Berbagi Kisah Startup Riliv, Begini Cerita dari Alumni UNAIR

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Audrey Maximillian Herli sedang menjelaskan mengenai aplikasi Riliv kepada peserta Roadshow Gerakan Nasional 1000 STARTUP Digital. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Seorang Co-Founder startup yang bergerak di bidang kesehatan mental membagikan pengalamannya membangun startup dalam acara Gerakan Nasional 1000 STARTUP Digital. Ia tak lain dan tak bukan ialah Audrey Maximillian Herli, seorang alumni jurusan Sistem Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga angkatan 2011. Ia dan kakaknya, Audy Christopher Herli, telah membangun startup bernama Riliv.

Dalam acara Roadshow yang diadakan tanggal 28 Juli 2021 tersebut, lelaki yang memiliki nama panggilan Maxi tersebut menjelaskan tujuan dan hal yang melatarbelakangi dirinya dan tim untuk mengembangkan Riliv yang bergerak di bidang kesehatan mental.

“Depresi terjadi di manapun di belahan dunia termasuk di Indonesia sendiri ada jutaan orang yang memiliki permasalahan pribadi. Kemudian di masa pandemi Covid-19 juga orang-orang merasa cemas dan depresi bahkan menurut WHO sendiri setiap 40 detik 1 orang bunuh diri karena depresi,” ungkap Maxi mengawali sesi sharing-nya.

Depresi tersebut, sambung Maxi, terjadi karena tiga faktor utama. Diantaranya pelayanan akan kesehatan mental masih belum memadai, stigma negatif masyarakat terhadap kesehatan mental, serta pelayanan yang ada masih belum bisa dijangkau oleh beberapa kalangan di masyarakat.

“Oleh sebab itu kami membangun Riliv yang dapat membantu orang yang memiliki permasalahan pribadi bisa terhubung dengan psikolog profesional di mana pun dan kapan pun,” terangnya.  

Tidak hanya fitur konseling saja, imbuh Maxi, dalam aplikasi tersebut juga ada fitur untuk meditasi. Jadi pengguna bisa melakukan meditasi di mana pun dan kapan pun. Dengan tujuan agar tidak hanya memberi solusi kepada orang yang sudah memiliki masalah kesehatan mental, tapi dengan aplikasi tersebut mereka juga bisa mencegah gangguan kesehatan mental dengan melakukan meditasi dan mindfulness.

Maxi bercerita bahwa startup tersebut bukan startup pertama yang pernah ia coba, namun sempat terdapat beberapa kegagalan. Namun atas usahanya yang pantang menyerah, startup yang ia dan timnya kembangkan pada tahun 2015 tersebut berhasil menuai keberhasilan bahkan meraih penghargaan di kancah nasional maupun internasional.

Pada saat awal dikembangkan ia berada di masa semester akhir bangku perkuliahan. Ia berharap dengan kisah pengalamannya dapat memberi motivasi kepada mahasiswa lain terutama mahasiswa Universitas Airlangga untuk memulai langkah mereka dalam membangun startup mereka sendiri sedini mungkin.

“Saya berharap sekali temen-temen dari UNAIR dari ratusan mahasiswa disini saya yakin pasti salah satunya bisa jadi tokoh luar biasa. Saya yakin temen-temen dari UNAIR juga bisa dan sukses membangun suatu startup,” pungkasnya.

Penulis: Tyas Ratna Manggali

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp