Stabilitas dan Keamanan Sediaan Spray Gel Kitosan – Aloe Vera

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Halodoc

Kitosan merupakan salah satu bahan yang berpotensi dalam wound dressing (pembalut luka) serta kemampuannya untuk memproduksi film seperti hidrogel yang penting sebagai pembalut. Kitosan memiliki biokompatibilitas dan biodegradabilitas yang baik, sehingga banyak digunakan dalam aplikasi biomedik dan farmasi salah satunya adalah wound healing (penyembuhan luka). Untuk meningkatkan efektivitas penyembuhan luka, kitosan dapat dikombinasi dengan bahan yang memiliki efek antibakteri, antiinflamasi dan growth factors. Salah satu bahan alam yang memiliki efek antiinflamasi dan antibakteri adalah Aloe vera. Baik Aloe vera dalam sediaan gel topikal maupun oral telah terbukti secara signifikan merangsang sintesis kolagen pada luka kulit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi antara kitosan dengan Aloe vera dalam bentuk sediaan spray geldapat mempercepat proses penyembuhan luka pada tikus jantan galur Wistar.

Spray gel merupakan salah satu bentuk pengembangan sediaan gel sebagai penyembuhan luka. Bentuk sediaan tersebut memiliki kelebihan yaitu mengurangi kemungkinan terjadinya kontaminasi atau infeksi dan trauma pada pasien karena sediaan dapat langsung dihantarkan ke luka tanpa melalui kontak dengan kapas swab atau tangan. Selain itu, sediaan topikal dengan teknik semprot lebih diminati dibandingkan dengan yang dioleskan, terutama untuk luka terbuka di kulit. Pengembangan  sediaan spray gel kitosan (0,5 %) – Aloe vera (1%) diketahui dapat mempercepat penyembuhan luka dengan deskripsi klinis yang baik.

Suatu sediaan farmasi harus memenuhi persyaratan keamanan, efikasi dan stabilitas. Sediaan farmasi dikatakan stabil apabila selama periode penyimpanan dan penggunaan, sifat dan karakteristiknya sama dengan pada saat awal dibuat. Parameter keamanan yang perlu diperhatikan pada pemberian sediaan topikal adalah kemungkinan timbulnya iritasi pada saat sediaan tersebut diaplikasikan

Stabilitas suatu sediaan dapat dipengaruhi oleh stabilitas bahan aktif, interaksi bahan aktif dengan eksipien, proses pembuatan, proses pengemasan dan kondisi lingkungan selama pengiriman maupun penyimpanan. Uji stabilitas dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap kualitas produk, menentukan kondisi penyimpanan yang sesuai, dan menentukan instruksi penyimpanan pada label produk.  Uji stabilitas dapat dilakukan pada kondisi real time dan dipercepat. Pada uji stabilitas dipercepat, produk disimpan dalam kondisi stres sehingga laju perubahan fisik akan meningkat. Uji stabilitas dipercepat merupakan cara cepat dan reliabel untuk membandingkan formula yang berbeda dan melakukan seleksi formula berdasarkan stabilitas secara fisik. Data uji stabilitas dipercepat dapat digunakan untuk mengevaluasi efek yang mungkin terjadi selama distribusi sediaan. Uji stabilitas lain untuk melihat stabilitas fisik spray gel dapat dilakukan dengan metode cycling test dan uji sentrifugasi.

Selain stabil, suatu sediaan farmasi harus memenuhi kriteria efektif dan aman. Parameter keamanan yang perlu diperhatikan pada pemberian sediaan topikal adalah kemungkinan timbulnya iritasi pada saat sediaan tersebut diaplikasikan.  Iritasi merupakan reaksi yang timbul secara langsung pada pemakaian pertama sediaan karena salah satu atau lebih bahan yang dikandungnya bersifat mengiritasi. Iritasi bergantung pada beragam faktor diantaranya lama kontak dengan kulit, lokasi pemakaian, dan pH. Uji iritasi akut dermal dilakukan untuk menentukan adanya efek iritasi pada kulit serta untuk menilai dan mengevaluasi karakteristik sediaan apabila terpapar pada kulit. Uji iritasi dilakukan secara in vivo dengan metode Draize Rabbit Test pada hewan kelincialbino.

Untuk mengetahui stabilitas dan keamanan  sediaan spray gel kitosan-Aloe vera, dilakukan uji stabilitas meliputi organoleptis, viskositas, dan pHdengan metode thermal cycling dan uji sentrifugasi. Sedangkan uji keamanan dilakukan dengan uji iritasi akut dermal dengan metode Draize Rabbit Test pada hewan kelincialbino kemudian ditentukan indeks iritasi primer sediaan. Karakteristik sediaan spray gel kitosan-Aloe vera adalah  berwarna kuning pucat, jernih, serta memiliki bau Aloe vera kuat. Sediaan mempunyai viskositas sebesar 36,50 ± 0,23 cps ; pH 4,88 ± 0,01 ; dan daya sebar sebesar 3,83 ± 0,29 cm; serta waktu mengering sebesar 40,00 ±  5,77 menit. Uji stabilitas sediaan spray gel kitosan-Aloe vera dengan metode sentrifugasi menunjukkan bahwa viskositas sediaan stabil (tidak berubah). pH dan organoleptis sediaan juga tidak mengalami perubahan pada uji thermal cycling dan sentifugasi . Untuk mengetahui potensi terjadinya iritasi pada penggunaan sediaan spray gel, dilakukan uji iritasi akut dermal pada kelinci albino dengan metode Draize Rabbit Test. Berdasarkan skoring dan analisis terhadap reaksi iritasi pada Indeks Iritasi Primer (IIP) yang ditimbulkan pada kulit kelinci, dapat disimpulkan bahwa iritasi yang ditimbulkan oleh sediaan spray gel kitosan-Aloe vera termasuk dalam kategori iritasi ringan.

Dari studi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa walaupun terjadi perubahan karakteristik fisik spray gel kitosan – Aloe vera setelah dilakukan uji stabilitas dengan metode thermal cycling dan uji sentrifugasi, sediaan tersebut masih memenuhi syarat sebagai spray gel yang baik dalam dalam hal viskositas dan pH. Demikian juga terkait aspek keamanan, sediaan spray gel kitosan-Aloe vera tidak menyebabkan iritasi berarti/kategori ringan.

Penulis: Dini Retnowati, Retno Sari*, Esti Hendradi and Septiani Septiani

Link jurnal: The stability and irritability study of the chitosan–Aloe vera spray gel as wound healing https://www.degruyter.com/document/doi/10.1515/jbcpp-2020-0407/html

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp