Pokdarwis Kemiren Bagikan Cerita Cikal Bakal Desa Wisata Osing Kemiren

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Webinar Airlangga Berdialog 1.0 yang diadakan tim KKN 64 Kelompok 256. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS –  Banyuwangi dikenal dengan julukan Kota Festival. Tak cuma festival, Banyuwangi juga memiliki cagar budaya bernama Desa Wisata Osing Kemiren. Desa Wisata Osing Kemiren merupakan salah satu desa wisata yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Desa Wisata Osing Kemiren telah banyak dikenal oleh wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Desa Wisata dikenal dengan potensi keunikan dan daya tarik khas desa tersebut, Desa Wisata Kemiren sendiri memiliki potensi keunikan berupa budaya masyarakat Osing.   

Pada kegiatan Webinar Airlangga Berdialog 1.0 yang diadakan tim KKN 64 Kelompok 256 pada Sabtu (31/7), hadir Muhammad Edy Saputro S.ST. Par., yang merupakan ketua Pokdarwis Desa Osing Kemiren. Kang Eday, panggilan akrabnya, bercerita bahwa sejak tahun 90-an desa Wisata Osing Kemiren dikarenakan banyaknya peneliti maupun akademisi yang meneliti mengenai kebudayaan yang ada di desa kemiren. Pengembangan wisata di desa Osing kemiren sendiri, berfokus pada pengembangan kebudayaan suku Osing yang merupakan suku asli masyarakat Banyuwangi. 

“Ada enam syarat yang menjadi cikal bakal terbentuknya desa Wisata Osing Kemiren ini,” jelas pria kelahiran desa tersebut. 

Kang Eday menyampaikan daya tarik wisata menjadi syarat dalam pengembangan desa wisata. Daya tarik wisata Desa Kemiren sendiri berfokus pada kebudayaan seperti Tari Gandrung, Rumah Adat dan Pakaian Adat. Kemudian memiliki komunitas masyarakat, Desa Osing Kemiren sendiri memiliki berbagai komunitas masyarakat seperti karang taruna, pokdarwis, dan sanggar tari yang dapat mendukung pengembangan wisata di Desa Osing Kemiren. 

Selanjutnya, sambung Kang Eday, memiliki sumber daya manusia yang berperan dalam pengembangan desa wisata. Desa Osing Kemiren memiliki sumber daya manusia yang mendukung pengembangan desa wisata yaitu pemandu wisata lokal. Karena pemandu desa pasti akan menjelaskan mengenai keunikan dan kekhasan desa Wisata Osing Kemiren.  

“Salah satu komunitas masyarakat dan sumber daya manusia yang mendukung pengembangan desa wisata adalah sanggar tari gandrung. Sanggar tari gandrung memiliki peran penting dalam mengenalkan kebudayaan tari gandrung yang merupakan tari khas banyuwangi,” ungkapnya.

Kemudian syarat pengembangan desa wisata  adalah  ketersediaan fasilitas dan prasarana dasar, dan aksesibilitas lokasi dapat mudah ditemukan oleh wisatawan. Selain itu, terdapat sarana prasarana desa meliputi sanggar atau aula pertemuan, resto desa, wisata sangrai kopi yang menjadi salah satu prasarana dalam pengembangan potensi wisata di Desa Osing Kemiren. 

“Desa Wisata Osing Kemiren memiliki lokasi yang strategis yang berada di bawah kaki gunung. Kami juga memiliki resto desa dengan konsep arsitektur desa Osing dan menjual makanan khas Desa Osing Kemiren sebagai daya tarik wisata,” jelasnya.

Selanjutnya, yaitu peluang pasar wisatawan, Desa Osing Kemiren berfokus pada kebudayaan sebagai potensi wisata. Selain berfokus pada kebudayaan sebagai potensi wisata, Desa Osing Kemiren juga berfokus pada produk-produk olahan desa yang dapat dipasarkan sebagai souvenir atau oleh-oleh khas desa.  

Kemudian, tandasnya, adalah memiliki lembaga pengelolaan desa. Desa Wisata Osing Kemiren dikelola oleh pokdarwis atau kelompok sadar wisata yang bekerjasama dengan kelembagaan lain seperti bumdes, komunitas kesenian, dan kuliner. 

“Adanya Pokdarwis, bumdes dan sebagainya, menjadi salah satu syarat wajib pengembangan desa wisata,” tutupnya. 

Penulis: Ananda Wildhan Wahyu Pratama

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp