Kenali Tiga Kuman Penyebab Sepsis Neonatorum di Ruang Perawatan Intensif Neonatus Tersier di Surabaya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by SehatQ

Sepsis neonatorum merupakan penyebab ketiga kematian neonatus di dunia. Meskipun angka kematian neonatus telah menurun dari 36,6% (35,5-37,8%) pada tahun 1990 menjadi 18% (17-19%) kematian per 1000 kelahiran hidup, the Sustainable Development Goals (SDGs) tetap menetapkan bahwa semua negara harus mengurangi angka kematian neonatal (NMR) menjadi 12 kematian per 1000 kelahiran hidup atau kurang pada tahun 2030. Sepsis neonatorum merupakan sindrom klinis yang terjadi pada bayi pada bulan pertama yang ditandai dengan infeksi sistemik dan bakteremia.

Kultur darah merupakan pemeriksaan baku emas untuk diagnosis sepsis neonatorum. Adanya isolasi patogen pada pemeriksaan kultur darah atau pemeriksaan PCR positif pada neonatus dengan gehala klinis sepsis neonatorum dikategorikan sebagai sepsis neonatorum yang terbukti secara kultur. Pola patogen penyebab sepsis neonatorum berbeda di banyak negara sesuai dengan pola mikroba lokal dan onset sepsis neonatorum.

Penelitian ini dilakukan pada seluruh neonatus yang lahir di RSUD Dr. Soetomo dan dirawat di ruang perawatan intensif neonatus (NICU/ neonatal intensive care unit) dengan kecurigaan sepsis neonatorum pada bulan April – Spetember 2019 dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang profil hematologi dan mikrobiologi dari sepsis neonatorum yang terbukti secara kultur di ruang perawatan intensif neonatus tersier di Indonesia. Kriteria diagnostik untuk suspek sepsis neonatorum yang digunakan pada penelitian ini adalah berdasarkan definisi infeksi aliran darah pada bayi baru lahir oleh Haque pada tahun 2005. Sepsis neonatorum diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan onset terjadinya, yaitu sepsis neonatal awitan dini (EONS/ early-onset neonatal sepsis) yang terjadi dalam 72 jam pertama dan sepsis neonatal awotan lambat (LONS/ late-onset neonatal sepsis) yang terjadi setelah usia 72 jam.

Sebanyak 492 neonatus lahir dan dirawat di NICU pada periode penelitian ini dan didapatkan sebesar 104 neonatus memenuhi kriteria diagnostik untuk suspek sepsis neonatorum. Sebanyak 52/104 (50%) patogen teridentifikasi dari kultur darah pada suspel sepsis neonatorum. Angka kejadian sepsis neonatorum yang terbukti secara kultur dalam penelitian ini adalah 10,6% dari total admisi NICU. Sepsis neonatal awitan lambat (LONS) yang terbukti dengan kultur dilaporkan sebanyak 39/52 (75%) dari semua kultur darah positif. Sebesar 67,3% neonatus dilahirkan secara sectio caesaria. Median berat lahir dan usia kehamilan pada penelitian ini adalah 1500 (1250-1800) gram dan 33 (31,5-34) minggu.

Anemia dan trombositopenia adalah dua profil hematologi abnormal yang paling banyak ditemukan pada penelitian ini. Tiga puluh dua (61,5%) neonatus mengalami anemia. Neonatus dengan LONS yang terbukti dengan kultur secara signifikan memiliki kadar hemoglobin yang lebih rendah daripada EONS yang terbukti dengan kultur. Hanya 15,4% (8/52) sepsis neonatorum yang terbukti dengan kultur memiliki jumlah leukosit yang abnormal yaitu semua neonatus dengan leukopenia dan tidak ada neonatus dengan leukositosis. Trombositopenia dan CRP tinggi diamati pada 75% (39/52) dan 38,5% (20/52) sepsis neonatus yang terbukti secara kultur.

Patogen diisolasi sebanyak 52 neonatus dari kultur darah. Menurut pewarnaan gram, bakteri gram negatif bertanggung jawab atas 75% sepsis neonatorum yang terbukti dengan kultur (76,9% EONS dan 74,4% LONS). Coagulase negative staphylococci (CoNS) mendominasi bakteri gram positif, sedangkan Klebsiella spp. mendominasi bakteri gram negatif sebagai penyebab sepsis neonatorum yang terbukti secara kultur dalam penelitian ini. Lebih dari 50% patogen gram negatif yang diisolasi dan diidentifikasi dalam penelitian ini adalah Klebsiella spp. dan hampir 90% adalah Klebsiella pneumoniae. Hanya ada satu bakteri K. pneumoniae yang tidak menghasilkan extended spectrum beta lactamase (ESBL). Tiga patogen terbanyak  pada sepsis neonatorum yang dibuktikan dengan kultur dalam penelitian ini adalah K. pneumoniae, CoNS dan Enterobacter cloacae.

Dengan demikian, sepsis neonatorum yang dibuktikan dengan kultur sebagian besar terjadi pada neonatus prematur dan bayi berat lahir rendah. Penelitian ini menunjukkan bahwa sepsis neonatorum onset lambat (LONS) lebih banyak didapatkan. Anemia dan trombositopenia adalah kelainan hematologi yang paling umum. Trombositopenia berat diamati pada 72% neonatus trombositopenia. Patogen terisolasi didominasi oleh bakteri gram negatif dibandingkan bakteri gram positif pada semua sepsis neonatorum yang terbukti dengan kultur baik EONS maupun LONS. Klebsiella pneumoniae merupakan patogen yang paling banyak diidentifikasi sebagai penyebab sepsis neonatorum dalam penelitian ini, diikuti oleh CoNS dan Enterobacter cloacae. Patogen penyebab yang menyebabkan sepsis neonatorum sangat bergantung pada pola mikroba lokal.

Penulis: Dr. Martono Tri Utomo, SpA(K)

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://ijm.tums.ac.ir/index.php/ijm/article/view/2923

Utomo M, Sumitro K, Etika R, Widodo A. Current-proven neonatal sepsis in Indonesian tertiary neonatal intensive care unit: a hematological and microbiological profile. Iran J Microbiol. 13(3):266-273.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp