Literasi tentang Kesehatan Mental pada Guru: Apa dan Mengapa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber Ilustrasi by Lifestyle Okezone

Guru, utamanya guru Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah satu pihak yang diharapkan memahami kondisi dan perkembangan psikologis siswa dan dapat memberikan bantuan ketika mereka memerlukan, atau menjadi sumber informasi kemana mencari bantuan. Namun, banyak guru yang kesulitan mengenali kondisi psikologis siswa, sehingga mereke perlu mendapatkan bekal pengetahuan mengenai kesehatan mental dan ketrampilan yang diperlukan.

Penelitian ini menjabarkan definisi literasi kesehatan mental sebagai kepemilikan terhadap pengetahuan dan sikap terhadap kesehatan mental/psikologis secara tepat, kemampuan untuk mengenali masalah kesehatan mental serta mengetahui kemana mencari bantuan jika memiliki persoalan kesehatan mental. Seseorang disebut memiliki literasi tidak hanya dari pengetahuan dan kemampuan mengenali berbagai aspek kesehatan mental, tetapi juga dengan pengetahuan tersebut membuatnya bersikap positif dan memberikan dukungan. Tidak memandang masalah kesehatan ental atau orang yang memilikinya sebagai kelemahan dan dijauhi. Berikutnya, ia dapat membantu orang tersebut atau setidaknya memberikan arahan kepada tindakan yang benar. Berbagai ahli dari beberapa kontinen telah menjabarkan dan mengembangkan strategi untuk membangun sikap dan ketrampilan ini.

Literasi ini sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan psikologis yang berat. Aspek penting lainnya adalah sikap terhadap masalah kesehatan mental. Pandangan yang positif terhadap topik ini akan membuat orang lebih bisa menerima kondisinya dan melakukan tindakan yang tepat. Kemampuan ini juga yang ditelusuri pada para guru di sekolah menengah terutama agar sikap dan pengetahuan  mereka ini dapat mendukung kesehatan mental generasi muda. Guru yang memiliki literasi kesehatan mental yang baik dapat meningkatkan kesehatan mental mereka sendiri serta mengurangi resiko masalah kesehatan mental pada siswa usia 12-15 tahun. Guru adalah barisan terdepan untuk mengenali kondisi siswa. Oleh karena itu, sangat penting untuk memikirkan cara meningkatkan literasi kesehatan mental guru di sekolah menengah.

Tidak hanya untuk siswa sekolah menengah, beberapa penelitian telah membuktikan peran literasi kesehatan mental pada guru sekolah dasar. Beberapa juga mengembangkan metode pelatihan untuk membentuk literasi para guru. Strategi ini tentu perlu melibatkan sekolah yang ingin mempromosikan kesejahteraan mental dan kesadaran masyarakat luas, misalnya orangtua siswa. Sekolah yang memiliki agenda ini akan membuka kesempatan yang luas bagi peningkatan pemahaman mengenai kesehatan mental. Mulai dari siswa sejak usia sangat muda, siswa di sekolah menengah, di perguruan tinggi, guru, orangtua, dan pengelola sekolah atau Lembaga Pendidikan.

Kajian dari beberapa ilmuwan dari berbagai negara dan masa memungkinkan pengembangan konsep mengenai literasi keseahtan mental ini. Definisi yang awal mulanya berasal dari satu ahli (Anthony Jorm) kemudian berkembang dengan penambahan aspek dan komponen. Misalnya dari Kanada menambahkan focus pada factor-faktor yang menjadi resiko terhadapa kesehatan mental. Semakin banyaknya ketertarikan terhadap topik ini juga meningkatkan pengukuran mengenai literasi ini. Dalam ilmu perilaku, pengukuran menjadi satu hal penting sebagai sarana untuk melakukan penilaian terhadap perkemabngan satu konsep.

Melalui kajian yang mengumpulkan berbagai penelitian tentang literasi kesehatan mental, dapat dikenali definisi yang tepat dan lebih komprehensif. Hal ini memberikan peluang para penelitia untuk memilih definisi sesuai dengan tujuan kegaitannya. Dalam kaitannya dengan guru, pemahamannya terhadap kesehatan mental siswa diharapkan dapat berkontribusi pada pencegahan masalah kesehatan mental dinatara siswa. Guru dapat mengenali siswa-siswanya yang memerlukan bantuan dan ia juga dapat mengarahkannya untuk mencari bantuan kesehatan secara tepat. Apalahi, beban kesehatan mental di usia muda saat ini cukup tinggi sedangkan disisi lain mereka adalah kelompok usia yang jarang mencari bantuan kepada professional. Sekolaha dalah tempat terbaik karena sebagian besar orang muda terhubung dengan sekolah, dan guru adalah pihak yang palin gdekat dengan siswa.

Penulis: Endang Retno Surjaningrum

Sumber referensi:

Mental Healthy Literacy of Teachers: A Systematic Literature Review; Journal of Educational, Health and Community Psychology; Vol. 10 No 2, June 2021.

Doi: http://dx.doi.org/10.12928/jehcp.v10i2.20512

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp