Tips Budidaya Ikan Koi Ala Owner AMSkoi Banyuwangi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber foto dari Suara.com

UNAIR NEWS– Ikan Koi (Cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas ikan hias yang menjadi primadona baik di pasar lokal maupun internasional. Selain warnanya yang cantik, ikan koi juga dianggap dapat mendatangkan keberuntungan bagi pemiliknya. Karena permintaan pasar dan harga yang tinggi, membuat budidaya ikan koi menjadi salah satu prospek bisnis yang menguntungkan apabila dikembangkan.

Dalam Kajian Perikanan Volume III yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Akuakultur (HIMAKUA) PSDKU UNAIR Banyuwangi Sabtu (31/07) mengupas tuntas teknik budidaya ikan koi. Mengangkat tema “Budidaya Ikan Koi: Teknik Budidaya Ikan Koi Sebagai Peluang Usaha di Masa Pandemi” menghadirkan beberapa narasumber salah satunya Akbar Maulana yang merupakan pebsnis ikan koi.

Akbar menerangkan bahwa di Indonesia sendiri pasar dari bisnis ikan koi cukup besar. Hal itu dikarenakan ikan koi yang merupakan pilihan utama dalam mengisi kolam-kolam hias baik dirumah maupun fasilitas umum lantaran memiliki warna yang cantik dan ukuran yang proporsional. Di Indonesia sendiri beberapa Ikan Koi yang populer salah satunya dari jenis Gosanke, Utsurimono, Kawarimono dan Tancho.

“Saat ini pasar dari ikan koi sendiri cukup bagus baik lokal maupun global, dan bahkan, sambungnya, Koi Blitar yang merupakan koi lokal kita juga bisa menembus pasar internasional,” ungkapnya.

Dalam budidaya ikan koi, Akbar mengungkapkan terdapat beberapa tahap yang perlu diperhatikan dan menentukan keberhasilan budidaya salah satunya adalah pemilihan indukan. Indukan yang bagus biasanya berusia diatas 2 tahun dengan jenis yang sama atau mendekati sehingga anakan yang dihasilkan bisa bagus. Ukuran induk juga harus diperhatikan, umumnya indukan yang bagus memiliki ukuran diatas 65 cm.

“selain itu, kesehatan induk merupakan hal terpenting, induk yang sehat bisa diamati secara visual seperti keaktifan gerakan, tidak ada cacat dan warna yang cerah atau kontras,” sambungnya.

Selepas mendapat induk yang berkualitas ikan dipijahkan pada media yang tidak terlalu dalam. Biasanya kolam untuk pemijahan bisa berukuran 3×6 meter dengan tinggi air 40 cm, jangan lupa diberi substrat seperti paranet untuk ikan meletakkan telur. Proses pemijahan biasanya dilakukan pada sore hari guna meminimalisir fluktuasi suhu terlalu tinggi.

“Setelah media siap masukkan ikan betina yang sudah matang gonad terlebih dahulu, setelah 2 – 3 jam baru masukkan indukan jantan dengan rasio 3:1,” jelasnya. 

Ikan akan memijah dan biasanya telur akan nampak pada pagi hari. Setelah telur terlihat, lanjutnya, angkat indukan dan larva akan menetas setelah 2 – 3 hari. Larva yang telah menetas juga harus dirawat dengan hati-hati, karena pada stadia ini ikan masih rentan terhadap buruknya kualitas air. Jangan sampai terjadi perubahan parameter yang tiba-tiba karena pemberian pakan ataupun faktor yang lain.

“Untuk itu, biasanya pakan untuk larva saya menggunakan rebusan kuning telur dan  pakan alami pada usia 4 hari, baru setelah 3 minggu bisa menggunakan kombinasi pakan komersil, dan ingat jangan terlalu banyak memberi pakan karena dapat memperburuk kualitas air,” tandasnya.

Mengakhiri pemaparanya, ia mengungkapkan tips pemeliharaan untuk ikan yang sudah besar yakni sering melakukan pergantian air untuk menjaga kualitas air. Penggunaan filter dan perhitungan padat tebar yang optimal juga dapat meningkatkan keberhasilan.

“Pergantian air bisa seminggu sekali cukup 10-30% dari total air saja, penggunaan filter (fisika, kimia, biologi) dan aerasi serta pemberian probiotik juga dapat menunjang pertumbuhan,” pungkasnya.

Penulis: Ivan Syahrial Abidin

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp