Kategori Desa Wisata di Indonesia Berdasarkan Pengembanganya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Labiru Tour

UNAIR NEWS – Desa Wisata menjadi salah satu wisata khas yang ada di daerah tersebut. Sehingga, semakin tahun, desa wisata yang ada di Indonesia semakin bertambah. Hal ini sesuai dengan rencana Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam mewujudkan 244 Desa Wisata pada tahun 2024. Namun, dalam pengembangan Desa Wisata terbagi menjadi beberapa kategori Desa Wisata menurut pengembanganya. 

Muhammad Edy Saputro S.ST. Par yang merupakan ketua Pokdarwis Desa Osing Kemiren, pada kegiatan Webinar Airlangga Berdialog 1.0 (31/7), yang diadakan tim KKN 64 Kelompok 256 menyampaikan bahwa ada 4 kategori Desa Wisata menurut pengembangannya. 

 “Ada 4 kategori Desa Wisata menurut pengembangan yang dapat menjadi acuan dalam pengembangan selanjutnya,” ungkapnya.

Kategori pertama, sambung Kang  Eday, adalah Desa Wisata Rintisan yang merupakan desa wisata yang masih berupa potensi sebagai desa wisata. Sarana prasarana desa wisata rintisan terbilang terbatas, sehingga belum maupun masih sedikit kunjungan dari wisatawan. Selain itu, kesadaran masyarakat terhadap potensi wisata belum sepenuhnya tumbuh. 

“Sehingga sangat diperlukan pendampingan dari pihak terkait dalam penggembanganya ke depan,” jelasnya.

Selanjutnya, adalah Desa Wisata Berkembang yang merupakan desa wisata yang sudah ada kunjungan dari wisatawan dari luar daerah. Sarana prasarana dan fasilitas juga sudah berkembang, sehingga mulai tercipta lapangan kerja bagi penduduk daerah. Selain itu juga didukung akan kesadaran masyarakat terhadap potensi wisata tumbuh. 

“Akan tetapi perlu adanya pendampingan secara berkala oleh pihak terkait,” jelas Ketua Pokdarwis Desa Osing Kemiren.

Kemudian, adalah Desa Wisata Maju yang tergolong desa wisata yang masyarakatnya sadar akan potensi wisata yang ada di daerahnya. Selain itu, banyak kunjungan wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara. Sehingga, masyarakat mampu mengelola usaha pariwisata melalui pokdarwis maupun kelompok kerja lokal. 

“Desa Wisata Maju dapat dikategorikan sebagai desa wisata yang mampu memanfaatkan dana desa untuk pengembangan desa wisata,” tuturnya.

Kategori desa wisata selanjutnya adalah Desa Wisata Mandiri yang memiliki inovasi dalam pengembangan potensi desa menjadi unit kewirausahaan mandiri. Sehingga, desa ini banyak dikenal wisatawan mancanegara dan menerapkan konsep berkelanjutan (Sustainability) yang diakui dunia. Sarana dan prasarana menerapkan standar internasional, minimal ASEAN serta pengolahannya secara kolaboratif pentahelix

“Desa Wisata  Mandiri memanfaatkan dana desa menjadi bagian dalam inovasi wisata. Selain itu digitalisasi menjadi bentuk promosi mandiri dalam mempromosikan wisata di desa tersebut,” tutupnya.

Penulis: Ananda Wildhan Wahyu Pratama

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp