Angkat Alternatif Terapi Kanker Mulut, Tim FKG UNAIR Sabet Juara 2 Literature Review

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Visilmi Kaffah Putri Ayna, Husniya Juwita Farha, serta Rizentya Salsabila saat mempresentasikan judul literature review mereka. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat para Ksatria Airlangga untuk terus mencetak prestasi. Semangat itulah yang membawa tiga mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga menyabet juara 2 lomba literature review nasional Udayana Dentistry Scientific Competition (UDSC) 2021. Mereka adalah Visilmi Kaffah Putri Ayna, Husniya Juwita Farha, serta Rizentya Salsabila.

Dalam kompetisi tersebut, tiga mahasiswi angkatan 2019 itu mengangkat judul ‘Potensi Kombinasi MicroRNA dan CUR-NLC melalui Inhibitor EGFR Signaling Pathway pada Terapi Penderita OSCC’. Judul itupun berhasil membawa ketiganya mengalahkan 14 kelompok dari universitas lain dalam presentasi yang dilakukan pada Sabtu (24/07/2021).

Mereka mengusung ide kreatif dan inovasi dengan mengkombinasikan microRNA yang merupakan gen penekan sel kanker. Bersama dengan CUR-NLC yang juga memiliki aktivitas antikanker dan bioavailabilitas baik melalui jalur penghambatan EGFR signaling pathway yang diharapkan dapat menekan Oral Squamous Cell Carcinomas (OSCC).

“OSCC sendiri merupakan kanker ganas epitel rongga mulut yang telah lama dikenal menjadi penyebab kematian yang cukup tinggi, namun dengan opsi terapi penyembuhan yang masih minim,” jelas Husniya, salah satu anggota kelompok.

Mewakili timnya, Husniya mengungkapkan bagaimana sebelum prestasi tersebut diraih, mereka bertiga pernah mengikuti lomba literature review lain namun belum berhasil lolos di babak final. “Makanya, kami mencoba ikut kembali dalam ajang lomba UDSC ini dan harapannya bisa membuahkan hasil yang terbaik,” ungkapnya.

Husniya menceritakan bagaimana mereka bertiga harus melakukan riset dan banyak membaca berbagai jurnal. Terlebih judul literature review yang mereka teliti tidak diberikan secara mendalam di perkuliahan.

Beruntung, ketiganya mendapat bimbingan dari dosen FKG UNAIR Dr. Anis Irmawati, drg., M.Kes serta mahasiswa klinik FKG Ucy Nur Hamida. Apalagi ini adalah pengalaman pertama mereka berkompetisi di babak final literature review. Melalui bantuan tersebut, mereka didampingi untuk meramu abstrak, riset, presentasi final, hingga video presentasi.

Meski mendapat banyak bantuan, tidak dapat dielak bahwa Husniya dan kawan-kawan sempat mengalami tantangan berat untuk merampungkan dan memenangkan kompetisi tersebut. Salah satunya saat panitia mengharuskan setiap tim untuk mengirimkan video sebagai presentasi di tahap final.

“Videonya itu harus satu take, makanya saat kita sekali salah bicara, kita harus take ulang. Butuh waktu dua hari dan 13 video presentasi untuk akhirnya mendapat hasil terbaik,” imbuhnya.

Namun keringat dan kerja keras Husniya, Visilmi, dan Rizentya akhirnya terbayar lunas. Apalagi ketiganya menjadi keinginan membanggakan orang tua dan almamater sebagai motivasi utama.

Pada sisi lain, mereka pun berharap agar mahasiswa-mahasiswa lain ke depannya dapat meraih prestasi yang sama. “Manfaatkan waktu sebaik mungkin, jangan takut mencoba hal baru, jalani semua dengan maksimal tanpa tergesa-gesa, dan bertawakkal. Hasil yang didapatkan pasti akan semaksimal usaha yang kita lakukan,” tandasnya.(*)

Penulis: Intang Arifia

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp