Direktur RSTKA Tegaskan Urgensi Nyata Indonesia Membangun Sistem Kesehatan Berbasis Maritim

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Direktur Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) dr. Agus Harianto, SpB., saat memberikan paparan. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Dalam menyemarakkan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang dirayakan tiap tanggal 10 Agustus, UNAIR mengadakan webinar pada Senin pagi (2/8/2021). Judul tema yang diangkat dalam webinar tersebut adalah “Inovasi, Optimisme, dan Transformasi Layanan Kesehatan dan Mitigasi Bencana di Masa Pandemi”. Narasumber terakhir yang dihadirkan adalah Direktur Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) dr. Agus Harianto, SpB. Topik yang disampaikan olehnya dalam webinar tersebut bertalian dengan kontribusi RSTKA dalam pelayanan kesehatan di daerah-daerah Indonesia yang terpencil.

Pada paparan pembuka ia menjelaskan tantangan dari akses pelayanan kesehatan yang setara di Indonesia tentu adalah faktor geografisnya sebagai negara kepulauan dengan 17 ribu lebih jumlah pulaunya. Populasi yang tinggal di lokasi yang terpencil akan jauh lebih susah dan berbahaya untuk mengakses fasilitas kesehatan, karena minimnya sarana transportasi, berlayar terlalu jauh dan lama, terkadang juga berbahaya, dan faktor kemampuan finansial orang pulau.

“Potensi pasien untuk sembuh menjadi kecil. Bahkan, ada ironi di Pulau Wetar dimana orang pulau sampai berlayar ke Timor Leste untuk mengakses pelayanan kesehatan,” tutur dokter bedah itu.

Oleh karena itu, sambungnya, RSTKA hadir sebagai persembahan solusi dari UNAIR untuk menjawab problematika tersebut, dengan membuat rumah sakit portabel yang dapat hadir di wilayah Indonesia yang tidak terjangkau. Bentuk rumah sakit RSTKA modelnya mirip dengan Kapal Pinisi. Agus menjelaskan bahwa RSTKA ini terfokus dalam memberikan akses pelayanan kesehatan terhadap masyarakat kepulauan dan daerah terpencil yang tidak dapat diperoleh di Puskesmas. Berbagai disiplin dokter spesialis hadir menjadi relawan dalam rumah sakit tersebut.

Agus menjelaskan bahwa daerah tujuan RSTKA berlayar harus memenuhi kriteria tertentu, yakni: daerahnya terpencil dan sulit terjangkau, memiliki banyak masalah kesehatan, demografi setempat, dan izin dari pemerintah setempat.

“Kapal RSTKA ini merupakan persembahan dari UNAIR dan rakyat yang membantu bergeraknya RSTKA via donasi. Ini merupakan bentuk cinta dan kerendahan hati UNAIR kepada orang-orang yang sangat membutuhkan cinta kasih. Tujuannya sepenuhnya untuk kemanusiaan dan kesejahteraan sosial,” ujar alumni UNAIR itu.

Sejak berjalannya pada 2006, lanjutnya, RSTKA telah singgah di 48 pulau, memberikan 2449 operasi, dan 14478 pelayanan spesialis lainnya. Beberapa pulau yang didatangi oleh RSTKA adalah Pulau Masalembo dan Kepulauan Sabalana. Agus menceritakan bahwa pelayanan dan pengabdian yang diberikan oleh RSTKA tak sebatas pelayanan kesehatan saja.

“Penelitian pengobatan alternatif, pengobatan psikotrauma, sanitasi dan penjernihan air, layanan sosial terpadu, pengelolaan sampah, dan pendampingan psikososial. Semua pelayanan ini kami bekerjasama dengan fakultas lainnya di UNAIR dan bahkan universitas lain pula yang berkenan untuk mengirimkan relawan,” tutur Agus.

Selama pandemi merebak di tanah air, jelasnya, RSTKA baru kembali berlayar pada November 2020 dan memberikan pelayanan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Agus merefleksikan pandemi ini dengan visi Presiden Joko Widodo untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim dengan kondisi akses pelayanan kesehatan di pulau dan daerah terpencil. Ia menjelaskan bahwa misi-misi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia masih berbasis perekonomian dan pertahanan.

“Tentu semua itu perlu, tetapi semoga bahwa kedepannya Pemerintah Indonesia harus mengikutkan pembentukan sistem kesehatan berbasis maritim pula. Terdapat urgensi dan kewajiban pemerintah dalam menciptakan sistem kesehatan dimana seluruh masyarakat Indonesia dapat dengan mudah mengakses pelayanannya,” tutupnya.

Penulis: Pradnya Wicaksana

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp