percaya diri, ‘oh badan saya sehat dan saya akan keluar rumah tanpa memakai masker,’ itu banyak sekali (pemikiran seperti itu, Red). Itu kan kepercayaan diri yang konyol. Percaya diri yang benar contohnya, yakin bahwa vaksin adalah cara yang efektif untuk mencegah penyebaran covid,” terang Prof. Purnawan.

Tahan Menderita

Modal tahan menderita yang telah dimiliki oleh Indonesia, dijelaskan oleh Prof. Purnawan bahwa itu bisa menjadi pegangan untuk menghadapi situasi sekarang ini (masa pandemi, Red). 

“Bayangkan kita itu masyarakat di lockdown berkali-kali dengan berbagai program dan banyak masyarakat terdampak. Tetapi mereka bisa menghadapi situasi ini dengan biasa. Karena, kita tahan menderita sebagai salah satu modal yang cukup bagus dalam menghadapi berbagai situasi yang menekan,” jelas Prof. Purnawan.

Suka Berikhtiar

Salah satu bagian dari ikhtiar, yakni inovasi. Prof. Purnawan mengatakan, bahwa inovasi harus ditindaklanjuti supaya benar-benar terstandar dan bermanfaat untuk masyarakat. 

“Berbagai inovasi dilakukan oleh  Bangsa Indonesia. Misalnya vaksin merah putih yang dikembangkan oleh UNAIR, ataupun inovasi di tengah kelangkaan oksigen. Inovasi atau ikhtiar sederhana itu bisa menolong orang banyak,” ungkap Prof. Purnawan. 

Toleransi

Sebagaimana yang dipaparkan oleh Prof. Purnawan, bahwa toleransi terkait dengan menghargai orang lain. Ia kemudian menyebutkan bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi toleransi. “Misalnya orang yang terkena Covid-19 akan merasa nyaman karena dibantu dan tidak diusir tetangga,” ujar dosen kelahiran Banjarnegara tersebut.

Menurutnya, toleransi mengajarkan menjadi bangsa yang tangguh dan kuat. Tinggal berbagai potensi yang ada perlu dikelola secara sistematis dan terstruktur sampai ke lingkup yang paling bawah. 

“Ketangguhan ini juga harus dilandasi dengan berbagai data informasi yang terpercaya, kuncinya adalah literasi. Nah insya Allah kalau ini disatukan (modal bangsa tangguh, Red), bangsa kita akan tangguh, tumbuh kembali, hebat, dan kuat,” pungkas Prof. Purnawan. 

Penulis: Fauzia Gadis Widyanti

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp