Literasi Kesehatan Gigi dari Ibu Mampu Cegah Karies Gigi Anak

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: ilovemynusmilecom

UNAIR NEWS – Data dari Riskesdas (2008) menunjukkan ada 93 persen anak Indonesia berusia 5-6 tahun mengalami gigi berlubang. Sementara itu hanya 2,8 persen penduduk Indonesia yang menyikat gigi dua kali sehari. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi target Indonesia Bebas Karies tahun 2030 yang dicanangkan Kementerian Kesehatan RI.

Mengikuti problematika tersebut, Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Dr. Gilang Rasuna Sabdho Wening, drg., M.Kes.  mengungkapkan bahwa salah satu cara yang ternyata dapat menekan angka karies gigi anak adalah kemampuan literasi kesehatan gigi dari orang tua, khususnya ibu.

Untuk mewujudkannya, Dr. Gilang menganjurkan literasi kesehatan gigi anak harus dimulai sejak tahap pranikah dengan memperkuat literasi kesehatan umum dan gigi bagi anak. “Ambil informasi dari sumber yang terpercaya. Selain itu, biasakan perilaku sehat karena orang tua adalah guru pertama yang ditiru anak,” jelasnya dalam webinar Dentistry Charity BEM FKG UNAIR pada Minggu (25/7/2021).

Selain itu, sebelum menikah ada baiknya bagi calon ornag tua untuk melakukan cek kesehatan baik fisik dan mental untuk mengeliminasi potensi risiko penyakit. Pada sisi lain, literasi finansial pada masa pernikahan juga harus diperhatikan dengan menyisihkan biaya kesehatan anak hingga usia 6 tahun. Rujukan fasilitas kesehatan (faskes) pun juga harus ditentukan dengan memilih faskes yang dapat diandalkan.

Periode Penting Kehamilan

Meski terlihat sama sekali tidak memiliki korelasi dengan potensi karies gigi anak, namun periode kehamilan menjadi salah satu periode penting untuk mencegah gangguan pada gigi tersebut. Pertama, Dr. Gilang mengimbau calon ibu untuk meningkatkan rasa bersyukur. Mengapa ini penting?

“Rasa bersyukur bisa meningkatkan perasaan tenang dan bahagia yang berkorelasi dengan tingkat kecemasan ibu hamil pada trisemester ketiga,” jelasnya.

Kedua, ibu hamil harus menjaga asupan nutrisi sebagai tindakan praerupsi untuk kesempurnaan enamel dan gigi anak kelak. Pembentukan gigi pada anak sendiri dipengaruhi oleh vitamin dan zat mineral, terutama vitamin A, C, D, dan mineral Ca, P, F, dan Mg.

Ketiga, kemampuan literasi kesehatan gigi ibu juga harus ditingkatkan karena berpengaruh signifikan secara statistic pada status kesehatan gigi anak. “Semakin tinggi tingkat literasi ibu maka semakin rendah karies gigi dan tumpatan yang dimiliki anak,” terang Dr. Gilang.

Selanjutnya, perilaku keseharian dengan mempraktikkan pendidikan kesehatan mulut  juga harus terus-menerus dilakukan. Hal ini juga harus diikuti dengan perilaku kunjungan faskes yang sayangnya sejauh ini masih rendah. Dr. Gilang mengungkapkan bahwa dari 424 Ibu Hamil yang terdaftar di KIA Kota Surabaya misalnya, hanya 9 orang yang datang ke poli gigi setelah diberi rujukan untuk memeriksakan kesehatan gigi dan mulut. 

“Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi anak akan sangat berpengaruh terhadap pencegahan karies gigi pada anak. Tidak hanya pada tahapan pranikah maupun kehamilan tapi juga pada masa pertumbuhan anak dari bayi, batita-balita, hingga sekolah dasar,” pungkasnya.(*)

Penulis: Intang Arifia

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp