Menkes RI Paparkan 4 Pilar Penanggulangan Pandemi dalam GEBRAK Tanggulangi COVID-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Menkes RI Budi Gunadi Sadikin dalam Rekomendasi Guru Besar GEBRAK Tanggulangi COVID-19 Besar pada Jumat (30/07/2021). (Foto: SS Zoom meeting)

UNAIR NEWS – Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin hadiri “Gerakan Aksi Bersama Bersama Serentak (GEBRAK) Tanggulangi Covid-19” yang diadakan oleh Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) pada Jumat (30/07/2021). Acara yang disiarkan melalui platform zoom meeting dan youtube tersebut, memaparkan rekomendasi para guru besar FK UNAIR dalam mempercepat penanggulangan Covid-19.

Dalam sambutannya, Budi mengharapkan FK dan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dapat ikut serta membantu kemenkes dalam menanggulangi pandemi. Hal tersebut terkait dengan kelompok protokol kesehatan (prokes), kelompok testing, tracking, isolasi, kelompok vaksinasi, dan kelompok terapeutik. Keempat hal tersebut merupakan anjuran dari WHO untuk semua negara dalam mengendalikan pandemi Covid-19. 

“Dengan target replikasinya adalah dibawah 1. Artinya, dua orang menularkan ke satu orang, atau tiga orang menularkan ke dua orang. Tidak seperti sekarang, di mana keadaan terbalik dengan varian delta ini,” jelasnya.  

Budi melanjutkan, pandemi tidak akan berakhir dengan cepat. Pandemi nantinya akan berubah menjadi epidemi normal, bila terapeutik atau pengobatan nya berjalan baik. Ia mengajak para ahli yang berasal dari FK UNAIR bekerja sama menciptakan terapi yang dapat mengurangi fatalitas dan mengobati orang yang sakit.

Selanjutnya, Budi memaparkan tentang vaksinasi. Menurutnya, UNAIR merupakan universitas yang paling maju dalam penelitian dan pengembangan vaksin merah-putih. Ia menyampaikan, KEMENKES akan membantu UNAIR dalam produksi maupun uji klinis, sehingga dapat mempercepat produksi vaksin tersebut. 

“Saya kini tengah dalam tahap finalisasi dengan WHO, terkait pembangunan alat pembuat vaksin MRNa atau DNA di Indonesia. Dari sisi ketahanan global, dirasakan perlu memiliki teknologi baru ini,” tuturnya.

Menkes RI tersebut menyampaikan, testing, tracking, dan isolasi di Indonesia masih sangat rendah. Ia mengharapkan, testing tidak hanya dilakukan untuk syarat perjalanan, tetapi dilakukan terus-menerus untuk melacak penularan. Meskipun jumlah vaksinasi semakin meningkat, tetapi disiplin testing, tracking, dan isolasi sangat buruk tetap akan menjadi masalah. Dalam pemaparan tersebut, Budi meminta bantuannya pada UNAIR untuk ikut serta mendisiplinkan ketiga hal tersebut. 

“Terakhir adalah protokol kesehatan. Hal inilah yang paling sulit dilakukan di Indonesia. Masih banyak masyarakat yang masih meyakini penyakit ini hoaks atau konspirasi. Dalam hal ini, kita membutuhkan ahli sosiologi UNAIR untuk melakukan pendekatan ke masyarakat. Bagaimana caranya kita  bisa mendidik dan mengedukasi para masyarakat untuk memakai masker dan menjaga jarak, sehingga masyarakat yakin bahwa penyakit ini nyata dan ilmiah,” ungkapnya. 

Pada akhir, ia berharap bukan hanya para tenaga kesehatan saja yang ikut serta dalam menanggulangi pandemi ini. Para ahli sosial juga diharapkan berkontribusi dalam mengubah energi negatif, konflik, perdebatan kontradiktif yang banyak menyebar di masyarakat, sehingga seluruh komponen bangsa dapat bergotong-royong menyelesaikan pandemi Covid-19 ini.

Penulis: Alysa Intan Santika

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp