Analisis Pemprov Jawa Timur terhadap Perekonomian dan UMKM Selama Pandemi COVID-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dr. Emil Elestianto Dardak hadir sebagai narasumber dalam Webinar Amal Nasional Sapa Desa 2021. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dr. Emil Elestianto Dardak hadir sebagai narasumber dalam Webinar Amal Nasional Sapa Desa 2021, kegiatan pengabdian masyarakat yang diadakan oleh Kementerian Sosial Kemasyarakatan BEM FISIP UNAIR. Webinar ini digelar pada Minggu siang (25/7/2021). Tema yang dieksplor dalam webinar tersebut adalah pemberdayaan ekonomi kreatif desa selama pandemi COVID-19 melalui optimalisasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Pemaparan yang diberikan oleh Emil adalah terkait analisis data aspek perekonomian dan sektor UMKM Jawa Timur. Ia menjelaskan bahwa koperasi dan UMKM merupakan tulang punggung utama dalam perekonomian Jawa Timur, karena sektor tersebut berkontribusi sebesar 57,25% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur.

“Untuk itu optimalisasi UMKM selama masa pandemi yang tentunya berdampak masif pada ekonomi itu penting. Kontraksi perekonomian Jawa Timur selama pandemi adalah sebesar -2,39%. Tentu angka itu tidak parah karena faktor bahwa sektor industri pengolahan yang merupakan kontributor terbesar PDRB adalah industri makanan dan minuman, dimana dalam sektor tersebut pasti banyak pelaku UMKM-nya. Selama pandemi, demand dalam sektor industri tersebut mengalami peningkatan,” papar mantan Bupati Trenggalek itu.

Pada triwulan pertama 2021, Pemprov Jatim mencatat bahwa 97,03% dari jumlah industri di Jawa Timur adalah industri kecil, dengan jumlah industri menengah adalah 2,82% dari total 821.236 unit usaha. Data ini semakin ditekankan oleh Emil bahwa penting untuk melihat usaha potensial yang dapat berkembang selama pandemi agar UMKM, yang merupakan tulang punggung perekonomian Jawa Timur, tidak koleps.

“Industri potensial adalah pertanian, perikanan, dan kehutanan, makanan dan minuman, serta informasi dan komunikasi. Sektor ini merupakan penyumbang PDRB terbesar dalam sektor industri. Peran UMKM dapat dihadirkan sebagai distributor, pengolahan produk mentah, dan masih banyak lagi,” tutur alumni Ritsumeikan Asia Pacific University itu.

Dalam konteks desa, tentu potensi UMKM menurut Emil hadir melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Terdapat lebih dari 6000 BUMDes di Jawa Timur, dengan hampir 1000 BUMDes telah terkategorisasi sebagai BUMDes maju. Emil menjelaskan bahwa Pemprov Jatim telah mencanangkan program-program pemberdayaan BUMDes dalam rangka mempertahankan dan optimalisasi perekonomian kreatif di desa. Beberapa program itu adalah Klinik BUMDes, potensi kerjasama dengan BUMN dan startup, pembinaan UMKM paripurna, dan Millenial Job Center (MJC).

“Sinergitas dengan perusahaan besar ini krusial dalam memberdayakan dan mengedukasi pelaku UMKM agar paham terkait pengelolaan UMKM di era digital. Optimalisasi ini mulai dari pelatihan, fasilitas pemasaran daring, fasilitasi jasa pelayanan pembayaran, hingga fasilitas pengiriman barang. Jadi penting untuk dibenahi dan dibina sektor UMKM dari hulu hingga hilir,” tutupnya.

Penulis: Pradnya Wicaksana

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp