Guest Lecture FKH Kenalkan Penyakit dari Hewan Reservoir Kelelawar

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Yuta Kanai, DVM, PhD. dari Osaka University, Jepang saat memaparkan materi kelelawar. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Kemunculan penyakit infeksi (Emerging Infectious Diseases) yang disebabkan oleh virus menjadi isu global yang mengancam kesehatan masyarakat dunia. Beberapa penyakit infeksi virus mengalami outbreak dan berkembang menjadi pandemi seperti halnya Coronavirus disease 2019 (Covid-19) yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2.

Pada Selasa (27/07/2021) Divisi Ilmu Kedokteran Dasar Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan webinar dengan tema “Molecular Biology of Bat-Borne Viruses”. Guest Lecture yng dihadirkan pada kegiatan tersebut adalah Yuta Kanai, DVM, PhD. dari Osaka University, Jepang.

Associate Professor, Research Institute for Microbiology Diseases itu menyampaikan bahwa Kelelawar, bila dibandingkan dengan anggota kelas mamalia yang lain, menjadi pembawa virus zoonotik tertinggi.

“Kelelawar memiliki keunikan sebagai host bagi bermacam patogen, setidaknya 28 famili virus yang beragam telah ditemukan pada kelelawar. kelelawar hidup dalam koloni besar dengan umur panjang yang luar biasa (5-50 tahun). kelelawar dapat terbang dan menempuh jarak yang cukup jauh serta infeksi tanpa gejala oleh virus patogen,” papar Dokter Yuta Kanai.

Beberapa penyakit zoonosis yang ditularkan melalui kelelawar diantaranya yaitu:

  1. Covid-19

Coronavirus adalah salah satu kelompok virus penyebab penyakit zoonosis yang sering dikaitkan dengan kelelawar. Virus ini tergolong virus RNA yang termasuk ke dalam Famili Coronaviridae dan Ordo Nidovirales. Penyebab dari ketiga penyakit mematikan tersebut diduga berasal dari COVs yang sebelumnya hidup di reservoir alami yang sama yaitu kelelawar. Hal ini didasarkan dari kemiripan genome CoVs penyebab penyakit dengan CoVs yang hidup di beberapa jenis kelelawar.

  1. Nipah dan Hendra Virus

Virus Nipah dan Hendra adalah dua penyakit zoonosis dengan kemampuan menyebabkan penyakit ensefalitis dan pernapasan yang fatal pada manusia. Virus Nipah dan Hendra adalah virus RNA untai tunggal negatif sense dalam famili Paramyxoviridae, subfamili Paramyxovirinae.

“Terdapat kesamaan epidemiologi dari masing-masing kedua virus tersebut, seperti kelelawar buah Pteropus sebagai inang alami kedua virus tersebut. Baik untuk virus Hendra maupun Nipah, diduga kuda dan babi yang menjadi hospes perantara manusia telah terinfeksi melalui kontak tidak langsung dengan kelelawar pteropus endemik di wilayah tersebut, meskipun hal ini belum dibuktikan secara eksperimental,” paparnya.

  1. Marburg dan Ebola Virus

Virus Marburg dan Ebola dapat menyebabkan wabah demam berdarah besar dengan kasus kematian yang tinggi (80-90%) pada manusia dan kera besar. Terlepas dari penemuan virus ini hampir 40 tahun yang lalu, pencarian reservoir alami patogen mematikan ini tetap menjadi teka-teki meskipun banyak penelitian ekologis.

“Kami melaporkan penemuan virus Marburg pada spesies umum kelelawar buah (Rousettus aegyptiacus) di Gabon seperti yang ditunjukkan dengan menemukan RNA spesifik virus dan antibodi IgG pada individu kelelawar. Kelelawar positif virus Marburg ini mewakili hewan non-primata yang terinfeksi secara alami pertama yang diidentifikasi,” ujar Dokter Yuta.

Selain itu, tambahnya, ini adalah laporan pertama virus Marburg yang hadir di wilayah Afrika ini, sehingga memperluas jangkauan virus yang diketahui. Data ini menyiratkan bahwa lebih banyak daerah yang berisiko terhadap wabah MHF daripada yang disadari sebelumnya dan sesuai dengan laporan yang baru-baru ini diterbitkan dimana tiga spesies kelelawar buah terbukti menjadi reservoir virus Ebola.

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp