Hindari Kesalahan Terjemahan Lewat Tips Berikut Ini

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Penyampaian materi oleh Retno Wulandari Setyaningsih, M.ITS. melalui live streaming YouTube pada Sabtu, (24/07/2021)

UNAIR NEWS – Terjemahan yang dilakukan oleh mahasiswa secara umum kurang terbaca atau kurang memuaskan yang disebabkan oleh beberapa masalah kecil. Menerjemahkan tidak hanya berdasar pada bahasa sumber atau kosakata bahasa sumber namun juga melihat culture bahasa sasaran. Teks terjemahan juga perlu memenuhi tujuan terjemahan.

Seperti yang dijelaskan oleh Retno Wulandari Setyaningsih, M.ITS. dalam seminar nasional “Mengukur Kompetensi Penerjemah” yang diadakan oleh Program Studi Magister Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga pada Sabtu, (24/07/2021).

“Menerjemahkan tidak dalam ruang yang vakum, menerjemahkan itu ada yang membaca. Kesadaran-kesadaran seperti ini perlu ditumbuhkan kepada mahasiswa agar teks terjemahan memenuhi tujuan terjemahan dan menjadi angkanya besar dalam nilai kompetensi,” jelas Retno.

Tiga narasumber yang hadir dalam seminar tersebut adalah Rochayah Machali, Dra.,MA.,Ph.D. dosen Universitas Airlangga sekaligus Tim KKS HPI; Dr. Sugeng Hartanto, S.Pd, M.Pd. dosen Politeknik Negeri Malang dan Tim KKS HPI; dan Retno Wulandari Setyaningsih, M.ITS. selaku dosen UNAIR.

Dalam kesempatan itu Retno menjelaskan pentingnya translation brief bagi mahasiswa untuk menghindari kesalahan dalam terjemahan. Translation brief yang perlu dipahami oleh mahasiswa ada lima pertanyaan yaitu fungsi teks, target pembaca teks, persepsi waktu dan tempat, medium atau tempat dimana teks terjemahan digunakan, dan tujuan penerjemahan teks. Mahasiswa perlu mengetahui bahwa teks memiliki fungsi dalam bahasa sumber dan bahasa sasarannya.

“Motif penerjemhan itu untuk apa, tidak sekedar atau jangan berkutat pada memindahkan bahasa sumber ke bahasa sasaran. Realisasi bahwa translation adalah living text itu perlu dibangun pada mahasiswa,” jelasnya.

Selanjutnya, Retno menjelaskan agar teks terjemahan mahasiswa benar atau paling tidak transfer terjemahan bahasa benar. Hal ini dikarena dasar pertanyaannya adalah tentang teks tujuan bukan teks sumber. Penerjemahan teks sumber dapat berbeda fungsi dengan teks sasaran sehingga terjemahan tidak berbanding lurus. “Mahasiswa perlu diungkap kesadarannya bahwa teks itu mempunyai fungsi dalam bahasa sumber dan bahasa sasarannya,” imbuhnya.

Seminar nasional itu mendapat respons yang luas biasa dari peserta. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya jumlah pendaftar yang mencapai seribu peserta dari berbagai fakultas. Banyaknya jumlah peserta menyatakan bahwa bidang terjemahan banyak diminati, baik dari kalangan linguistik atau ilmu lainnya. (*)

Penulis: Wiji Astutik

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp